25.Kehilangan

2.3K 178 31
                                    

Happy Reading..

Cinta memang harus ada yang dikorbankan,
Dan cinta itu merelakan
Demi orang yang kita cinta,
Dan untuk orang yang kita sayang..

----

"Alvin" panggil seseorang yang membuat Alvin menoleh ke belakang.

"Kiara?" Alvin memanggilnya.

"Alvin kok lo disini?" tanya Kiara.

Alvin memeluk Kiara. "Ra, jaga abang gue baik-baik ya. Gue sayang sama kalian,"

"Emang lo mau kemana, Vin?" tanya Kiara dengan wajah polosnya.

"Mau pergi, tapi lo harus tau, Ra.." Alvin memotong pembicaraannya. Wajahnya maju dekat sekali dengan Kiara.

"Gue cinta sama lo, love you!" Tepat ditelinga Kiara. Alvin membisikan itu.

"Gue pergi dulu, Ra." Alvin. melambaikan tangannya.

Kiara menatap Alvin yang mulai menjauh sambil melambaikan tangannya. Perlahan bayangannya hilang entah kemana.

Kembali dalam dunia nyata. Renata melihat gerakan tangan Kiara. Airmatanya mengalir, ia memanggil Dokter jntuk memeriksa keadaannya saat ini.

----

Ditempat lain, Kevin mengacak rambutnya frustasi. "Anjing!" Kevin meninju tembok Rumah Sakit.

"Semuanya gara-gara gue!" Kevin menangis dan duduk memeluk lututnya.

Seseorang memegang bahunya. "Vin?" Dia adalah Robert. Ayah dari Kevin dan Alvin. Yang pernah Kevin benci dulu, tapi Kiara yang menyadarkan betapa berharga sosok seorang Ayah. Yang sudah berusaha mati-matian untuk membesarkan anaknya. Kaki jadi kepala, dan kepala jadi kaki. Apapun dilakukan untuk anaknya.

"Semua bukan salah kamu, semua sudah takdir." Robert mencoba menenangkan Kevin.

"Papa juga sedih Alvin begini," Kevin melihat Robert meneteskan airmatanya.

"Tapi Kevin yang harusnya ada didalam ruangat itu, Pah. Kevin yang harusnya ditembak, Pah. Bukan Alvin," Kevin malah menyalahkan dirinya sendirinya. Menurutnya, kalo tidak ada Alvin dihadapannya dialah yang sudah tertembak. Tapi, Alvin sudah melakukannya untuk saudara kembarnya.

2 Jam berlalu. Hari semakin sore, matahari sudah mulai terbenam. Namun, sampai dua jam ini Dokter belum juga keluar dari Ruang UGD. kekhawatiran Kevin dan Ribert semakin menjadi. Sahabat-sahabatnya belum dihubungi sampai detik ini. Hanya Riyan dan Billy lah yang didepan Ruang UGD setelah mengurus bajingan David itu. Billy sudah melaporkan kepada kedua orang tua David yang berada diluar negeri atas kelakuan anaknya di Indonesia. David sudah dijebloskan kedalam penjara untuk yang kesekian kali. Dengan kesalahan yang dulu juga pernah ia lakukan terhadap Riyan.

Tidak lama kemudian, Dokter keluar dari ruangan. Kevin dan Robert langsung menghampiri Dokter itu. "Bagaimana Dok?" tanya Robert.

"Tadi dia udah sadar, tapi.. Dia kembali kritis. Kemungkinannya sangat kecil Alvin bisa sembuh," jelas Dokter.

"Dok, maaf pasien Alvin butuh pertolongan alat. Kondisinya semakin memburuk, detak jantungnya sudah berhenti berdetak," Suster yang keluar dari Ruang UGD memberitahu bahwa jantung Alvin sudah tidak lagi berdetak.

"Sus, Dok, lakukan yang terbaik untuk kembaran saya!" Kevin memohon.

"Saya usahakan semaksimal mungkin, saya akan lakukan terbaik." Dokter segera masuk kedalam untuk memeriksa keadaan Alvin.

Im' Possible [Mencintai Dalam Diam 2]Where stories live. Discover now