09.Pahlawan

2.3K 131 3
                                    

Happy Reading👇👇




Aku akan berjuang sampai aku bisa menerima suatu kenyataan yang mungkin akan bisa aku hadapi nantinya
Walaupun sulit, dan walaupun pahit untuk menerima kenyataan itu.

📚📚📚

Pukul 06.30 jendela kamar Kiara terbuka. Pantulan cahaya itu menembus ke dalam kamar Kiara. Jendelanya terbuka lebar-lebar. Renata yang membuka jendela kamar Kiara.

"Ra, kamu masuk kuliah apa?" tanya Renata sambil mengguncang-guncangkan tubuh Kiara.

Kiara menggeliat. Lalu, menutup wajahnya dengan boneka beruang pink pemberian Kevin waktu itu karena cahaya matahari masuk kedalam kamarnya.

"Ra, bangun." oceh Renata sekarang sambil mengelus kepala Kiara.

"Sekarang jam berapa, Ma?" tanya Kiara masih dengan mata tertutup.

"Jam setengah 7 sayang." jawab Renata. Dengan cepat Kiara membuka matanya langsung bangun dari tempat tidurnya dan tergesa-gesa mengambil handuk ungu kesayangannya.

Renata hanya menggelengkan kepalanya. Karena kebiasaan buruk Kiara dari SMA adalah terlambat.

Setelah selesai dari ritual mandinya Kiara langsung terburu-buru untuk bersiap-siap memakai baju dan memoles make up tipis ke wajahnya.

"Ma, bang Gerald aku berangkat dulu. Assalamu'alaikum." ucap Kiara setelah menyalimi punggung tangan Renata dan Gerald.

Gerald baru saja sampai ke Indonesia kemarin malam. Dan ia disini untuk berlibur hanya 2 minggu di Indonesia.

"Adik kamu tuh tiap hari dari SMA sampai sekarang selalu begitu. Gak pernah berubah." cerita Renata pada Gerald.

"Aku bakal jagain Kiara selama aku disini, Ma" seru Gerald. Dan Renata hanya mengangguk dan tersenyum mendengar pernyataan dari Gerald.

Ditempat lain, Kiara masih berlari menuju kearah kelasnya pagi ini. Dan tiba-tiba..

"Aww.." keluh Kiara. Alvin yang melihat kejadian itu ingin menghampiri Kiara. Namun, Billy lebih dulu menghampiri Kiara.

"Kebiasaan," suara berat dan sedikit berat itu berasal dari belakang Kiara.

"Hati-hati, Ra. Kebiasaan banget sih lo, lari-larian terus." oceh Bill ly sambil mengobati luka Kiara yang dilututnya dengan obat merah dan handsaplas yang selalu iabbawa kemana-kemana khusus untuk Kiara.

"Thanks, Bil. Tapi, sekarang gue mesti buru-buru." seru Kiara dengan wajah paniknya.

"Hari ini gue mata kuliah dosen killer," sambung Kiara.

"Bu Berta?" tanya Billy. Dan Kiara langsung mengangguk cepat dengan keringat diwajah cantiknya yang membuat aura kecantikannya semakin keluar.

"Dia gak masuk hari ini, Ra. Mungkin besok dia masuk." jelas Billy. Kiara sedikit bernafas lega saat ini.

"Kita kekantin yuk," ajak Billy menarik tangan Kiara lembut.

"Gue tau lo belum sarapan kalo lagi buru-buru dan gue juga tau lo pasti semalem cuma buat ngerjain tugas." oceh Bily dan Kiara hanya mengangguk.

"Bil, Alvin udah dateng belum ya?" tanya Kiara yang memberhentikan langkahnya.

"Kenapa sih, Ra selalu Alvin yang lo cari," Billy menatap Kiara kecewa.

Im' Possible [Mencintai Dalam Diam 2]Where stories live. Discover now