deg
Sengap. Itulah respon yang mengendalikan Taehyung pada awalnya. Bahkan mulut berulang kali terbuka ingin mengutarakan sesuatu tapi gagal tatkala ucapannya terasa harus diralat.
"Asal kau tahu jika aku sendiri belum cukup lama menempat di SMA ini, bahkan aku masih bisa disimpulkan cukup baru disini. Jadi Maaf aku tak bisa mengutarakan jawaban sesuai keinginanmu."
Sinb menghelakan nafas beratnya. Matanya menatap layu ke arah tanah menyiratkan pelbagai rasa tak ampuh ketika pikirannya mulai memikirkan Eunha.
"Memang apa tindakan yang akan kau perbuat setelah mengetahui siapa pelakunya."
"Aku... mahu dirinya lenyap dari bumi ini" Taehyung dibuat tersentak dengan kalimat Sinb. Tak mungkin!! apa ini sebuah petanda dirinya akan kehilangan teman untuk kali kedua.
"Tapi mungkin itu sudah keterlaluan, setidaknya dia menerima pembalasan yang setimpal dengan kesalahan fatal yang sudah ia perbuat, lebih tepat merasakan bagaimana perihnya kehilangan seseorang yang paling ia sayang persis yang pernah Eunha alami" Sadar tak sadar Sinb sudah dibanjiri air mata. Tak kuat mengenang kembali kondisi sepupunya itu selama sosok kekasihnya dilarikan ke rumah sakit setelah disahkan koma.
Taehyung ikut berduka. Frustrasi harus jujur atau terus mengusung fakta yang sebenarnya. Namun jika ia menyayangi nilai persahabatannya ia harus bersandiwara supaya gadis itu tak curiga dengannya.
"Jangan menangis, masih ada aku disini" lirihnya lalu memilih merangkul pundak Sinb sekadar meredakan kesedihan gadis itu, sekaligus sebagai tanda pemaafan ditas kekhilafannya.
-000-
Tepat jam 5 sore, Eunha disamping Yuna, Sana dan Hoshi sedang main ke rumah Sana. Lantaran kebetulan orang tuanya tidak ada dirumah atas urusan kerja dan mungkin pulang sedikit lewat.
Jangkaan mereka hanya ingin mampir sekitar jam 5 sore, tapi menaggapi Eunha yang masih ingin tetap tinggal buat menyalin rumus yang sempat ia lewatkan saat dirinya absen menyebabkan kedua temannya ikut menyusul ditambah pula Sana sama sekali tak keberatan akan hal itu.
Namun tak lama setelah itu Eunha melepaskan penanya. Kepalanya lansung ia sandar pada permukaan meja beserta ekspresinya yang beransur sayu. Netra nya menyilau seolah memandangi sebuah sosok dari balik arah sinaran yang menyinari wajahnya.
"Eunha? kau kenapa?"Yuju yang merasa aneh dengan perubahan Eunha membuka suaranya.
"Kapan Jiminnya bangun. Malah ini sudah semestar kedua sebelum kita semua menempoh kelulusan."
Yuju, Hoshi dan Sana saling bertatapan. Menyiratkan rasa sedih sekaligus rapuh meratapi nasib sahabatnya itu. Ternyata bayangan sosok Jimin masih menjadi keutamaan gadis itu meski pada awal kedatangan Sinb, mereka mengira jika Eunha sudah tidak peka akan kondisi Jimin yang masih koma di rumah sakit.
Sebesar itukah rasa cinta Eunha untuk seorang Park Jimin.
"Dan soal Taehyung..." Yuna, Hoshi dan Sana sejenak memandang lekat kearah Eunha tatkala nama tersebut mulai terdengar.
"Kenapa disaat aku ingin menjaga jarak darinya, Sinb malah akrab dengannya. Bahkan aku sungguh takut andai Sinb menyimpan rasa padanya dan berakhir kondisinya persis Jimin. Aku tidak mahu sejarah kelam itu berulang dan berdampak pada setiap sosok yang berharga buatku"
Sekuat apapun Eunha menahannya, namun kenyataannya ia adalah sosok yang rapuh. Yang hanya mampu menangis disaat suasana begitu mencengkamnya. Dan itu benar terjadi. Air matanya sudah mengalir keluar. Tanganya ia guna buat memeluk tubuh Hoshi bagi merendamkan segala air matanya daripada menitis.
YOU ARE READING
Error ( Taehyung & Eunha ) END
Teen FictionKim Taehyung, pria yang berpijak di atas muka bumi ini dengan segala kesalahan. Dia telah di tangkap pihak polisi akibat cobaan membunuh temannya. Jika sesuatu saat dirinya sudah bebas dari kurungan ini..apa kehidupannya akan kembali seperti sediak...
Error : Chapter 11
Start from the beginning
