Part 16-bukan aku?

705 38 1
                                    

                              ***
Keesokan pagi sebelum berangkat menuju kampus, Chanyeol memandang cermin berukuran besar. Di mana dirinya sudah rapih dengan style ala Chanyeol berupa jaket kulit hitam, dengan bagian dalam kaos oblong dan celana lepis yang robek di kedua sisi bagian dengkul serta rambut hitam yang menutupi keningnya. Lalu, sesuatu muncul dalam pikirannya.

“Jodoh, adalah cerminan diri kita. Jika kita baik, maka akan dapat jodoh yang baik pula, begitu sebaliknya.”

Kalimat itu ia ingat karena kemarin sudah membacanya di update story sebuah akun islam di instagram. Lalu, Chanyeol mendekatkan tubuhnya, terutama wajah dan memegangi kedua pipinya dan sedikit merapihkan rambut. Chanyeol merasa bahwa penampilannya kurang rapih alias urakan. Kemudian Chanyeol membuka lemari pakaian dan mencari pakaian yang pantas dan menarik yang ia gantung dalam lemari. Chanyeol mengambil 2 kemeja. Yang satu berwarna abu-abu polos, dan yang satu lagi berwarna biru tua polkadot. Lalu ia bercermin kembali dan memantaskannya sendiri dengan mencobanya satu per satu beserta celana jeans hitam dengan style yang tidak robek di bagian dengkul.

Pertama, kemeja abu-abu. Chanyeol berdiri di depan cermin, menghadap ke arah kiri maupun kanan, seakan ia sedang melakukan pemotretan majalah. Di rasa kurang cocok, ia ganti dengan kemeja biru tua polkadot yang dimasukan dan memantaskannya dengan bergaya yang sama seperti sebelumnya. Di rasa sudah cocok, Chanyeol tersenyum lebar atas kepuasan dirinya. Tak sampai di situ, Chanyeol menyemir rambutnya agar terlihat rapih dengan membuat poni rambutnya ke atas, dan membiarkan keningnya terlihat. Dan sekarang, ia sudah terlihat seperti anggota boyband korea dengan style yang lebih fresh, rapih dan menambah kesan maskulin pada dirinya.

Sesampainya di kampus, Chanyeol berjalan dari tempat parkir sepeda motor yang berada di belakang gedung fakultasnya sembari membaca sebuah buku motivasi islami. Sepanjang Chanyeol berjalan, ia tak menyadari bahwa sudah menjadi pusat perhatian wanita yang melihatnya. Setiap wanita melihatnya, langsung mengalihkan fokus mereka ke Chanyeol tanpa berkedip. Begitu juga pada saat Chanyeol bekerja part time pertama kali di The Rainbow, hari itu juga pengunjung yang datang sangat ramai melebihi jumlah terbanyak pengunjung sebelumnya karena ketampanan Chanyeol yang menjadi pelayan di meja kasir.

Malamnya, Chanyeol berusaha untuk menghafal surah pendek untuk di setor ke murrobinya. Setiap minggu ke depan, dirinya di minta secara sukarela untuk menyetor hafalan. Dan tanpa paksaan apapun, Chanyeol menyetujuinya. Chanyeol menghafal dengan melihat dalam bahasa latin dalam handphone karena dirinya belum begitu lancar membaca al-qur’an. Namun, bukan berarti Chanyeol pasrah karena tidak membaca al-qur’an dengan benar, karena sudah ada tekad kuat yang tumbuh dalam dirinya untuk memperbaiki bacaan al-qur’an setiap selesai halaqah.

Baru beberapa menit Chanyeol menghafal, tiba-tiba dirinya teringat akan pesan dari murrobinya, Bilal tadi sore.

“Bang, kalau aku berpakaian rapih kaya gini setiap hari, apa nanti jodohku itu juga ikut berpakaian rapih juga?”

“Maksud kamu?” Bilal masih belum mencerna kalimat Chanyeol.

“Maksud aku, kan jodoh itu cerminan diri kita. Nah, kalau kita baik maka jodoh kita akan baik, begitu juga sebaliknya. Ya, aku ga mau lah nanti jodohku itu tampilannya berantakan, begitu juga sikapnya. Makanya aku ngerubah pakaian dan berusaha berubah jadi baik,” jelasnya.

“Jadi, kamu berubah karena manusia yeol?” tanya Bilal serius. “Bukan karena Allah?”

SKAK!

Chanyeol mendadak kaku. Hati dan pikirannya menyatu riuh, seakan sudah di ujung tombak. Kalimat yang di lontarkan Bilal, membuka hati dan pikirannya menjadi takut karena Allah.

“Be-berarti se-selama ini …” Chanyeol miris dengan dirinya sendiri hingga tak sanggup melanjutkan perkataannya. Ia menunduk, meremas rambut maskulinnya yang rapih di kedua sisi dengan perasaan menyesal.

CINTA FISABILILLAH [TAMAT] ✅Where stories live. Discover now