Suara Cinta Tanpa Kata #Part-14

2.5K 175 27
                                    

Lapangan Komplek Perum Alvin -16:45 WIB-

Terik matahari di sore hari tak menyurutkan semangat keempat pemuda tampan yang dijuluki nama PMW oleh para fansnya. Di lapangan komplek perumahan Alvin. Rio, Gabriel, Cakka dan Alvin sedang bermain basket lengkap dengan tiga Bidadari yang selalu ikut kemana pun mereka pergi.

Shilla, Sivia dan Agni yang duduk dipinggir lapangan tepat dibawah pohon jambu air hanya memperhatikan keempat Pangeran Villareal itu. Sesekali mereka bertepuk tangan heboh sambil meneriaki kata semangat untuk mendukung keempat Pangeran mereka.

"Kok dari tadi gue liat si Rio lesu gitu ya? Kayak gak ada semangat main gitu" Celetuk Agni menatap Rio yang bermain ogah-ogahan membuat pemuda itu berkali-kali kena omel Cakka.

Shilla dan Sivia juga ikut menatap Rio dan keduanya dapat melihat dengan jelas raut wajah malas Rio saat mendengar omelan Cakka. Lalu tiba-tiba Rio pergi meninggalkan Cakka yang cengo kearah pinggir lapangan dimana Sivia, Shilla dan Agni duduk.

Pemuda itu langsung duduk di tanah tanpa peduli celananya akan kotor. Sivia, Shilla dan Agni menatap penuh tanya pada Rio yang kini sedang mencoret-coret tanah dengan ranting pohon jambu yang pemuda itu dapat entah darimana.

"Temen lo tuh Vin, Yel. Baru tau gue kalo nih anak kalo lagi galau ngeselin tingkat dewa. Bikin gue emosi batin sama kebakaran jiwa tau gak"

Terdengar suara Cakka yang mendumel disamping Alvin dan Gabriel yang geleng-geleng kepala.

"Ini ada apaan, sih?" Tanya Sivia penasaran pada siapa saja yang mau menjawab.

"Lo tanya deh sama temen lo yang lagi galau ini" Hardik Cakka kesal sambil memunjuk Rio yang tak bergeming sama sekali.

"Ckck. Udahlah Kka. Lo sensian amat jadi cowok. Kayak perawan PMS tau gak" Ledek Alvin berdecak sambil geleng-geleng kepala lalu duduk disamping Rio.

"Kesel gue Vin. Sumpah. Mending ngadepin Rio yang dingin daripada ngadepin Rio yang galau. Nyusahin" Balas Cakka mencela Rio.

Setelah itu, Cakka pun mengikuti jejak Alvin. Ia duduk disamping kanan Rio sementara Alvin disamping kiri disusul Gabriel yang duduk disampingnya. Sivia, Shilla dan Agni sendiri duduk di kursi panjang yang hanya cukup untuk 4-5 orang duduk tepat di depan keempat pemuda tampan itu yang duduk lesehan di tanah.

"Yaudah deh, Kak. Daripada lo nguras tenaga buat marahin Rio yang gak ditanggepin mending lo minum deh. Nih" Ucap Shilla lalu menyodorkan sebotol mizone rasa jeruk pada Cakka yang diterima dengan senang hati oleh sang Kakak.

"Ahh... Lo emang adek gue yang paling pengertian, Shill. Gak nyesel gue punya adek kayak lo" Ucap Cakka setelah meminum setengah botol mizone dengan santainya.

"Ihh maksud lo ngomong gitu apaan coba? Berasa gue bawa kutukan aja" Sungut Shilla kesal dengan bibir mengerucut.

"Hehe becanda adikku sayang" Cengir Cakka sambil membentuk kedua jarinya membentuk huruf V.

Shilla hanya mendengus tak membalas. Melihat itu, Sivia, Agni, Alvin dan Gabriel hanya geleng-geleng kepala maklum karena sudah biasa dengan pertengkaran Kakak-Adik itu. Sementara Rio? Haha jangan ditanya. Pemuda tampan itu tak peduli dan ia lebih sibuk menggambar tak jelas di tanah.

"Lo kenapa sih, Yo? Masih belum nemuin jawaban atas kesimpulan lo waktu itu?" Tanya Sivia tiba-tiba yang membuat Rio langsung mendongak.

Rio menggelengkan kepalanya lalu menundukkan kepalanya dengan wajah sendu. Kini tangannya yang memegang ranting kayu pohon jambu menusuk-nusuk tanah.

"Gue udah nemuin jawabannya" Gumam Rio lirih yang masih bisa didengar jelas oleh keenam sahabatnya.

Ia menghembuskan nafas berat lalu menusuk-nusuk penuh penekanan permukaan tanah yang sudah berlubang. Tangannya menggenggam erat ranting yang dipegangnya. Tapi tiba-tiba pegangannya pada ranting terlepas begitu saja dan tanpa disangka-sangka Rio berdiri kearah pohon jambu dan dengan keras menghantamkan kepalan tangan kanannya ke pohon yang tak berdosa itu.

Suara Cinta Tanpa Kata (SCTK) ✔Where stories live. Discover now