[27]

1.1K 86 1
                                    

Taehyung terdiam berpikir. Jika ia memilih diantar Jungkook ada untungnya juga. Setidaknya uang sakunya tidak berkurang dan tidak akan tersesat lagi, ini poin utamanya.

Tapi, apakah tidak merepotkan Jungkook?

"Tidak sunbae. Tidak merepotkan sama sekali"

Taehyung terkejut. Apakah Jungkook bisa membaca pikirannya saat ini? "Tidak sunbae. Aku tidak bisa membaca pikiranmu. Aku berkata seperti itu karena raut wajahmu yang seolah-olah merepotkanku"

Taehyung terkekeh. "Apa betul tidak merepotkan?"

Jungkook menggeleng. "Tidak! Aku malah senang bisa mengantar sunbae"

"Terimakasih sebelumnya Jungkook-ah"

"Sama-sama sunbae"

"Hyung" Jungkook mengerutkan dahinya, "Ne?"

"Panggil aku hyung saja. Sunbae terlalu kaku dan canggung. Aku tidak menyukai situasi seperti ini"

Jungkook mengangguk dan tersenyum. "Ayo pulang, hyung!"



—-


Semakin malam, udara semakin dingin. Taehyung sudah menggigil kedinginan. Hari ini, ia hanya memakai coat tipis kesayangannya. Terkutuklah Ia dengan segala kebodohannya.

Bibirnya sudah bergetar membiru, tangannya pun ikut gemetar. Taehyung itu lemah. Tidak bisa sama sekali terkena udara dingin.

Jungkook yang menyadari hal itu segera menepikan mobilnya dan membuka mantel yang Ia pakai. Kebetulan Ia memakai pakaian yang cukup tebal. Jadi, walaupun mantelnya diberikan pada Taehyung, Ia akan tetap terasa hangat.

"Ini hyung. Pakai mantelku"

"Ta— tapi nanti kamu kedinginan?" Jungkook menggeleng. "Tidak. Aku hari ini memakai pakaian yang cukup tebal, tidak sepertimu yang sangat tipis"

"Terimakasih Jungkook-ah" Jungkook mengangguk.

"Hyung.. maaf"

"Un—" perkataan Taehyung terpotong. Karena Jungkook segera membungkam bibir ranum Taehyung dengan sebuah ciuman yang amat manis.
Melumatnya perlahan tanpa rasa nafsu.

Taehyung terbelalak. Ia ingin menolak tapi rasanya begitu nyaman. Tanpa disadari, Ia ikut membalas lumatan Jungkook membut sang dominan tersenyum dalam cumbuan itu.

Dirasa Taehyung butuh oksigen, Jungkook segera melepaskan tautannya menyisakan benang saliva. "Manis. Seperti orangnya. Maaf ya hyung aku lancang. Hanya tak suka melihat bibirmu yang membiru bergetar" Taehyung mengangguk. Pipinya memanas. Malu sekali.

"Apa masih dingin hyung?"

"Tidak lagi. Sudah hangat karena mantelmu"

"Hangat karena mantelku? Atau karena ciumanku?"

"Apa sih? Sudah ah sana lanjut nyetir! Aku mau tidur. Ngantuk" Taehyung segera membalikkan badannya untuk menutupi pipinya yang kembali merona.

Jungkook tertawa gemas melihat kelakuan Taehyung bak bocah berumur 5 tahun. Padahal Taehyung itu lebih tua 2 tahun darinya.

Sejujurnya, Taehyung itu menghangat kala dicium Jungkook.



Jungkook dan Taehyung sampai di Seoul sekitar pukul 10 malam. Tega tak tega, Jungkook membangunkan Taehyung. "Hyung bangun. Kita sudah sampai"

Hening. Tak ada jawaban. "Hyung" Jungkook menepuk pipinya pelan.

"Tae-hyung?" Bukannya bangun, Taehyung malah semakin asyik menyamankan dirinya. Kini Ia memeluk leher Jungkook. Kebetulan juga posisi Jungkook sedikit menunduk.

Jungkook kan jadi tidak tega. Maka dari itu, Ia memutuskan menggendong Taehyung ala bridal style. Namun sebelum itu, Ia sudah mengambil kunci rumah Taehyung didalam tasnya.

Dengan hati-hati Ia menurunkan Taehyung ke tempat tidur. Menyelimutinya dengan 3 lapisan agar Taehyung tetap terjaga dan hangat. Saat ingin beranjak pergi, tubuhnya ditarik sehingga terhempas keatas kasur.

"Jangan pergi. Tetaplah disini. Nyaman sekali rasanya" Taehyung memeluk Jungkook. Ia memainkan poni Taehyung yang menutupi matanya dan mengecup dahi Taehyung lembut.

Dapat dipastikan, jantung Jungkook saat ini sedang melompat keluar. "Iya hyung"

"Jungkook-ah"

"Ya?" Ia heran sebetulnya, Taehyung itu sadar atau mengigau?, "Aku tidak mengigau. Aku sadar. Aku hanya malas membuka mataku saat ini"

Jungkook terkekeh. "Iya iya. Ada apa memanggilku?"

"Tidak. Hanya ingin bilang bahwa aku menyukai pelukanmu. Hangat sekali sampai ke hati"

Jungkook mengusak surai Taehyung gemas. "Tidurlah lagi kalau begitu. Akan kupeluk sampai besok pagi" Taehyung semakin melesak masuk dalam dekapan Jungkook.

"Kook" Jungkook berdeham. "Ak- aku.. hm.. tidak jadi deh"

Jungkook menaikkan sebelah alisnya. Bingung akan sikap Taehyung. "Kenapa hyung?"

"Tidak.. tidak apa-apa. Lupakanlah"

"Kalau begitu, biarkan aku yang berbicara"

"Apa?"

"Tatap mataku hyung"

Kedua mata itu bersirobok. Dan si submisif dapat melihat dengan jelas ada rasa cinta teramat dalam teruntuknya. "Hyung. Aku mencintaimu. Sejujurnya, sudah dari SMA." Taehyung terbelalak. Namun tak dapat dipungkiri jika saat ini Ia begitu bahagia.

Jungkook tersenyum tulus sekali. "Selama ini aku berusaha menjaga hatiku, sekalipun aku tak pernah membuka hati untuk orang lain" Taehyung terharu mendengarnya. Jungkook meletakkan jemari Taehyung ke dadanya. "Disini. Di hati ini, hanya ada namamu saja hyung"

"Aku hanya terlalu pengecut karena tak berani mengungkapkan perasaanku padamu. Dulu aku masih terlalu kecil, belum ada apa-apanya. Mungkin untuk membahagiakanmu saja aku belum bisa" lanjutnya.

Tanpa disadari, Taehyung menangis akibat ketulusan Jungkook.

Jungkook menggenggam erat jemari Taehyung. Mengecupnya lembut sekali. "Aku tidak akan memaksamu untuk mencintaiku hyung. Ta—"

Taehyung mengecup bibir Jungkook singkat. "Aku mencintaimu! Sama besarnya sepertimu yang mencintaiku."

Jungkook terbelalak. Mencoba mencari kebohongan di mata Taehyung, namun nihil. Ia malah menemukan kesungguhan Taehyung. "Hyung—"

"Aku menunggumu cukup lama tahu. Setelah kamu hilang bertahun-tahun aku sempat mencoba mencarimu. Namun, aku sama sekali tidak menemukan satupun titik terang keberadaanmu. Tapi sekarang aku bersyukur. Bersyukur dapat bertemu kembali dengan bocah yang begitu kucintai"

Jungkook tertawa. "Bocah-bocah begini tapi aku yang menjadi sememu."

"Ya! Sialnya disitu"

Jungkook terkekeh. "Aku bahagia sekali bisa mendapatkan hatimu. Jadi hyung? Maukah kamu menjadi kekasihku, hyung?"

Taehyung mengangguk mantap. "Aku mau Jungkook-ah"

Didorong rasa bahagia yang membuncah, Jungkook segera mencium bibir Taehyung. Kali ini lebih dalam dan panas lagi. Taehyung menutup matanya karena malu, ingin sekali membuka matanya dan menyaksikan Jungkook dengan cinta mencumbunya, tetapi ia terlalu tidak mempunyai nyali. Jadi, sekarang harus bagaimana?

"Hyung, tatap aku"




Pilih chapter (17) jika Taehyung membuka mata

Pilih chapter (23) jika Taehyung memejamkan mata

Birthday Journey - (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang