Tak Apa

1.2K 72 8
                                    








Assalamu'alaikum readersku tercinta👋😘😘


Halo!!!
I'm comeback!!
Hayo...ngaku siapa yang udah nungguin ini cerita?😄😄






Rindu ya?



Jangan!

Berat.

Biar Kang Somay saja :v





Langsung saja ya kita bertemu obat rindunya..

Jeng....

Jeng...

Happy Reading😊
Jangan lupa baca basmalah😇









...
















Setelah sholat shubuh, Putri merenung. Dilemanya masih saja hinggap dalam hati, ingin menjaga sang suami tapi ia harus ikuti sidang agar cepat lulus kuliah.

"Allah...." keluh Putri bersamaan helaan nafas kasar keluar dari mulutnya.

"Putri...." Suara lirih yang memanggil sontak buat Putri langsung menoleh ke belakang, dimana lelaki yang masih saja berlukis pucat pasi tersenyum lembut, dibalas tak kalah lembut jua oleh sang istri.

"Ada apa, Kak?" tanya Putri setelah melepas mukenah dan beranjak mendekati ranjang Azmi.

"Tolong kamu panggilkan perawat untuk membantu saya wudlu, saya mau sholat," pinta Azmi yang langsung dilaksanakan Putri.

Sekembalinya dengan mengajak seorang perawat laki-laki, Putri pamit keluar sebentar selama Azmi sholat.


"Ya... Masih tutup," lesu Putri saat melihat kantin rumah sakit masih tutup, yang mana tujuannya kesini untuk mencari sarapan juga memenuhi keinginan perutnya yang minta asupan gizi dan nutrisi.
Akhirnya, Putri pun memilih mencoba mencaru diluar Rumah sakit yang alhamdulillah masih ada penjual, setidaknya ia bisa menjanggal lapar ya... walaupun hanya Kang Somay yang sudah berada di depan Rumah Sakit.

Selesai membeli, Putri segera bergegas kembali ke ruangan Azmi. Tak ingin membuat sang suami tercinta menunggu lama-lama katanya.

Saat kembali, bukaan sapaan hangat yang menyambutnya.
Melainkan suara teduh yang terasa sejuk melantunkan ayat suci Al-Quran.
Putri pun masuk dengan salam yang ia ucapkan dalam hati, takut bila mengganggu ketenangan Azmi dalam membaca kitabs suci itu.

"Shodaqallahul'adhim...."

"Lho, kok udahan baca Al-Qurannya?" tanya Putri sembari menuangkan air hangat dari termos ke dalam baskom.

"Tak apa, yang penting rajin membacanya." Azmi tersenyum saat Putri mulai menyeka tubuhnya dengan telaten.
Suasana mendadak hening, dengan Putri yang fokus menyeka dan Azmi yang tak sedikitpun mengalihkan pandangannya dari sosok Putri.

"Aku tahu kalau aku cantik, tapi jangan seperti itu melihatnya," ucap Putri tanpa mengalihkan fokusnya dan Azmi justru hanya diam dan tersenyum memandangi wajah ayu Putri.

Keheningan pun kembali selimuti mereka hingga Putri memekik selesai dan membereskan semuanya.

"Kamu makan apa, Put?" tanya Azmi saat Putri bersiap menyantap siomay.

"Makan siomay, Kak Azmi mau?" tawar Dita.

"Suapin!"

Putri berdecih. "Dasar manja!"

"Daripada aku manja ke perawat kemarin," sahut Azmi yang langsung mendapat tatapan tajam dari Putri.

"Hehehe... Nggak kok, Kakak cuma becanda...." bela Azmi sambil menyengir.

Mereka pun akhirnya memakan siomay dengan Azmi yang terus-terusan disuapi. Katanya lebih nikmat kalo disuapi sama istri. (Yayalah... orang mulut tinggal dibuka, dikunyah, telen. Buka lagi, kunyah lagi, telen lagi :v)

"Sidang skripsi kamu kapan, Put?" tanya Azmi langsung to the point, membuat Putri tiba-tiba menghentikan pergerakannya untuk menyuapi Azmi.

Putri gelagapan, ia bingung mesti harus dijawab gimana, ia saja masih dirundung dilema. Dan sekarang ditanya tentang itu oleh suami sekaligus dosen pembibingnya. Akhirnya Putri pun hanya mengendikkan bahunya, ingin tak membahas itu dulu. Tapi Azmi kembali berucap.

"Jangan bohong! Saya tadi dapat info di grup wa dosen kalau satu minggu lagi akan ada sidang skripsi dan nama kamu ada di daftar mahasiswa yang akan menjalani sidang."

Putri bungkam, bingung harus jawab apa.

"Put," cicit Azmi.

"Iya, Kak?"

"Kamu harus sidang, jangan khawatir sama skripsi kamu, Kakak udah rapiin, dan nggak usah khawatir sama Kak. Kakak baik-baik aja," ucap Azmi seakan tahu apa yang tengah buat Putri gelisah dalam hati.

"Tapi itukan barengan sama proses kemo," sahut Putri.

"Lalu?"

"Putri pingin nemenin Kakak..." lirih Putri membuat hati Azmi menghangat dan tak bisa sembunyikan senyum senangnya.

"Terima kasih udah perhatian sama saya, tapi kamu juga punya kewajiban ikut sidang. Hanya sekali, lalu kamu bisa nemenin saya semau kamu."

"Kak Azmi beneran nggak apa-apa aku tinggal? Oh, atau aku minta tolong sama Mamah Papah aja biar jagain Kakak."

"Nggak usah, Kakak nggak apa-apa kok, beneran deh."

"Nggak, pokoknya Putri bakal mint tolong ke Mamah Papah atau Putri nggak ikut sidang."

"Yaudah terserah kamu. Sekarang mendingan kamu lanjut suapin Kakak, masih lapar ini..." ujar Azmi buat Putri terkekeh dan melanjutkan kegiatan menyuapi dan memakan siomay.


Bersambung....





Jujur, rada kaku aku nulisnya. Udah lama soalnya nggak ngetik ini, pun idenya mulai ambyar😅😅😅

Sudah ya...

Jangan lupa bahagia, Jangan lupa vomentnya juga😁😁😁

Assalamu'alaikum👋😘

Hijrahku Samaraku [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang