13

10 2 0
                                    

Sebuah kata yang disebut
penyesalan akan selalu datang di akhir. Jika di awal namanya pembukaan.

~Unknow~

====================================

Author Pov:

Suara sirine polisi dan Ambulance menggema diudara Kota Makassar malam ini. Saat itu pula, Leo baru sadar yang terjadi. Sebuah kecelakaan telah terjadi di hadapannya.

Saat mobilnya melaju dengan kecepatan tinggi tadi, ada mobil yang melaju dari arah berlawanan membunyikan klakson sangat nyaring membuat Leo tersadar dan menginjak rem mobilnya tiba-tiba, hal itu membuatnya terhuyung ke depan. Apalagi ketika mobil tadi sempat menyenggol bagian depan mobilnya hingga mobilnya sedikit bergeser. Saat itu pula ada motor yang melaju dari arah belakang mobil Leo dengan kecepatan tinggi membuat kecelakaan tak terhindarkan.

Mobil yang menabrak kap depan mobil Leo kini menabrak motor yang menyalip mobil Leo hingga motor tersebut terseret. Sementara orang yang mengendarai motor entah bagaimana keadaannya.

Kecelakaan yang terjadi di depan mata Leo sanggup membuat beberapa siluet bertebaran di pikirannya. Siluet yang tidak jelas itu membuat kepala Leo makin sakit.

"Arrgghhhhhkkkk..." Leo mengerang sangat kuat karena sakit yang tidak tertahankan di kepalanya.

Seorang bapak tua mengetuk kaca mobil Leo. Berharap sang punya mobil akan membuka pintu.

"Nak, kamu gakpapa?" Suara bapak tua menggedor kaca mobil masih sanggup di tangkap gendang telinga Leo, tapi ia tidak sanggup berbalik karena sakit yang menyerang kepalanya.

Bapak itu mengetuk kembali kaca mobil dan berusaha membuka pintu mobil Leo. Beruntungnya bisa terbuka.

"Kamu masih bisa tahan kan, Nak? Atau mau ke rumah sakit saja?" tanya Bapak itu khawatir melihat keadaan Leo yang pelipisnya berdarah.

Leo tidak menjawab, ia hanya memegangi kepalanya. Mata Leo mengabur, siluet yang muncul tadi membuat kepala Leo terasa sakit bukan karena benturan atau karena pelipisnya yang berdarah.

***

"Leo, bagaimana keadaanmu, nak?" tanya Bromo sesaat setelah ia sampai di rumah sakit.

Bromo bisa melihat anaknya baru saja diberi perban di kepalanya oleh perawat ketika memasuki ruang rawat. Leo kemudian duduk di ranjang saat melihat kedatangan Ayahnya. Bromo sendiri amat sangat khawatir dengan keadaan anaknya. Bromo tidak ingin hal buruk kembali menimpa anaknya setelah kejadian beberapa tahun lalu.

"Leo gakpapa kok Ayah," ujar Leo tersenyum agar Ayahnya tidak khawatir. Karena nyatanya memang ia tidak apa-apa. Hanya kepalanya yang masih sedikit sakit.

"Gakpapa gimana? Ayah ditelfon teman Ayah katanya kamu di tabrak?" Kata Bromo khawatir.

"Gak ditabrak juga sih. Cuma kap depan mobil kesenggol dikit," ujar Leo.

Bromo sedikit bisa bernafas lega mendengar penuturan anaknya.

"Alhamdulillah kalau gitu, setidaknya Ayah tidak mengeluarkan banyak uang untuk memperbaiki mobil," ujar Bromo setengah bercanda.

Leo seketika memicingkan mata, "Haduhh.. Ayah, bukannya khawatirin anaknya malah ngurusin uang perbaikan mobil," tuturnya dengan senyum di akhir.

Leo sebenarnya cukup merasa bersalah pada Ayahnya. Karena baru pertama ini ia meminjam mobil Ayahnya tapi malah terlibat kecelakaan. Penyesalan memang selalu datang di akhir.

LAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang