Tiga

258 23 0
                                    

Seiring berjalannya waktu, Maya dan Mathar masih tetap bersahabat. Sedangkan Andra, mereka berpisah saat kelulusan masa SD, karena ayah Andra harus mengurus perusahaan milik keluarganya yang ada di luar negeri.

Sekarang, Mathar dan Maya sudah memasuki bangku SMA, tepatnya kelas XI-IPA 2. Selama ini mereka selalu berada di kelas yang sama. Mereka bersekolah di SMA Insan Cendekia (SANKI).

Maya memiliki teman baru begitu juga Mathar. Teman-teman Maya yaitu Fina dan Dilla. Teman baru Mathar yaitu Dani, Rizky, Vitto, dan Bagas.

Baik teman Mathar maupun Maya, mereka selalu bersama. Entah itu di sekolah, ataupun di luar sekolah. Mereka sudah seperti keluarga tanpa KK.

Mathar sekarang ini juga memiliki seorang kekasih, namanya Andin. Maya dan yang lainnya sedikit tidak suka dengan kekasih Mathar itu. Tetapi, mereka selalu menjaga sikap pada Andin karena mereka masih menghormati Mathar.

"Eh, thar. Cewek lo tuh, samperin gih," perintah Maya saat melihat Andin memasuki kantin.

Saat ini Mathar Maya dan yang lain sedang duduk di sebuah bangku kantin bagian pojok.

"May, kamu jangan pakek lo-gue bisa nggak?" ucap Mathar agak kesal. Pasalnya sejak Mathar bersama Andin, Maya tidak mau memakai aku-kamu lagi dengannya.

Maya yang mendengar itupun tersenyum tipis.

"Lo harus terbiasa Thar. Gue kayak gini karena menghargai Andin sebagai cewek lo," jelas Maya.

"Menghargai gimana?"

Maya tidak menjawab karena Andin sudah memanggil Mathar terlebih dahulu.

"Hai sayang," sapa Andin sambil bergelayut manja di lengan Mathar.

Mathar tidak menjawab dan hanya tersenyum ke arah kekasihnya itu.

"Kita makan disana yuk!" ajak Andin sambil menunjuk bangku bagian tengah.

"Disini aja bareng temen-temen. Kan seru kalo rame."

"Ih, sayang, aku kan pengen makan sama kamu aja," ucap Andin sambil melirik ke arah Maya tajam. Maya hanya memutar bila matanya malas.

"Iya tuh Thar. Lo sama Andin aja dulu. Kita juga nggak mau jadi nyamuk," celutuk Rizki.

"Iya thar. Kasian tuh cewek lo,udah kelaperan banget keknya. Dari semalem gak makan tuh, biar bisa makan siang sama lo. MODUS!" sinis Vitto.

"Eh, lo apa-apaan sih!" sahut Andin tidak terima. Mathar yang melihat itu hanya menghembuskan nafas berat.

"Udah! Yaudah sekarang kita ke sana dulu. Gue kesana dulu ya guys. May, aku kesana dulu ya," Maya dan yang lain hanya mengangguk.

Ini dia yang membuat Andin tidak menyukai Maya. Ia selalu mendapat perlakuan berbeda dari Mathar. Bahkan, kadang-kadang Mathar lebih mementingkan Maya daripada dirinya.

Andin sendiri memiliki wajah yang cantik. Dari belakang, ia terlihat seperti Maya. Tingginya, bodynya, rambutnya yang hitam, juga kulitnya yang putih. Itulah yang membuat Mathar kenal pertama kali dengan Andin disaat awal semester 2.

"Fin, Dil, ke kelas yuk!!" ajak Maya tiba-tiba.

"Kenapa May?" tanya Fina.

"HP gue ada di kelas. Kalo mau balik ke sini lagi, nanti keburu bel," jawab Maya.

"Yaudah, ayok. Eh, kita ke kelas dulu ya," pamit Dilla pada para cowok.

"Eh, barengan aja sekalian. Kita juga mau ke kelas sekarang kok, " ucap Dani sambil berdiri dari duduknya, yang di ikuti oleh lainnya.

My Possesive Best FriendWhere stories live. Discover now