Jimin bersmirk saat mendengar jawaban Taehyung yang memilih lagu Boys Meet Evil. "Pilihan yang sangat bagus Tae-ya! Selamat menikmati" Taehyung mengangguk ria.
•••
The devil held me in his clutches. That the enemy was behind me.
Eoduwojyeo ga
Nae miraeui bit
Chigieorin sarangui alheun kkumui gil
Nae yangmingui dukgi maeu kareul garassjiCahaya masa depanku menjadi lebih gelap
Aku kehilangan mimpiku karena cinta yang belum dewasa
Kapakku seperti ambisi
Aku sudah mengasah pedangnya setiap hariJari Jimin menekan tuts seiring dengan nyanyian yang ia suarakan. Taehyung menikmati bagaimana nyanyian itu beriringan seirama dengan alunan piano yang lembut.
But chameul su eopsneun nae yoksimui kareun mudyeojyeo
Algo isseo daTapi hasil dari keserakahanku yang tidak terkendali
Pedangnya berubah menjadi tumpul
Aku tahu itu semuaKini nada getir terselip disana. Dan Taehyung mendengar jelas getarannya.
I sarangeun akmui ttodareun ireum
Soneul japji ma
Oechyeossjiman jyeobeoryeossji nae yangsimeulCinta ini adalah nama lain dari iblis
Jangan pegang tangannya
Aku berteriak tetapi aku menyerahkan hati nuranikuPandangan Jimin lurus terarah padanya kini. Matanya tajam namun terlihat tidak fokus.
Dentingan tuts piano yang seharusnya mengalun lembut justru terdengar mulai kasar dan kehilangan iramanya.Nari galsurok neukkineun
Nalkaroun hyeosildeul
Hyeonsire jjigyeo bulkge muldeun pideulTajamnya kenyataan aku rasakan setiap hari
Darah dari tercabiknya kenyataan
Berubah menjadi merahDan radar Taehyung menangkap ada yang salah dengan ini. Lagu itu, dentingan piano itu. Juga tatapan Jimin yang semakin menghunusnya.
Jari Jimin tidak lagi terkesan menekannya melainkan memukul dengan kasar. Suara sumbang akibat gerakan brutal itu menyakiti telinganya.Saenggak mot haessji
Geu yoksimi jeogeul bureuneun napari doeljineunAku tidak pernah berpikir
Keserakahanku bisa menjadi terompet
Yang menyerukan neraka"Berhenti Jimin!" Teriaknya histeris. Apapun. Apapun harus dilakukannya demi menghentikan suara-suara itu. Suara nyanyian Jimin.
Jimin bangkit dari duduknya, dentingan piano terhenti. Tetapi tidak dengan langkahnya yang menuju Taehyung. Dan ia berhenti bernyanyi seperti keinginan Taehyung.
Dan kini ada yang lebih menakutkan dari semua nyanyian dan dentingan piano itu. Pisau yang berada di genggaman Jimin. Taehyung tidak perlu mengira jenis apakah pisau itu, karena piasu yang terarah padanya kini jelas akan merenggangkan nyawanya.
Menutup mata pada hunusan pertamanya, darah segera mengalir dari sana. Otaknya berperang diantara rasa sakit yang membuatnya kebas. Ada apa dengan Jimin? Ada apa dengan lagu yang dinyanyikannya?
Satu tusukan..
Sepuluh..
Empat.. tujuh..
Dan-sembilan puluh kali.
Jimin tergugu. Menatap Taehyung yang terkapar dengan keadaan perut luar biasa berantakan dan isi perut yang berceceran.
Breathe
Sumi chaoreugo
Biteullin hyeonsire nungamneun maeil bam
Ullineun bigeugui oereulgol
But i joe beosgin
Geugeol anhneun ga dangchoe pogiga an dwaeNafas
Aku kehabisan nafas
Dan dikenyataan yang berputar
aku menutup mataku untuk suara kotak musik yang tragis
Tetapi agar bisa dibersihkan dari dosa ini
Kehilangannya akan membuat segalanya penuh dosa
Aku tidak bisa menyerahKembali bernyanyi meski kini tanpa dentingan piano, hanya ada suara musik lirih dari dalam kepalanya yang berputar bak kaset rusak.
Michidorok johassji
Geu dalkomhane jungdokdoem beongsin
Geurae byeongsin, sin, sin
Silheosseo akmui songireulItu dengan gilanya terasa baik
Kecanduan akan rasa manis
Yeah
Aku tidak ingin melepaskan tangan iblisTerbahak keras dengan dentingan pisau yang jatuh kelantai. Namun masih menyanyi dengan suara yang sama rusaknya.
Too bad
But it's so sweet
it's so sweet
it's so sweet
Too bad
But it's so sweet
it's so sweet
it's so sweet
Too bad
But it's so sweet
it's so sweet
it's so sweet
Too bad
But it's so sweet
it's so sweet
it's so sweetIts too Evil.
END.
Lanjut ke chapter (28)