Suara Cinta Tanpa Kata #Part-21

2.8K 191 20
                                    


Shilla baru saja kembali dari perpustakaan dengan beberapa buku cetak yang ia peluk di depan dada dengan tangan kirinya. Sementara tangan kanannya sedang mengotak-atik I-Phonenya.

Berjalan dengan fokus ke ponselnya sampai-sampai ia sendiri tak memperhatikan jalan. Alhasil..

BRUUKK

Shilla menabrak seseorang atau lebih tepatnya ditabrak mungkin. Tidak sampai jatuh memang hanya saja buku-buku yang ia pegang jatuh berserakan di lantai.

Shilla juga dapat merasakan bahwa ada dua tangan yang menahan bahunya. Ia yang tadinya menunduk untuk memastikan bahwa I-Phone kesayangannya tidak jatuh pun mendongak.

"Alvin.." Gumam Shilla pelan yang masih bisa di dengar oleh Alvin, seseorang yang saat ini menahan kedua bahunya.

"Lo gak papa, kan?" Tanya Alvin khawatir sambil menarik kedua tangannya yang memegang kedua bahu Shilla

Shilla hanya menggeleng pelan lalu berjongkok untuk mengambil buku-bukunya diikuti Alvin.

"Lo dari perpus?" Tanya Alvin sambil mengulurkan dua buku cetak milik Shilla saat matanya tak sengaja melihat kartu perpustakaan yang bergantung di leher gadis cantik itu.

"Iya. Gue habis ngerjain tugas Sejarah bareng Agni sama Sivia. Lo sendiri dari mana, Vin?" Jawab dan Tanya Balik Shilla.

"Gue dari rooftop. Niatnya sih mau ngadem, eh ada orang pacaran jadi gue balik lagi deh" Ujar Alvin mencoba untuk tersenyum geli meski nyatanya sulit.

"Kasian banget sih, lo" Decak Shilla sambil menggelengkan kepalanya.

Alvin hanya terkekeh namun kali ini ia benar-benar terkekeh.

"Oya. Si Agni sama Sivianya kemana? Kok gak bareng lo? Terus si Gabriel sama Cakka?" Tanya Alvin beruntun membuat Shilla meninju pelan lengan kirinya.

"Lo nanya apa mau nagih hutang sama gue, Vin? Beruntun banget kayak truk gandeng" Ucap Shilla membuat Alvin kembali terkekeh.

"Agni sama Sivia lagi ke toilet. Gabriel di perpus lagi ngerjain tugas Geografi. Kalo Abang gue sih di kelas. Gak tau deh lagi ngapain?" Ujar Shilla lalu mengangkat kedua bahunya diakhir kalimat yang diangguki Alvin.

"Emm.. Vin. Gue duluan ya. Mau ke kelasnya Kak Cakka dulu, nih. Biasa, Agni bawel banget dari tadi ngechat gue buat nyamperin cowoknya" Ucap Shilla tak enak.

"Oh oke. Tapi kok tumben Agni nyariin Cakka? Biasanya tuh anak cuek-cuek aja" Kata Alvin heran yang dibalas gelengan kepala oleh Shilla.

"Gue juga gak tau, Vin. Tapi kata Agni sih, Kak Cakka gak bales chat sama gak ngangkat telponnya. Makanya dia nyuruh gue buat nyamperin Kak Cakka" Ujar Shilla yang memang tak tahu apa-apa.

"Gitu ya" Gumam Alvin sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Yaudah kalo gitu gue pergi dulu ya, Vin. Mungpung jam istirahat masih dua puluh menit lagi nih" Pamit Shilla sambil melirik jam tangan Quart warna putih yang melingkar dipergelangan tangan kirinya.

Tanpa menjawab Alvin hanya mengangguk sambil tersenyum yang dibalas senyum juga oleh Shilla lalu gadis cantik itu beranjak dari tempatnya meninggalkan Alvin yang menatap dalam punggung Shilla.

"Gue rasa Shilla adalah cewek pilihan yang tepat buat gue jadiin pelabuhan terakhir gue. Biar gimanapun juga gue udah tertarik sama Shilla sejak setahun lalu" Gumam Alvin pelan dengan tatapan yang tak lepas dari Shilla yang kini sudah menghilang dibalik pintu kelas XI IPS Tiga.

Sementara Shilla yang sudah berada di kelas Kakaknya segera melangkahkan kakinya kearah Cakka yang sedang duduk sendirian dibangkunya di deretan kedua dari belakang baris pertama dekat pintu.

Suara Cinta Tanpa Kata (SCTK) ✔Where stories live. Discover now