Aku mengerjap bingung. Jimin Hyung terkekeh.

"Aku baru putus. Ayo, kita pulang." Dia berjalan mendahuluiku sedangkan aku hanya bisa melongo. Semudah itukah dia putus dengan kekasihnya? Bahkan dia tidak terlihat sedih sama sekali.

*

*

*

Aku dan Jimin Hyung berakhir dengan mendaratkan pantat di sofa tempat latihan. Aku belum ingin pulang karena di rumah pasti hanya ada si nenek lampir. Aku juga sedang tidak ingin ke JJ. Maka aku meminta Jimin Hyung untuk mengantar ke tempat latihan dan kebetulan dia juga sedang ingin ke tempat latihan. Saat kami datang ternyata sudah ada Hoseok Hyung di kamar, sedang tidur nyenyak.

"Hyung, kau tidak merasa bersalah pada pacarmu?"

"Mantan, oke? Mantan. Tidak, aku sama sekali tidak merasa bersalah."

"Eyy, kau kejam sekali."

"Salah sendiri dia mau. Sejak awal menjalin hubungan, aku sudah bilang padanya kalau aku tidak akan serius dengannya."

"Dan dia mau?" Tanyaku polos karena aku memang polos. Haha.

Jimin Hyung mengangguk.

"Aish Hyung, kau benar-benar jahat. Bagaimana kalau mantanmu itu patah hati? Kemudian dia menangis tersedu-sedu dan kemudian ... Bunuh diri?" Aku merinding sendiri saat membayangkannya. "Kau tidak takut?"

Jimin Hyung terkekeh, padahal aku tidak sedang melucu. "Kau ini ada-ada saja, Tidak mungkin dia sampai bunuh diri. Kalau menangis mungkin masih bisa terjadi. Namun kalau sampai bunuh diri, sepertinya tidak. Lagi pula aku tidak sembarangan dalam memperlakukan perempuan."

"Tidak sembarangan bagaimana? Kau mencampakkannya Hyung." Jimin Hyung benar-benar keterlaluan.

"Aish kau ini tidak tahu apa yang terjadi, jadi diam saja."

"Tidak bisa Hyung. Kau harus menghentikan kebiasaanmu yang suka mempermainkan perempuan itu."

Dapat kulihat Jimin Hyung mengerjap beberapa kali. "Kau ini bicara apa sih? Mempermainkan perempuan bagaimana maksudmu?"

Jimin Hyung benar-benar menyebalkan. Dia pura-pura tidak paham dengan perkataanku.

"Berhentilah menjadi player. Kau harus mulai menata hidupmu Hyung."

Kali ini dia melongo, sesaat kemudian dia bertepuk tangan sambil menunjukkan wajah penuh rasa bangga. "Whoa daebak, aku mendapat saran dari anak kecil."

"Aish Hyung!" Aku kesal dibuatnya. Seenaknya dia mengataiku anak kecil padahal dia sendiri tak lebih besar dariku.

Aku ini sedang serius tapi dia seolah hanya sedang bermain-main. Aku berkata seperti tadi untuk kebaikannya. Kenapa dia tidak menghargaiku sama sekali sih? Menyebalkan.

Jimin Hyung tertawa saat melihatku yang sedang kesal ini.

"Eiii ada apa ini? Kenapa berisik sekali?" Rupanya Hoseok Hyung sudah bangun.

"Hyung, lihatlah kelakuan Jimin Hyung. Dia baru saja mencampakkan pacarnya." Lebih baik aku mengadu pada Hoseok Hyung. Dia lebih bijak daripada Jimin Hyung.

"Bukankah sudah biasa?" Hoseok Hyung bergabung bersama kami di ruang tengah.

"Hyung, Jungkook ini sangat lucu. Dia baru saja menasihatiku." Tak habis-habis Jimin Hyung menertawakanku.

Love Is Not Over ✔Where stories live. Discover now