Bad Brother

258 41 115
                                    

Semua berawal dari seperti apa lingkungannya. Namun, ketika obsesi dan nafsu menghampiri yang positif akan menjadi negatif.

🌼🌼🌼

Suasana hari ini begitu membuat kerongkongan merengek meminta air yang sejuk untuk sekedar membuatnya berair kembali. Erinka yang baru saja memarkirkan motornya ingin cepat-cepat menikmati Air Conditioner di dalam rumahnya sambil menyeduhkan air es bercampur sirup merah sebagai penambah darah.

"Assala ...,"

Saat melangkahkan kaki ingin menuju dapur, seketika matanya melotot dan kedua mulutnya menganga mengamati pemandangan di ruang tamu. Suatu pemandangan yang belum pernah terlihat sekali pun olehnya.

"Kak ... apa-apaan ini ?!"

Nadanya ia naikkan dua oktaf, namun ia segera berlari menjauh dari tempatnya berdiri semula.

"Udah, bubar semua ...."

"Tapi Ndre ...."

"Bubar!," nadanya semakin meninggi, "Pulang semua !!!"

Mendengar bentakan Andreas seketika semua temannya bangkit dengan mata yang terus berdansa dan badan sempoyongan berebutan mencari gagang pintu, menghilang dengan meninggalkan sampah, puntung rokok, dan botol minuman bir yang masih tersisa.

"Huftt ...." Andreas menghela napas sambil menuju kearah dapur menemui adiknya.

"Lain kali ketuk pintu dulu kalau mau masuk wahai adikku."

"Cih, bukankah aku sudah mengucapkan salam? Kakak aja yang GAK PAKE telinga." sahut Erinka dengan kata gak pake sedikit meninggi.

"Maksudmu apa bicara seperti itu, ha?"

"Kakak yang maksudnya apa?!!!" ia berhenti sejenak kemudian melanjutkan kembali dengan nada yang masih meninggi.

"Apa maksudmu dengan membawa orang ke rumah ini dan mengadakan pesta mabuk-mabukan, kamu pikir ini bar, huh?!!!" kali ini ia tak bisa lagi mengontrol emosinya, tak hanya jemari yang mengepal namun mukanya ikut berubah menjadi tomat yang siap dijadikan sambal.

Saat ini Erinka hanya ingin menjauh dan enyah dari hadapan kakaknya, seketika pria itu memegang lengannya dan kemeja Andreas yang berantakan menyentuh jilbab yang ia kenakan. Dekat ... semakin dekat ... hingga netra hijau miliknya menyatu dengan netra coklat miliknya Andreas.

Deg ... deg ... deg ...

Allah, ada apa ini? Tidak, tidak mungkin. Ini tidak boleh terjadi.

"Bicaralah yang sopan wahai adikku."

Ketika Andreas membuka mulut bisa ia rasakan nafasnya yang masih menguar bir didalamnya. Menyadari lengannya masih dipegang, gadis itu segera menghempaskannya dengan mengatakan

"AKU TAK SUDI PUNYA KAKAK SEPERTIMU!" ucap Erinka dengan penekanan di setiap katanya.

Ia berlalu begitu saja dari hadapan Andreas dan berlari menuju kamarnya di lantai dua. Terdengar ringkikan keras kakaknya. Ringkikan tertawanya yang begitu melengking bak seorang setan yang berhasil memengaruhi manusia.

"Haha ... Hakhakha." Andreas menatap adiknya dari kejauhan sambil berkata dalam hatinya.

Aku juga tak sudi menganggapmu adik

"Dasar, gadis malang."

🐇🐇🐇

Mengapa semua berubah semenjak ayah telah pergi, andai dia tahu bahwa Erinka sangat nyaman memiliki seorang kakak sepertinya. Mengapa baru sekarang ia perlihatkan sifat keasliannya setelah semuanya pergi, bukankah ini tugasnya untuk membuat gadis itu lebih percaya lagi kepadanya! Apa yang membuat pria itu bersikap seperti penjahat sekarang ini?

Jujur, aku merindukannya. Gumam Erinka

Tidak ada yang tahu bahwa dulunya Andreas sangat menyayangi Erinka hingga adiknya terluka dialah yang menangis terlebih dahulu. Rela melakukan apapun demi adiknya yang bahkan bukan adik kandung sekalipun.

Andreas adalah anak seorang tukang bakso keliling yang tak sengaja ditabrak oleh pak Rahmat ayahnya Erinka tempo dulu sekitar enam tahun lalu saat berlibur ke puncak yang kebetulan ingin menikmati liburan sekolahnya Erinka yang baru menyelesaikan sekolah dasarnya.

Pak Rahmat harus bertanggung jawab atas Andreas yang menyebabkan ayahnya meninggal dunia, bersamaan dengan itu juga, bu Mila istrinya pak Rahmat ikut meninggalkan mereka. Karena Andreas hanya sebatang kara dengan pendidkan yang masih menginjak kelas tiga sekolah menengah atas di Bandung, ia bersedia mengikuti pak Rahmat untuk tinggal di rumahnya dan menjadi anak angkatnya.

Hingga menyelesaikan strata nya di Jakarta kemudian dipekerjakan di salah satu perusahaan miliknya pak Rahmat. Namun karena pekerjaan kantor yang begitu menguras pikiran, membuat dia berlagak aneh di luar kantor dengan pergaulan bebas, minuman keras dan judi menjadi pelepas penatnya di luar sana.

Ketika ditanyai oleh ayah perihal pergaulan di luar kantor, ia selalu pintar untuk mengelaknya. Seperti ada dua kepribadian di dirinya.

Saat jam kerja terlihat sangat profesional, namun di luar jam kerja siapa yang tau bagai berandalan tak tentu arah. Sehingga ayahnya pun sulit untuk menebaknya.

Oh ... selama ini ayah telah salah menilainya.

Erinka hanya duduk mematung di pinggiran kasur dengan mata yang mulai berkaca terus menatap hampa kedepan, pikirannya mulai hilang kendali akibat perbuatan kakaknya tersebut.

"Ya Allah, mengapa semua ini terjadi padaku!"

Mata yang sedari tadi berkaca mulai menetes tanpa izin mengenai pipi halusnya, matanya beralih kearah photo yang terpajang di dekat meja riasnya.

"Ibu ... ibu apa kabar disana? Apa yang harus Erin lakukan sekarang bu?"

"Dia merebut hak waris dan sekarang dia mulai mabuk-mabukan, berjudi, bukankah itu hal yang paling dibenci Allah bu?"

sesungguhnya Allah sangat membenci hal tersebut, firman Allah dalam Al Qur'an: "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan." (QS. Al Maidah : 90).

Gadis itu terus merengek dengan tangannya menggosok pelan gambar yang terbalut bingkai kaca tersebut, seolah yang diajak bicara bisa mendengarnya. Bingkai itu erat dalam dekapannya, hingga ia terlelap dalam keadaan mata sembab dan bingkai masih dalam pelukan.


📝

Apa kabar hari ini?

semoga selalu dalam lindungan-Nya. Aamin.

jangan lupa apapun yang terjadi ucapkankanlah "Alhamdulillah."

tetaplah bersyukur, karena Allah sebagaimana prasangka hamba-Nya.

Afwan, bila banyak salah kata ...

ditunggu comentnya ...

ErinkaWhere stories live. Discover now