Cinta Allah itu Nyata

3.5K 155 4
                                    

Assalamualaikum sahabat Jamilah, mohon maaf ya author baru bisa update lagi dan Alhamdulillah ini last part. Makasih ya yang udah ngikutin Jamilah sejauh ini, makasih juga buat 5K readers. Aku nggak pernah nyangka cerita amatiranku dibaca segitu banyak orang. Makasih semuanya. 

Makasih juga aku dedikasikan buat yang menjadi ide dari ceritaku Jamilah, sahabat asliku di dunia nyata yang bersedia meminjamkan namanya, juga beberapa tokoh yang memang berasal dari dunia nyata. Tanpa kalian, ceritaku tidak ada apa-apanya.

Happy reading! 

Pagi buta di hari Sabtu ini, keluarga Mila sudah diributkan dengan segala urusan untuk wisudanya hari ini. Mila kali ini tengah didandani oleh Mbak Any yang mana merupakan tantenya sendiri, sedangkan ibunya masih sibuk meneriaki adeknya yang tak kunjung keluar dari kamar mandi.

Mila sebenarnya masih mengantuk, sehingga ketika didandani ia memejamkan matanya dan tertidur. Dan waktu dibangunkan untuk ganti baju, Mila seketika terpana dengan wajahnya sendiri. Ia bahkan tak percaya bahwa yang berdiri di depan kaca ini adalah dirinya.

Setelah proses super meributkan yang memakan waktu cukup lama, akhirnya mereka pun siap berangkat. Di mobil sudah terdapat Mila, kedua orang tuanya, kakak laki-lakinya dan adik laki-lakinya. Mobil pun melaju perlahan membelah kerumunan jalan raya yang dipenuhi oleh para pelajar juga pekerja pabrik yang saling memperebutkan jalan.

Tak sampai satu jam kemudian, mobil milik abi Mila memasuki kampus yang kini sudah diwarnai oleh ratusan kendaraan juga para mahasiswa berlalu-lalang. Wisuda kali ini merupakan wisuda pertama di tahun ajaran ini sehingga banyak sekali mahasiswa yang diwisuda. Mila keluar dari mobil dengan disambut silauan cahaya akibat pantulan cahaya matahari terhadap kebayanya yang berwarna emas. Ia berjalan anggun dengan digandeng sang kakak yang selama seharian ini akan ia jadikan partner dalam wisudanya.

Pukul 13.20 acara wisuda akhirnya berakhir, Mila yang terpilih menjadi mahasiswa cumlaude dalam jurusannya tak melewatkan momen sedikitpun untuk berfoto ria dengan sahabat-sahabatnya. Ia mengambil gambar sebanyak mungkin dengan mereka juga para dosen favorit di jurusan PBA.

Mila menerima ucapan selamat juga dari beberapa temannya yang berbeda jurusan, ia benar-benar tak menyangk akan menjadi lulusan cumlaude tahun ini. Padahal ia sudah minder terlebih dahulu dengan teman-temannya yang rata-rata alumni dan mondok di pondok pesantren gede.

Sekitar pukul 14.20 Mila baru menyusul keluarganya yang tengah bersantai ria di taman kampus, tepat di sebelah parkiran yang kini dipenuhi kemacetan yang luar biasa. Ia mendapatkan pelukan selamat dari keluarganya, dimulai dengan kakak laki-lakinya yang langsung menghambur memeluknya kemudian ibunya baru adik laki-lakinya. Abinya? Tentu saja hanya berdiam diri sambil menyesap rokoknya.

Abinya bukannya tak bangga akan prestasi yang dicapai anaknya, ia bangga sangat bangga malah. Namun prestasi yang tak pernah sesuai dengan apa yang diharapkan memang tak semembanggakan itu.

"Abi, ayo foto bareng!" panggil Mila ramah ke abinya. Sedari tadi senyuman di wajah Mila tak luntur jua, ia menebarkannya ke semua orang.

Abinya tak beranjak dari duduknya. Beliau masih senantiasa menikmati rokok yang ada di jarinya. Mila yang hendak berjalan ke abinya menghentikan langkah ketika menyadari ada sebuket coklat yang disodorkan di depannya.

Mila tersenyum kemudian memutar badannya, dan seketika pasokan udara di sekitarnya menipis. Demi apa? Ia mengerjapkan matanya berkali-kali berusaha menghalau imajinasi liar ynag tiba-tiba datang ke kepalanya. Namun suara seseorang yang sangat dikenalinya itu kembali menyadarkannya.

"Selamat ya mbak, udah menjadi lulusan CumLaude. Semoga apa yang selama ini didapatkan dapat bermanfaat bagi orang lain" dengan wajah tanpa dosanya, MahrusAly berdiri di hadapannya dengan tangannya mengulurkan sebuket coklat. Mila bukannya maniak coklat tapi ia juga menyukainya.

JAMILAH (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang