Opick KW datang

3.4K 146 5
                                    

Holaaa...

Alhamdulillah akhirnya bisa update lagi, makasih yaa yang udah nunggu Jamaly. Makasih juga yang udah nambahin Jamilah ke readinglist kalian. Enjoy yaa!

Surga bagi seorang Jamilah itu ketika liburan dihabiskan di rumah mbak Uswatun sambil cuci mata setiap hari dengan santri-santri ganteng. Apalagi salah satu dari santri itu adalah incaran gadis berwajah cantik tersebut, tentu bahagia bukan main bukan (?)

Mila sedang berbaring di atas kasur sembari membalas chat teman-temannya semasa MA. Grup cewek cantik yang membahas rencana reuni yang hanya tinggal nama karena belum terealisasikan sejak satu setengah tahun yang lalu. Ia meninggalkan ponselnya sebentar untuk mengambil snack timbunannya di laci meja di ujung kamar. Tangannya hampir membuka laci tersebut, lantas ponselnya berdering.

Gadis cantik itu mengurungkan niatnya untuk mengambil snack dan beranjak menuju ponsel yang kini tergeletak di meja. Ia mengernyitkan dahinya ketika mendapati sebuah panggilan dari nomor tak dikenalnya. Untuk mengantisipasi hal buruk, ia pun mereject panggilan tersebut. Disaat ia berpikir apa yang tadi hampir dilakukannya -karena sifat pelupanya- ponselnya berdering lagi, masih dengan nomor yang sama.

Panggilan itu terus berlangsung walaupun berkali-kali Mila merejectnya, mungkin benar-benar sebuah panggilan penting, pikirnya. Ia pun bertekad bila orang tadi meneleponnya sekali lagi, ia akan mengangkatnya. Dan ya benar selang sekitar 2 menit ia terdiam, ponselnya berdering masih dengan nomor yang sama.

Mila mengambil teleponnya dan menempelkannya ke telinga, "Halo assalamualaikum"

"Walaikumsalam warahmatullah" Deg! Mila sepertinya ingat suara ini, ini seperti suara seseorang dari masa lalunya. Namun ia tak ingin berprasangka terlebih dahulu, ia harus memastikan kebenarannya.

"Maaf, dengan siapa ya ini?" tanya Mila dengan nada agak takut.

Penelepon tadi tertawa, "Kita udah berapa lama ya mbak gak ketemu sampai kamu lupa suara saya?"

Mila meringis pelan, ia menggigit bibir bawahnya kemudian mengucapkan sebuah nama yang teramat sakral baginya. "Yusuf bukan?"

"Alhamdulillah akhirnya mbak Mila ingat sama saya, apa kabar mbak?"

"Alhamdulillah saya baik-baik saja, kamu gimana Suf?"

"Saya juga alhamdulillah baik juga mbak, ngomong-ngomong mbak Mila ada waktu gak? boleh kita bertemu?"

Jantung Mila berdetak tak terkendali, sebenarnya ia memiliki waktu yang sangat banyak kalau sekedar untuk bertemu dengan teman lama. Masalahnya adalah Yusuf ini salah satu orang yang dihindari Mila sejak dulu, bisakah ia bertemu dengannya kembali tanpa ada rasa takut atau keringat dingin (lagi)?

"Halo mbak? mbak Mila? masih disana kan?" nada khawatir tertangkap jelas oleh gendang telinga Mila keluar dari suara pria itu.

"Masih kok Suf, ehm ini saya kebetulan lagi di Pati. Kamu mau ketemunya kapan?"

"Secepatnya saja mbak, mbak bisa pulang saja tidak kebetulan saya hari ini sowan ke dalem sekalian mau nginep di pondok"

Mila berdeham pelan, apalagi ini? "Iya Suf insha Allah besok saya pulang ke rumah"

"Ya sudah mbak sampai bertemu besok, assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Badan Mila langsung terasa lemas, memori kenangan waktu kelas sebelas MA terputar rapi di otaknya. Ia masih ingat ketika Yusuf mengungkapkan perasaannya kepada Mila pada waktu Muwadda'ah pondok, dimana Yusuf yang saat itu juga izin kepada Mila untuk pindah sekolah dan pergi pindah pondok pesantren. Yusuf yang saat itu berkata ingin memantaskan diri sebelum bertemu lagi dengan Mila. Apakah saat ini adalah waktu yang tepat? Ya Allah Mila sangat bingung hari ini.

JAMILAH (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang