Suara Cinta Tanpa Kata #Part-39

2.8K 172 5
                                    

Saat ini Cakka sedang duduk di samping rumah Rio sambil memainkan ponsel pintarnya. Percikan air dari air mancur menemani kesendiriannya saat ini. Udara malam yang berhembus sama sekali tak membuatnya beranjak dari tempatnya. Padahal pemuda tampan itu sudah duduk sejak dua jam yang lalu.

Lagi pula pakaian yang saat ini ia pakai dapat sedikit menghangatkan tubuhnya agar tidak kedinginan karena ia memakai sweater yang sedikit kebesaran yang terbuat dari kain wol berwarna putih. Sesekali ia menggelengkan kepalanya saat game yang ia mainkan game over.

"Ck"

Decakan kesal keluar dari mulutnya yang tak terhitung sudah berapa kali karena game yang ia mainkan cukup menguras kesabaran, emosi juga kesabarannya. Dengan kesal ia meletakan ponselnya di sampingnya dengan sedikit bantingan ringan.

"Kalo udah gak mau punya HP lagi yaa di kasih aja ke yang membutuhkan" Ujar seseorang yang langsung membuat Cakka menoleh.

Pemuda itu terdiam saat melihat Agni berada tak jauh darinya. Gadis cantik yang masih menempati tahta tertinggi di hatinya itu terlihat manis juga imut dengan sweater berwarna putih yang sama seperti dirinya karena memang itu sweater couple. Ditambah lagi dengan tatanan rambut gadis yang ia tak tahu masih kekasihnya atau bukan ini di cepol membuat Agni terlihat menggemaskan di matanya.

Sementara Agni yang melihat Cakka terdiam ikut diam. Namun langkah kakinya secara perlahan mendekat ke arah Cakka. Ia sudah memutuskan untuk membuka pembicaraan terlebih dulu karena ia merasa masalah diantara ia dan  Cakka harus segera diselesaikan jika kedua masih ingin bersama.

Sesampainya di dekat Cakka, tanpa meminta izin Agni duduk begitu saja di samping Cakka. Menatap dari samping pemuda itu yang kini duduk menghadap ke depan dengan menumpukan dagunya pada kedua tangannya.

Dengan sedikit keberanian, Agni mengulurkan tangan untuk menyentuh rambut Cakka lalu mengusapnya dengan lembut. Sementara Cakka yang merasakan sentuhan Agni hanya membiarkan bahkan ia menikmatinya. Terbukti dengan ia yang kini memejamkan matanya.

Setelah dirasa cukup, Cakka pun menegakan tubuhnya yang tadi sedikit menunduk lalu tanpa berbicara lagi ia langsung memeluk Agni dengan erat. Agni yang tiba-tiba dipeluk pun hanya diam mematung karena kaget.

"Ca-kka" Gumam Agni pelan yang masih bisa didengar Cakka dan dibalas dengan gumaman tak jelas.

Tak lama kemudian Cakka pun melepaskan pelukannya lalu menangkup wajah Agni dengan kedua tangannya. Ia menatap lama wajah yang selalu ia rindukan ini dengan lembut membuat Agni tak sadar bahwa kini matanya sudah berkaca-kaca.

"Hei.. Jangan menangis" Tegur Cakka lembut yang langsung dijawab Agni dengan gelengan kepala.

Lalu Cakka pun menyatukan dahinya dengan dahi Agni hingga kini wajahnya dan Agni hanya beberapa centi saja.

"Aku kangen kamu, Ag" Lirih Cakka.

Ia menatap tepat dikedua bola mata Agni agar gadis itu tahu bahwa ia sangat merindukan kehadiran Agni dihidupnya kita di setiap langkah kecil hari-harinya. Ia sangat merindukan gadis ini.

"Ca-kka.. Aku juga.. Kangen kamu" Balas Agni pelan dengan setetes air mata jatuh di kedua sudut matanya yang membuat Cakka langsung menghapus air matanya.

"Hei.. Aku kan udah bilang jangan nangis. Aku gak suka kamu nangis" Ujar Cakka.

"Tapi kamu udah buat aku nangis kemaren" Seloroh Agni dengan bibir manyun.

"Maaf" Kata Cakka penuh penyesalan.

Pemuda itu memejamkan matanya seraya menarik napas pelan. Lalu membukanya kembali dengan senyum lembutnya. Agni yang mendapat senyum dari Cakka ikut tersenyum. Perasaannya kini campur aduk dan ia merasa cukup kesulitan untuk mengungkapkannya dengan kata-kata.

Suara Cinta Tanpa Kata (SCTK) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang