32. Childish Lea

1.9K 123 6
                                    

Sebuah lapangan besar yang biasa dipakai untuk bermain sepak bola di kampung itu kini disulap menjadi terlihat lebih menarik. Sebuah panggung yang lumayan besar dengan tenda yang menaunginya menarik perhatian bagi setiap orang yang lewat dan kebetulan melihatnya. Panggung sederhana yang dihias sedemikian rupa dengan hiasan ala kadarnya dan beberapa pot tanaman hias yang berjejer di depannya yang sengaja ditaruh di sana untuk membuat sebuah taman kecil di depan panggung untuk menambah kesan indah dan asri pemandangan.

Malam ini akan diadakan acara tabligh akbar untuk menyambut peringatan Isra Mi'raj. Hampir setiap tahun di sini selalu diadakan acara ceramah akbar kala menyambut hari-hari besar Islam. Panji membantu Rozak selaku ketua RT dan juga warga lainnya untuk mempersiapkan acara ini. Hampir menjelang sore akhirnya pekerjaan mereka rampung juga. Para ibu-ibu dan gadis-gadis membantu menyajikan makanan dan minuman untuk mereka saat beristirahat.

Panji menyandarkan tubuhnya yang terasa lelah di sebuah kursi plastik hijau di bawah panggung. Keringat membasahi tubuhnya. Cuaca yang sedang cerah dan panas membuat rasa capek semakin terasa karena rasa gerah yang menyerang. Beberapa orang lainnya juga terlihat sedang beristirahat untuk melepas lelah sejenak. Ia mengipasi tubuhnya yang terasa gerah dengan koran bekas.

"Bang Panji. Ini ada minuman buat Abang."

Panji menolehkan wajahnya ke sebelahnya dan dilihatnya seorang gadis manis berkulit cokelat sedang tersenyum manis ke arahnya sambil mengulurkan sebuah botol minuman kemasan. Ia balas tersenyum. Ada rasa tak tega menolaknya karena gadis itu sudah mengulurkannya di depannya. Akhirnya ia mengambil minuman itu dari tangan si gadis. Anggap saja ini rezeki untuknya.

"Emm, makasih, ya. Jadi gak enak nih, hee...." ucapnya sambil tersenyum tipis.

Gadis itu tersenyum malu-malu. Rona merah menyebar di wajahnya.

"Aku gak dikasih, Dek? Kok cuman Panji aja yang dikasih?" sahut seorang lelaki yang lebih muda dari Panji. Gadis itu menolehkan wajahnya dan mendelik sebal.

"Beli aja sendiri!" jawabnya ketus. Mereka tertawa mendengarnya, termasuk Panji.

"Mending perhatian sama aku aja, Dek. Panji udah laku. Nanti ada yang marah, lho." ucap lelaki itu lagi tak berhenti menggoda gadis manis itu. Gadis itu hanya berdecak kesal.

"Awas lho Mas. Nanti Mbak Lea bisa ngamuk kalau sampai lihat." ucap seorang lelaki yang lebih tua di sampingnya.

Panji hanya terkekeh. Membayangkan wajah istrinya yang sedang galak membuatnya sedikit meringis. Lea bisa berubah menjadi singa betina jika sedang marah sekarang-sekarang ini. Ia bisa membayangkan wajah garang istrinya jika seandainya wanitanya sedang ada di sini dan melihat perlakuan gadis manis ini yang terlihat jelas menaruh ketertarikan padanya, padahal dia tahu jika ia sudah menikah.

"Ya, selama dia gak ada. Jadi aman-aman aja." ucapnya santai yang dibalas tawa kecil oleh teman di sebelahnya.

***

Malam yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba juga. Para warga sudah mulai berdatangan memenuhi area lapangan yang disediakan untuk tempat menonton acara ceramah nanti. Kursi-kursi berjejer memenuhi tempat yang dinaungi oleh sebuah tenda besar. Yang tidak kebagian kursi mereka duduk di tempat-tempat yang masih kosong dengan menggunakan koran bekas sebagai alas, dan ada juga yang sengaja membawa tikar dari rumah untuk digelar dan diduduki bersama-sama. Kursi disediakan khususnya untuk para panitia yang ikut berpartisipasi dalam pembangunan acara ini.

Panji dan Lea juga sudah tiba di sana. Banyak para tetangganya yang juga sudah berada di sana. Sedari tadi Lea tak melepaskan pelukannya di lengan kekar suaminya. Ia begitu kesal dengan pandangan gadis-gadis yang menatap suaminya dengan pandangan memuja. Tidak di kantor, di jalan, dan di mana saja, selalu saja banyak tatapan kagum sampai nakal dan menggoda yang tertuju kepada Panji. Ia tahu suaminya memang tampan, dan inilah resiko jika memiliki suami tampan yang dikagumi banyak perempuan. Ia terus menempeli Panji ke mana-mana layaknya lintah.

This LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang