Lelaki Berbaju Koko Ungu

12.2K 323 17
                                    

Hellaw cerita baruuu.... iya jadi cerita ini udah nongkrong di laptop berbulan-bulan, kebetulan ada orang yang maksa buat dipublish jadilah dipublish.

"Pak kiri pak!" teriak gadis yang berada di deretan kursi penumpang di belakang. Segera saja bus tersebut berhenti mendadak.

Gadis berjilbab hitam itu turun dari bus sambil mengangkat sebuah koper namun belum sempat ia menginjakkan kaki di aspal tepi jalan, ia sudah didorong oleh sang kondektur bus sehingga dia terjerembab ke jalan.

"Astaghfirullahaladzim, huh bapak itu kenapa dorong-dorong sih sebentar lagi juga sampai dibawah kok" dia bangun kemudian membersihkan gamis bunga-bunganya.

Baru saja dia berjalan beberapa langkah tiba-tiba sebuah mobil melaju dengan kencang melewatinya dan mencipratkan air yang berasal dari genangan bekas air hujan di tempat yang tak jauh dari tempat berdirinya.

"Astaghfirullah, ini apalagi Ya Allah! Sabar Mila sabar huft!" gadis yang bernama Siti Jamilah ini berjalan kembali dan sudah tak mempedulikan gamisnya yang kini benar-benar kotor.

Mila baru saja memasuki gang kecil menuju ke rumah tantenya tiba-tiba turun hujan yang cukup deras. Dia berlarian menuju ke sebuah warung sembako yang terletak di kiri jalan.

"Ya Allah kenapa hari ini gini banget ya nasibku udah terjerembab, kecipratan genangan air, kehujanan pula. Mamak... mamak gak ngasih restu ya sama mila buat menginap di rumah mbak Uswatun?" gadis itu mendumel sendiri.

Setelah menunggu hampir 20 menit akhirnya hujan pun reda. Dia sudah kedinginan dikarenakan gamisnya yang sudah basah kuyub. Dia berjalan lebih cepat dan tersenyum ketika melihat papan nama bertuliskan Pondok Pesantren Najihan . Pondok pesantren milik tantenya dimana hanya terdapat santri putra disana karena dikhususkan bagi santri putra. Dia menyeret kopernya memasuki sebuah rumah yang sering disebut ndalem oleh para santri, ya rumah ini rumah bapak kyai.

"Assalamualaikum" ucap Mila di depan pintu.

"Waalaikumsalam" jawab seorang laki-laki dari dalam rumah yang kebetulan dikenalnya sebagai Ali.

"Ya Allah mbak Mila, kok kesini gak bilang dulu kan nanti bisa saya jemput. Haduh itu bajunya juga basah semua, tadi kehujanan mbak? Oh ya mari mari masuk saya panggilkan abah sama umi dulu"

Mila mengikuti Ali memasuki rumah ndalem. "Ya mas tadi sempat kehujanan di jalan, padahal tinggal sedikit lagi sampai, orang saya sudah masuk ke gang kok"

"Yaudah mbak duduk dulu saya panggilkan abah sama Umi sebentar" Ali kemudian berlalu pergi.

Mila mengedarkan pandangannya ke sekililing ruang tamu rumah mbak Uswatun, sudah lama sekali dia tidak datang ke rumah ini banyak terdapat renovasi di sudut tertentu.

Mila's POV

Ketika sedang memperhatikan sekeliling ruang tamu rumah ini tiba-tiba ingatanku tertuju pada 4 tahun yang lalu dimana saat aku bermain kesini bersama salah satu santri bapak dan menginap disini. Aku yang saat itu langsung suka pada pandangan pertama kepada Rozi, santri mbak Uswatun yang ganteng. Aku tertawa kecil mengingat keabsurdanku dulu ketika dalam masa-masa cinta monyet di zaman SMA. Aku yang meminta beberapa santri disini untuk mengawasi perilaku Rozi dan melaporkannya padaku. Aku yang setiap bermain kesini pasti selalu semangat karena akan bertemu Rozi dan ketika bertemu akan merasakan kegugupan yang luar biasa. Aku yang merasa malu-malu saat semua orang menggodaku dengan Rozi. Bahkan ketika aku merasa cemburu dan sakit hati ketika mengetahui Rozi sudah mempunyai pacar sehingga aku melaporkannya kepada suami mbak Uswatun dan akhirnya Rozi diharuskan putus dengan pacarnya. Apa kabar Rozi? 3 tahun lebih tak berjumpa dengan kamu hmmm.

JAMILAH (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang