Milk | 2

1K 53 10
                                    

Warning ⚠️ Eza (baca : Dirga)

**

Diandra berlari ke arah gerbang sekolahnya yang perlahan ditutup oleh pak Maman, satpam sekolah.

"Paaakkk ... tungguu dong jangan ditutup!" teriak Diandra.

"Astaga Neng Diandra lagi, baru juga naik kelas XI," keluh Pak Maman.

"Pak, please ... bukaiin yaaah, sekaliiii aja Pak. Pelajaran Bu Masnah nih saya, kalau telat bisa di omelin," rengek Diandra.

"Aduh, Neng maaf yaah, Bapak gak bisa bantu kali ini." Pak Maman lakas pergi kembali ke pos jaganya.

"Paakk, please ... sekalii aja. Diandra beliin cireng deh nanti, atau bakso ... atau ketoprak? Pak Maman mau makan apa Diandra beliin deh, please bukaiin yaaahh."

Tidak ada tanggapan apapun dari pak Maman, bahkan satpam sekolah itu tidak memunculkan batang hidungnya sama sekali.

"Mampus gue ... mampus. Kena ceramah lagi sama Kak Bian nih di rumah."

Diandra berjongkok di luar gerbang. Berharap ada keajaiban yang membuatnya bisa masuk ke sekolah.

"Lo telat?" Diandra mendongak menatap seseorang yang bertanya padanya.

"Telat?" ulangnya lagi.

Diandra mengangguk lemah.

"Mau masuk kelas gak?" tanyanya.

Mata Diandra membulat, gadis itu langsung berdiri dan tersenyum senang. "Mau banget!"

Orang itu tersenyum sambil menarik tangan Diandra. "Ikut gue!"

"Mau kemana?" tanya Diandra.

"Ke jalur belakang," jawab orang itu singkat.

Setelah sampai di sebuah dinding yang penuh rumput, orang itu berjongkok membuat Diandra mengerutkan keningnya.

"Lo ngapain?"

"Naik," jawabnya.

"Hah?!"

"Naik sini," titahnya sambil menepuk kedua bahunya, "lo mau masuk kelas, kan?"

Diandra tampak bergeming, ragu-ragu.

"Mau masuk, gak? Kalau enggak, gue tinggal nih," ucapnya.

"Eeehh, mau. Gue mau masuk," balas Diandra.

Gadis itu melepaskan jaket kuning miliknya lalu memberikannya pada laki-laki di hadapannya itu.

"Pake jaket gue, biar seragam lo gak kotor," ucap Diandra.

Laki-laki itu menerima jaket Diandra, namun masih enggan untuk menggunakannya.

"Buruan. Kataya lo buru-buru juga?!"

Laki-laki itu segera mengenakan jaket Diandra lalu kembali berjongkok.

"Jangan ngintip yaa," ucap Diandra.

"Iya."

"Beneran, jangan ngintip!"

"Iyaa."

"Beneran loh, limited soalnya ... buat Eza doang!"

Laki-laki itu menghela napasnya, "IYA."

Diandra tersenyum hingga kedua matanya membentuk garis lurus. Lalu ia mulai memanjat dinding itu dengan bantuan bahu laki-laki yang sedang bersamanya.

Choco milkWhere stories live. Discover now