01. Friend like shit

33 8 0
                                    


"Kenapa lo?"

Netha menoleh saat salah satu sahabatnya itu duduk disebelahnya. Dengan lesu, Netha menggelengkan kepalanya.

"Kenapa ih?!" desak Diandra saat Netha tak kunjung buka suara, gadis itu malah terlihat lebih murung dari sebelumnya.

Masih bungkam, Netha hanya menyodorkan ponselnya yang sedari tadi ia genggam pada Diandra.

"Lho? Ini retak, kok bisa?" Diandra menyambar benda persegi panjang itu, lalu memeriksa keadaan layar handphone Netha yang dihiasi oleh garis-garis tak beraturan yang semakin memperburuk penampilan android itu.

"Dibanting sama Agi,"

Diandra menoleh kaget,

"Hah, Agi lagi?"

Netha mengangguk tidak bersemangat.

"Agi kok gitu, sih. Bukannya waktu itu dia juga pernah banting hape lo, ya? Kenapa emang, siapa lagi yang nge-chat lo?" protesnya tidak terima.

Netha menghela nafas,

"Arka,"

Diandra memutar bola matanya malas,

"Yaelah. Agi sampe begitunya banget, lebay ih. Arka kan temen dia juga." jedanya sambil mengunyah camilan yang ia beli di kantin.

"Lagian ya, lo sama Agi kan cuman temenan. Dia gak berhak ngelarang-larang lo kayak gini, apalagi sampe banting-banting hape lo segala. Lawan aja Tha, kalo dia kayak gitu. jangan takut,"

"Udah sering, yan. Gue sampe capek, tapi dia tuh tetep keukeuh gue gak boleh deket sama cowok manapun selain dia."

Diandra mendengus, lalu menggelengkan kepalanya.

"Gak beres tuh dia, otaknya."

Netha menganggukkan kepalanya setuju. Agi memang kayak orang gak waras kalau Netha ketahuan deket sama cowok lain. Bukan deket, bahkan Netha cuman balesin chat temennya doang, Agi bisa berubah jadi iblis psikopat yang bisa ngelakuin apapun supaya cewek itu kapok.

"Netha,"

Gadis itu menoleh dengan kaget saat sebuah suara bariton menginterupsinya. Diandra juga ikut-ikutan kaget saat mendapati seorang laki-laki tinggi sedang berdiri dihadapannya dengan tatapan dingin.

"A-Agi?"

"Mau sampe kapan duduk disitu?"

Netha langsung salah tingkah. Pasalnya ia baru saja membicarakan Agi, namun tiba-tiba cowok itu datang dan Netha takut Agi mendengarkan pembicaraannya dengan Diandra.

"Eh iya, Yan. Gue balik ke tempat duduk gue, ya?" Netha berdiri, tanpa menunggu jawaban Diandra, lalu melangkah gugup ke arah kursinya.

Dan disaat ia mendaratkan bokongnya pada kursi kayu itu, Agi duduk disebelahnya. Merampas ponsel Netha yang sedang digenggam cewek itu.

"Rusak?" tanyanya sambil menyalakan tombol pada sisi kiri ponsel.

"Enggak, cuma retak."

Agi mengangguk, lalu menaruh benda itu di meja.

"Lain kali gue bikin hancur kalo nama Arka masih ada di kontak lo."

Netha tampak kaget, jantungnya berdegup mendengarkan penuturan Agi yang lebih terdengar seperti ancaman.

"Nanti balik sekolah kita ke konter, ganti tempered glass."

Netha hanya dapat mengangguk, menuruti perkataan pria itu. Karena mau ia menolak pun, Agi akan tetap memaksa.

🍭🍭🍭

Tbc

If you like my story, don't forget to give respons guys.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 04, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

AGIWhere stories live. Discover now