♪26♪

1.3K 101 3
                                    

Pagi ini Hyungi dan Jovanka sudah berada di Aula. Untuk mengajar. Ya hari pertama sekolah di tambah pleh sibuk nya MPLS atau mos.

"Ah... Capek" Keluh Jovanka saat kembali ke kelas.

"Nih minum" Aiden datang membawa dua botol air.

"Thanks" Jovanka tersenyum.

"Kamu sih. Sok sokan jadi osis, untung aku bukan osis, haha mana jadi Waktos lagi" Ejek Aiden.

"Jahat, situ aja ketua pimpinan Basket, lebih capek" Balas Jovanka.

"Ga... Basket mah menyenangkan, nanti barangkali skil ku jadi kayak Suga kan keren" Jovanka merotasikan mata nya malas.

"Iya in"

"Jov!" Seru Hyungi.

"Iya?" Tanya Jovanka.

"Di cari ketos" Jawab Hyungi

"Otw" Jovanka memakai Almamater nya lagi dan pergi meninggalkan Aiden yang sedang bermain Handphone itu.

"Yah ditinggal again" Protes Aiden saat melihat Jovanka pergi.

-

"Paan?!" Seru Jovanka Jutek. Karena ketos nya adalah Rival nya dari kecil.

"Aelah neng galak bet? Pelan dikit bisa ga? Waktos juga" Protes lelaki itu.

"Udah jangan banyak omong! Apaan?" Tanya Jovanka lagi.

"Iya iya, itu ke Gudang cari barang buat itu tuh apaan sih! Buat masa mpls" Jawab lelaki itu. Ya lelaki itu bernama Bintang.

"Iye" Jovanka pergi meninggalkan bintang dia pergi ke gudang untuk mencari barang itu ya kayak apaan sih! Lupa kan Author nya naaah inget. Name Tag. Ih satu barang aja yaah lupa dasar.

Abaikan ok?

Jovanka berkeliling Gudang itu, dia mencari Name tag itu, menggunakan Senter karena lampu Gudang itu tidak nyala mungkin karena Putus kali kabel nya.

"Nah ketemu" Gumam Jovanka, dia mengambil Name tag itu...

Kreekk

Jovanka mencari sumber suara itu, dia melihat sekeliling sambil menyorotkan barang disitu.

Kreekk

Jovanka melihat ke atas meja gantung di atas kepala nya. Ya meja itu.

Jovanka ingin berlari namun tali sepatu nya menyangkut di salah satu paku. Jovanka menarik tali sepatu nya itu...

Bruk

Sreet

Jovanka memejamkan mata nya

Apa aku sudah mati? Batin Jovanka.

"Jov, kamu gapapakan?" Jovanka membuka mata nya, dan mendapati wajah Alvaro.

"Aku, ga aku ga papa" Jawab Jovanka, dia melihat kaki nya. Ya tali sepatu itu masih menyangkut di paku itu. Tanda nya kaki Jovanka tertindih oleh kayu kayu itu.

"Aw" Jovanka memegangi kaki nya.

"Kamu kenapa? Gapapa kan? Siapa yang nyuruh kamu ke sini?" Tanya Alvaro panik sambil menyingkirkan kayu-kayu di kaki Jovanka.

"Aku di suruh ngambil Name tag sama ketos" Jawab Jovanka. Dia berusaha bangun, namun kaki nya sungguh sakit, jadi tidak sanggup untuk bangun.

"Aku gendong yah" Alvaro mengangkat Jovanka di punggung nya sambil berjalan ke luar Gudang itu.

"Alvar?" Alvaro langsung menoleh ke samping nya. Dia mendongak untuk melihat wajah lelaki itu.

Siapa sih? Tokoh tertinggi di cerita ini? Tau kan?

"Jovanka kenapa?" Tanya Aiden.

"Tadi ketiban balok kayu di gudang, udah ah berat iniiii!!!!" Alvaro melesat meninggalkan Aiden.

"Ga niat bantu emang" Protes Aiden.

-

"Varo, maaf ya ngerepotin" Alvaro tengah mengobati luka di tumit Jovanka

"Ih santai aja kali" Jawan Alvaro

"Makasih" Senyum Jovanka mengembang.

"Jovan, aku tinggal yah, tadi aku ke gudang tuh mau nyari Bola basket, malah ngeliat kamu gitu, ini nametag nya aku kasiin ya ke Bintang, aku pergi dulu ya" Alvaro mengambil Nametag Yang ada di nakas samping kasur Jovanka.

"Iya"

Alvaro pergi meninggalkan Jovanka sendirian di uks.

"Dek, kamu ga papa kan?" Tanya Seokjin

"Gwaenchanha" Jawab Jovanka sambil tersenyum.

"Ada yang sakit, abang boleh liat kaki kamu?" Tanya Seokjin lagi.

"Liat aja, gak luka kok, cuma keseleo doank"

Seokjin memijit tumin Jovanka, Jovanka tentu meringis kesakitan.

"Sakit?" Tanya Seokjin, Jovanka mengangguk.

"Tahan" Jovanka mengigit bibir nya, ok dia menganggap ini adalah Fans cervice.

Walaupun Jovanka tahu tidak ada yang bisa melihat, tapu tetap dia menganggap itu.

Seokjin tersenyum ke arah Jovanka yang tengah melamun menatap nya.

"Jangan melamun" Jovanka menerjapkan mata nya terkejut karena ucapan Seokjin.

"I-iya" Jawab Jovanka

"Masih sakit ga?" Tanya Seokjin. Jovanka mengangkat kaki nya, hei rasa sakit nya hilang begitu saja, Jovanka melihat ke arah Seokjin penuh tanda tanya.

"Udah nggak" Jawab Jovanka, Seokjin tersenyum. Dia mengangguk, lalu menggeser duduk nya, dia mengambil Handphone yang sama dengan nya. Biru warna biru.

Seokjin membuka kamera dan Selfie dengan Jovanka.

"Ga masalahkan kalo foto kamu Aku simpan di gallery ku?" Tanya Seokjin, Jovanla tersenyum dan mengangguk.

"Okay"

Jovanka dan Seokjin tersenyum. Foto itu sudah banyak di Gallery Seokjin.

"Aku mau ke ruang kelas aja bang, istirahat di sana aja, bosen di sini, ikut ga?" Tanya Jovanka yang tengaj turun dari Kasur UKS.

"Iya ngikut aja di belakang kamu" Jawab Seokjin.

-

"Jovan? Kaki kamu ga papa?" Tanya Hyungi panik.

"Ga, santai kali, muka mu kalo panik lucu kayak sapi, eh salah kayak kucing" Jawab Jovanka, dan di balas suara ketawa oleh Aiden dan Alvaro.

"Aku ga kayak sapi yaa!!!" Protes Hyungi.

"Iya Hyungi terserah"

Jovanka berjalan ke arah Meja nya di pojok belakang dekat jendela, di ikuti oleh, Seokjin di belakang nya.

Jovanka mengambil Buku Note yang di berikan oleh Jungkook

Dia mulai menggoreskan tinta di kertas kosong itu, dia tersenyum, saat menuliskan Semua kata itu.

Seokjin memperhatikan apa yang di tulis Jovanka, dia pun ikut tersenyum, Dia mulai bernyanyi, Jovanka awal nya terkejut, dia menoleh ke arah Seokjin lalu tersenyum. Ternyata di balik sifat konyol Seokjin yang terkadang lupa Umur, ada sisi penyayang di balik nya.

-TBC-

the struggle you're in today Is Developing the strength you need for tomorrow
-kim Seokjin-

-04.desember.1992 kim Seokjin birthday-

7 Shadow Brother (Revisi) Where stories live. Discover now