DIA (LAGI)
Pagi telah menyapa, suara riuhnya serangga malam kini telah berganti dengan kicauan burung di pepohonan. Dengan membuka jendela, Naura menghirup udara pagi yang segar. Sinar matahari yang menyelinap di sela-sela pohon kini mulai menerpa tubuhnya. Udara sejuk pagi itu kini memenuhi kamar Naura. Pikirannya kini mulai tenang. Keresahan yang Ia rasakan karena mimpi malam itu, terbayar sudah dengan pemandangan indah dibalik jendela kamarnya. Saat tengah menikmati udara pagi, Ia mendengar pintu kamarnya di ketuk.
"Neng?? Neng Rara??!"
Suara Bi Nengsih terdengar ketika ketukan pintu terhenti.
"Iya, Bi?!" Sahut Naura yang kemudian pergi untuk membukakan pintu untuk Bi Nengsih.
"Punten neng, bibi teh udah bangunin Neng Rara. Bibi cuma mau ngasih tahu, sarapannya teh sudah siap."
"Oh, iya Bi, makasih. Nanti saya segera ke sana. Saya cuci muka dulu ya." Katanya sambil menggaruk-garuk lehernya.
"Yasudah kalau begitu Neng. Nanti kalau sudah siap tinggal dimakan saja sarapannya ya Neng." Kata Bi Nengsih.
"Iya, Bi." Kata Rara tersenyum.
"Euummm... Neng?" Ucap Bi Nengsih lagi dengan gelagat yang sedikit aneh. Tentu hal itu terbaca oleh Rara.
"Ada apa, Bi?"
"Persediaan sayur dan lauk di dapur sudah habis neng. Eumm.. Bibi mau pergi belanja dulu ke bawah sama Mang Dira. Neng engga apa-apa sendirian di sini? Tapi Bibi janji kok neng cuma sebentar." Kata Bi Nengsih dengan perasaan tidak enak. Ia hawatir dan merasa takut kalau meninggalkan Rara sendirian, karena Bi Nengsih merasa sudah dititipi oleh ayahnya Rara.
"Ya engga apa-apa, Bi.. Lagipula aku bukan bayi yang harus dijaga 24 jam. Bibi ga usah hawatir. Aku bisa jaga diri kok, Bi."
Kata Naura sambil tertawa.
"Hehehe.. iya neng. Yasudah kalau begitu bibi sama Mang Dira pergi dulu ya."
"Iya, Bi. Hati-hati."
"Iya, Neng."
Villa nampak sepi pagi ini, setelah Bi Nengsih dan Mang Dira pergi ke pasar naik motor.
***
Di Resort Rafflesia...
"Def, gimana kabar Ara?" Tanya Rudy.
"Entah, sudah seminggu ini dia belum kabari aku." Jawab Defan masih asyik dengan gadget-nya.
"Gue denger, minggu depan Ara mau pulang ke Indonesia." Ujar Rayhan yang masih memegang handuk putihnya. Ia baru selesai keluar dari kamar mandi.
Mendengar itu Defan langsung terkejut.
"Serius lu? Dapet info darimana?" Tanya Defan dengan sigap.
"Cewek gue kemaren cerita. Mereka habis telponan kayaknya." Jawab Rayhan yang kemudian duduk dan ikut bergabung dengan mereka.
Defan termenung mendengar pernyataan itu.
"Kenapa dia tidak memberi gue kabar?"
Ujarnya dalam hati.
"Serius lu ga dikabarin Ara?" Tanya Rudy kemudian.
Defan hanya menggelengkan kepala. Dia kemudian bangkit dan pergi meninggalkan kedua temannya.
"Kenapa ya tuh anak?" Tanya Rayhan.
"Secara logika, memang aneh. Kenapa Ara ga ngabarin si Defan ya?" Ucap Rudy.
"Iya juga ya?!" Kata Rayhan kemudian.
"Eh, omong-omong. Arka kemana? Dari pagi gue ga lihat dia?" Tanya Rayhan kemudian.
YOU ARE READING
When You Remember (Completed)
RomanceKisah ini bercerita tentang cinta yang datang disaat yang tidak tepat. Ketika hati mereka memaksa untuk bersatu, namun tak sejalan dengan takdir Tuhan. Apa yang akan terjadi dengan Naura ketika Ia "ingat" sesuatu hal besar terjadi padanya? Lalu, bag...
