Gandhi. Satu nama yang terus mengusik fikiran Gadis sedari tadi. Juga sahabat-sahabatnya yang terus mendesak Gadis. Rasanya saat ini Gadis ingin kabur ke suatu tempat yang bisa menenangkan isi fikirannya.
Naya terus saja memintaku untuk menerima Gandhi. "Udah dis terima aja,dia baik tau." aku hanya menghela nafas mendengar ucapan Naya yang di lanjuti Rara.
"Iya dis lumayan juga punya muka,"
"ya dia emang punya muka ra." kataku jengah mendengar perkataan Rara. Ambigu. Serem juga kalau Gandhi ngga punya muka.
"eh,maksud gue ganteng hehe."
"ck. Gue gamau ra, gue gasuka sama Gandhi. Lagian gue pinginya pacar pertama gue sama orang yang emang gue suka. Gue pengen bahagia." cercah ku.
"gini ya Gadisku sayang,gaselamanya yang namanya perasaan akan mendapatkan balasan. Kalo lo memang mau sama orang yang lo suka tapi nantinya cowo itu gasuka sama lo gimana? Terus tau-tau dia cuma manfaatin lo gimana? Apa kata bahagia yang lo maksud itu masih berlaku? Lo bisa belajar buat suka sama Gandhi dis." jelas Naya yang dibalas anggukan Rara seraya setuju perkataanya.
"Gue gasuka sama dia nay."
"Perasaan lo itu dis bisa berubah ketika kalian terbiasa bersama. Lo pernah denger kan ada yang bilang cinta itu ada karena terbiasa?" ucap Naya.
"iya." jawabku melemah. Aku bingung dan gelisah atas perkataan Naya dan Rara.
"Jadi?" tanya Rara
Dimata Gadis, Gandhi yang dia kenal itu Gandhi yang baik. Terlalu baik untuknya. Ia khawatir jika suatu saat,keputusan ini akan menyakiti Gandhi. Karena perasaanya.
"iya." ucapnya gemas
"yes!!"
"lo pada dibayar berapa sih sama dia" tanyaku gemas sambil menggelengkan kepala.
Mereka hanya tertawa,tertawa bahagia yang selalu membuatku merasa beruntung memiliki mereka berdua. Tidak perlu dijelaskan tawa mereka sudah menjelaskan semuanya.
Semoga ini bukan kesalahan. Batin Gadis.
*****
LOHALOO..
maaf berjutaa maaf semuanyaaa. Aku tau ini pendek banget. Maaafff yaa. Semoga selanjutnya bisa lebih panjang lagi ya. Aku usahakan!!
#Salam Jomblo🤘🤘
