Part 1. Asing

447 19 4
                                    

***

Nia, Kania Aurelia. Anak kedua dari tiga bersaudara. Memiliki kakak bernama Clara, seorang gadis cantik nan ayu, berbeda dengannya dan juga Oliv adiknya yang tomboy.

Nia yang awalnya seorang gadis periang seketika menjadi anak yang sangat penakut dikarenakan beberapa kejadian yang menimpanya dimasa lalu.

○○○

Tepat ditahun ini, Nia akan menduduki bangku SMA. Nia memilih untuk melanjutkan sekolah di salah satu SMA Favorite dipulau seberang, walau kadang ia tidak begitu setuju dengan pilihannya itu.

Disana Nia akan tinggal bersama kak Clara yang sudah lebih dulu menyapa dunia rantauan. Tak jarang Nia merasa kangen dengan orangtuanya, namun banyak mimpi yang harus ia wujudkan.

○○○

Sunrise berlari begitu cepat, seolah tidak ingin melihatnya terlalu lama larut dimasa lalu. Hari ini merupakan hari pertama Nia masuk sekolah. Terlihat pepohonan berbaris rapi disepanjang jalan, seakan melambai untuk menyemangatinya dipagi hari.

○○○

Pertama kali menginjak sekolah baru dipulau yang berbeda membuat Nia merasa asing. Tak heran jika Nia juga masih sangat asing dengan mereka yang berparas tampan dan cantik layaknya bintang Hollywood. Cukup sulit untuknya bertegur sapa dengan mereka yang tidak pernah ia temui dimasa lalu.

Disudut ruangan terlihat perempuan asing yang menyendiri sejak tadi. Siapa lagi? Nia, itu Nia, gadis lugu yang selalu merasa sepi ditengah keramaian.

Tak satu orangpun datang merangkul pundak kecilnya yang mulai rapuh. Entah Nia yang tidak begitu suka keramaian atau mereka yang masih sangat asing dengannya. Iya, Nia yang tidak begitu suka keramaian.

Nia seakan tidak menghirup sedikit oksigenpun diruangan kecil itu, hanya bertahan dan berharap untuk bisa kembali lagi kedunianya.

"Haii!"

Terdengar suara yang sedikit berat dari samping Nia. Akbar, laki-laki pertama yang menyapanya dari sekian orang yang tidak melihat keberadaannya dikelas itu.

"I i iya" Jawabnya sambil menunduk dan sesekali melirik kearah Akbar.

"Gue Akbar, boleh minta id line lo?"

"Gue nggak pake id line" Jawabnya dengan malu tanpa menoleh sedikitpun kearah Akbar dan masih terus menunduk. Akbar yang merasa tidak nyaman dengan perlakuan Nia kini mulai sedikit jengkel.

"Emm gue cuma mau invite lo ke grup kelas yang baru gue buat tadi aja kok" Jelas Akbar pada Nia agar tidak salah paham. Nia hanya diam dan masih terus menunduk tanpa respon apapun hingga Akbar merasa ada yang aneh dengan Nia.

"Lo kenapa?" Tanya Akbar yang mulai semakin merasa aneh dengan sikap Nia yang terus menunduk seolah tidak ingin melihat wajah Akbar sedikitpun. Nia hanya menggelengkan kepala mengisyaratkan dirinya baik-baik saja.

"Yaudah kalo gitu lo aja yang invite gue, akbar99**"

"Iya" Jawab Nia dengan sangat singkat seakan tidak ingin mendengar ocehan Akbar lebih lama lagi. Akbar yang semakin kesal dengan sikap dingin Nia pun berjalan meninggalkan Nia dan terus memandang Nia dari bangkunya dengan pandangan penuh tanya.

Bagi Nia hari ini merupakan satu hari yang sangat membosankan, membuatnya merasa bodoh menghabiskan waktu berkenalan didepan kelas lalu kembali ke pojokkan untuk bercerita pada selah tembok ruangan.

Tettttt
Tetttttttttt
Tettttt

Bel berbunyi tanda kegiatan belajar mengajar sudah berakhir.

Sesegera mungkin Nia berjalan meninggalkan bangku panas yang sejak tadi menahannya. Akbar yang melihat Nia sangat terburu-buru membuatnya semakin penasaran. Sebelumnya tidak ada satu perempuanpun yang pernah mengabaikannya seperti tadi. Perlakuan Nia terhadap Akbar yang sangat dingin itu membuat Akbar semakin penasaran padanya.

Nia berjalan sangat cepat, dengan harapan kak Clara sudah menunggunya didepan gerbang sekolah. Tetapi ternyata kak Clara belum juga datang menjemputnya. Ia pun menunggu didekat gerbang sekolah sambil menunduk mengecek ponselnya.
Akbar melewati Nia dengan motornya dan masih dengan tatapan yang sama, tatapan penuh tanya.

Setelah beberapa menit menunggu...

"Niaaa"

Terdengar suara lembut yang memanggil nama Nia, ia pun berlari kecil kearah suara yang tidak asing baginya. Kak Clara, itu suara kak Clara, penyemangat Nia selama didunia barunya. Mereka pun pergi meninggalkan sekolah Nia yang juga dulunya adalah sekolah kak Clara. Akbar sejak tadi berada di seberang jalan, diam-diam ia menunggu Nia dijemput. Tidak lama setelah Nia dijemput Akbar pun mengendarai motornya dan segera pulang.

"Mungkin kamu tak sadar bahwa diammu telah mengubah cara pandangku"

***

Hello guys✋
.
.
Ini cerita pertamaku, semoga kalian suka ya.
Jgn lupa vote & comment:)
.
.
Terima kasih untuk kalian yang sudah baca cerita aku🙏

Aku dan WaktuTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon