15

18.3K 1.4K 115
                                    


Dunia Chris terbalik. Berputar tidak lagi pada porosnya. Hancur. Berantakan. Membuatnya frustasi.

Pikirannya kosong. Tidak ada satu pun yang mampu dicernanya. Di dalamnya hanya ada kekosongan akibat sensasi rasa yang dihasilkan dari apa yang kini tengah dilakukannya.

Tautan bibirnya dengan bibir Elena mengacaukannya. Membuat kakinya tidak lagi menginjak bumi, seolah-olah ia melayang di angkasa, terbang tanpa tujuan. Tenggelam dalam rasa menakjubkan yang untuk kedua kali dirasakannya.

Oh... ini nikmat, bahkan terlalu nikmat.

Sensasi rasa ini terasa asing. Terlalu luar biasa, menakjubkan. Sebuah rasa yang belum pernah dirasakannya saat bersama wanita mana pun.

Jika saat pertama kali Elena menciumnya, Chris masih meragukan rasa itu. Meyakinkan diri kalau rasa itu tidak lebih akibat keinginannya bahwa wanita yang saat itu menciumnya adalah Arabella, maka kali ini rasa itu terasa begitu nyata. Begitu familiar. Menggetarkan. Membakar dan menggelora. Dan penyebabnya adalah wanita yang kini di ciumnya. Wanita yang tengah berada dalam rengkuhannya. Wanita yang pernah dengan kurang ajar menciumnya.

Ini gila!

Chris menyadari semua yang terjadi pada tububnya dengan sangat jelas, meskipun begitu ia tidak memiliki penjelasan apa pun mengenai apa yang saat ini dirasakannya. Bagaimana seorang Elena -wanita yang sampai saat ini masih sangat dibencinya- bisa membuatnya merasakan apa yang sebelumnya tidak pernah ia rasakan. Terasa asing tapi anehnya terasa begitu familiar, nikmat dan mendamba di saat bersamaan.

Ini gila! Benar-benar gila!

Chris terus menggumamkannya di dalam hati, tapi bibirnya terus bergerak, melumat bibir Elena tanpa memikirkan apa pun. Satu-satunya yang ada dipikirannya hanyalah bagaimana dirinya bisa terpuaskan oleh rasa yang di dapatnya dari bibir Elena. Sialnya, semakin ia menggali kepuasan yang ingin digapainya semakin ia menyadari bahwa dirinya -dirinya yang menggila- tidak akan pernah terpuaskan, karena selalu ingin merengkuhnya lagi dan lagi.

Napas Chris memburu. Ia butuh bernapas dan itu berarti ia harus menghentikan ciuman yang tengah dilakukannya, tapi elusan lembut tangan Elena di rambutnya membuatnya tidak bisa melakukannya. Sentuhan Elena membuatnya terbuai, terlarut dalam gairah yang sudah sejak tadi bangkit dalam dirinya.

Chris tersentak ketika mengenali api yang mulai menyambar dirinya. Api itu bergerak cepat, terlalu cepat. Belum terlalu besar, tapi cukup untuk membakarnya hingga ke tulang-tulangnya jika ia tidak segera menghentikan ciuman yang tengah dilakukannya.

Sayangnya tubuh Chris memiliki kehendak lain. Tubuhnya enggan untuk menjauh dan mengakhiri kontak fisiknya dengan Elena. Tubuhnya seakan mengenali pasangannya.

Gila... Sungguh gila!

Oh ini memang gila! Benar-benar gila!!

Dan untuk ke tujuh kalinya Chris mengatakan hal itu. Mengumpat dalam hati. Mengutuk dirinya yang tidak bisa mengambil tindakan atas tubuhnya sendiri, dan sialnya hal itu disebabkan oleh seorang wanita yang seharusnya tidak membuatnya seperti ini.

Oh Tuhan!

Chris berjuang sekuat tenaga mengembalikan kewarasannya. Kewarasan yang hanya bergelayut di sebuah tali tipis yang begitu rentan untuk putus.

Hingga akhirnya suara hiruk pikuk dan tawa mulai memenuhi pendengarannya. Barulah saat itu Chris membuka matanya dan dengan enggan melepaskan bibir Elena.

Untuk sesaat Chris terpaku. Melihat tatapan geli dari tamu undangan yang hadir membuatnya tersadar bahwa dirinya sudah melakukan hal gila yang seharusnya tidak pernah dilakukannya.

Love Me, Please!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang