"Bener juga ya. Kemana lagi dia? Waktu di pantai, dia tiba-tiba menghilang. Tahu-tahu, dia lagi duduk sama cewek." Kata Rudy mengingat kejadian senja itu di tepi pantai.
bayangan Rudi...
~
"Eh, itu si Arka!" Ucap Rayhan.
Mereka bertiga mendekati Arka yang sedang duduk bersama gadis yang membawa laptop di tepi pantai.
"Ka, ayok kita lanjutkan lagi!" Ucap Rudy kepada Arka.
"Oke!" Jawab Arka sambil berdiri.
Kemudian mereka pergi meninggalkan gadis itu sendiri.
~
"By the way, cewek yang bersama Arka senja itu di pantai siapa ya?" Tanya Rayhan.
"Gue juga ga tahu, Ray. Arka belum cerita banyak tentang gadis itu ke gue." Ucap Rudi.
Mereka berdua kemudian melanjutkan percakapan di serambi kamar hotelnya.
***
Villa Kembangan
Tok tok tok...
"Ya.. sebentar!" Ucap Naura dari dalam rumah.
Naura segera pergi keluar untuk membuka pintu.
"Bi Nengsih cepat sekali ke pasar. Jam segini sudah datang saja." Ujarnya sambil jalan ke ruang depan.
Pintu segera di buka oleh Naura.
"Bi Nengsih ken-ap-aaa..." Naura terhenti karena terkejut dengan orang yang kini ada di depannya.
"Pagi, Raraa...." Ucap seorang lelaki yang tengah berdiri di depannya.
"Kak Arka?" Naura masih heran dan tak percaya.
Arka hanya tersenyum melihat Naura. Naura terkejut dan terpaku melihat Arka yang kini ada di depannya.
"Kenapa.. kenapa-Kakak-bisa-ada-di-sini?" Tanya Naura terbata.
"Apakah adab seorang tuan rumah yang baik seperti itu? Tamu ada di depan rumah ga dipersilahkan masuk?" Ucap Arka sambil tersenyum.
"Oh, iya silahkan duduk Kak. Di serambi rumah saja ya. Soalnya ga ada orang lain di rumah." Jawab Naura.
"Itu baru benar. Makasih, Rara."
Mereka akhirnya duduk dan kemudian terlibat percakapan ringan.
"Waahh...Villa ini indah ya!" Ucap Arka sambil melihat sekeliling.
Naura tak menjawab. Ia menatap Arka sambil mengerutkan alis. Ia merasa heran dengan kedatangan Arka. Ada banyak pertanyaan dalam hatinya. Tentang bagaimana Arka bisa datang ke sini? Kenapa dia bisa tahu tempat ini? Dan, kenapa seolah semua ramalannya menjadi kenyataan? Sebenarnya siapa Arka? Apa dia punya magic? Atau seberapa jauh dia kenal Naura? Bahkan Ia tak ingat, kapan pertama kali mereka begitu dekat? Yang Ia tahu, dia kenal Arka dan dekat dengannya karena tetangga rumah, dan mereka sering jogging bersama.
"Kenapa? Kenapa kamu menatap aku seperti itu?" Tanya Arka setelah memergoki Naura dengan wajah yang kusut karena melihatnya ada di sini.
"Kenapa Kakak bisa sampai di sini? Kakak ikutin aku?"
"Buat apa aku ikutin kamu? Aku masih punya kerjaan lain yang lebih penting."
"Terus kenapa bisa ada di sini? Dan tolong untuk kali ini jawab saja pertanyaan aku dengan jawaban yang pasti. Oke! Aku tanya sekali lagi, kenapa Kakak bisa ada di sini?"
"Tuh!" Arka menunjuk pada jemuran baju di samping Villa.
"Apa? Jemuran? Terus apa hubungannya dengan pertanyaan aku?"
"Itu baju siapa aku tanya?"
"Baju aku. Terus?"
"Yaitu alasannya!" Jawab Arka masih bersikap cool.
"Mulai lagi kan, ga pernah jawab dengan serius!" Ucap Naura kesal.
"Kamu ga ngerti juga?" Tanya Arka.
Naura tak menjawab, ia merasa kesal dalam diamnya.
"Oke, aku jelaskan. Tadi, aku jalan-jalan ke daerah sini, terus aku lihat di jemuran itu ada baju kamu. Untuk memastikan benar atau tidaknya aku mampir ke sini." Jawabnya masih santai.
Naura melirik Arka dengan mulut yang masih tertutup rapat.
"Kenapa? Masih belum percaya?" Tanya Arka lagi.
Naura masih menatap Arka dengan tajam.
"Beneran?" Tanya Naura masih penasaran.
"Menurut kamu?"
"Kak Arkaaaaa!!!"
"Ya terus aku jawab apa lagi? Pertanyaan kamu udah aku jawab saja masih dikira bohong. Ya sudah!"
"Iyaa iyaa iyaa.. kali ini percaya!"
"Cuma kali ini doang? Males!"
"Iya, Rara percaya sama Kakak."
"Naah begitu dong!" Ucap Arka tersenyum.
"Uhuk! Uhuk! Aduh tenggorokan kering nih." Ucap Arka sambil memegang tenggorokannya.
"Oh iya aku lupa! Kakak mau minum apa?"
"Baru sekarang ditawarin minum. Baru sadar?"
"Iya maaf. Mau minum apa?" Tanya Naura lagi.
"Apa saja yang penting ada rasanya."
"Oke. Sebentar ya." Naura pergi ke belakang dan mengambilkan minuman untuk Arka.
Tak lama kemudian, Naura kembali lagi dengan tangan kosong.
"Eumm...Kak, gulanya habis. Aku lupa tadi bi Nengsih baru saja pergi ke pasar. Hehe"
"Yasudah apapun itu, Ra. Yang penting air."
"Iya, Kak sebentar."
Akhirnya hanya air putih dan makanan ringan yang tersaji di serambi Villa Kembangan milik ayahnya Naura.
Arka memejamkan mata sambil menengadahkan wajahnya. Ia menikmati udara sejuk pegunungan yang menenangkan. Pikirannya mulai merasa tenang. Ia benar-benar merasa nyaman dan betah dengan kondisi alamnya. Berbanding terbalik 360 derajat dengan kota tempat Ia tinggal.
"Kamu pintar, Ra." Ucap Arka kemudian.
"Maksudnya, Kak?"
"Kamu pintar memilih tempat yang baik untuk liburan. Jiwa aku merasa tenang di sini."
"Aku lelah dengan hiruk pikuk kota, Kak. Di sini tempat terbaik untuk menenangkan jiwa." Senyum itu kini menghiasi wajah Naura.
Arka kemudian menatap wajah Naura. Dia tersenyum ketika melihat Naura tersenyum.
~
Bersambung...
.
15.01.19
ESTÁS LEYENDO
When You Remember (Completed)
RomanceKisah ini bercerita tentang cinta yang datang disaat yang tidak tepat. Ketika hati mereka memaksa untuk bersatu, namun tak sejalan dengan takdir Tuhan. Apa yang akan terjadi dengan Naura ketika Ia "ingat" sesuatu hal besar terjadi padanya? Lalu, bag...
Part 3
Comenzar desde el principio
