[15]

923 94 16
                                    


Taehyung memilih mengatakan hal yang sebenarnya.

Di kepalanya yang tak seberapa isinya itu, mendadak terputar pesan neneknya ketika ia kecil. Anak baik tidak boleh berbohong.

Dirinya anak baik bukan? Lagi- anak baik seperti dirinya tidak sepatutnya berbohong bukan? Jadi dia memilih untuk mengatakan hal yang sebenarnya.

Tapi karena sifat cengengnya atau malah karena malunya? Kini ia malah menangis sejadi-jadinya dan berakhir menautkan tangannya pada punggung pria asing itu lebih erat. Memeluknya kuat sampai yang dipeluk dibuat kebingungan. Kebiasaan jika dirinya sedang menangis dan tidur. Harus memeluk sesuatu.

"Kau kenapa?" cemas pria tersebut.

"A-aku lapar" cicitnya.

"Kau lapar?"

"Heum"

"Akan kubuatkan makanan asal kau berhenti menangis"

Taehyung mendongakkan kepalanya. Menatap kepada iris elang pria itu. Pria itu menyunggingkan senyum. "Aku Namjoon. Kau?"

"Lapar" jawab Taehyung polos.

Pria yang diketahui namanya sebagai Namjoon itu terkekeh. Imut sekali pria manis yang berada di dalam dekapannya ini.

"Eh- Taehyung, namaku Taehyung Kim"

"Aku juga Kim omong-omong" ucapnya sambil tersenyum hangat. Taehyung yang melihat Namjoon tersenyum sedikit merasa lebih tenang. "Sebenarnya aku tidak terlalu lihai memasak. Dan juga bahan makanan disini seadanya. Beruntung kau datang saat aku sudah berbelanja"

"Hm"

"Atau kau mau makan diluar saja?"

"Tidak. Aku mau makanan buatan Namjoon-hyung saja"

Aw- Namjoon-hyung katanya..

Sufiks hyung yang terdengar manis dari mulut Kim muda itu lantas mengembangkan senyum Namjoon.

Taehyung jadi semakin tertarik menatapnya. Dibandingkan dengan sosok Namjoon yang gagah saat berbicara di podium, Namjoon yang ini terlihat lebih manis dan ramah. Dan lubang itu- ah, lesung pipinya memang melegenda sekali.

"Pipimu berlubang" tunjuk Taehyung. Akhirnya kesampaian menyentuh lubang itu. Wajahnya luar biasa polos ketika mengatakannya hingga tak ayal mengundang tawa Namjoon.

"Haha. Bawaan lahir"

"Ayo kita makan. Hanya ada sandwich dan salad buah. Kau bilang tadi lapar kan?"

Taehyung menganggukkan kepalanya lucu. Mungkin tersesat lalu berakhir disini merupakan nikmat lain yang Tuhan berikan untuknya. Aneh, biasanya ia tidak secepat ini akrab dengan seseorang.

"Akh-"

"Hyung tidak apa-apa?" panik Taehyung mendengar Namjoon yang tiba-tiba terpekik.

"Sepertinya aku menginjak pecahan kaca Taehyung-ah"

"Huwaa, maafkan aku, karena aku Namjoon-hyung terluka"

Namjoon terkekeh. Sepertinya laki-laki ini memang senang sekali memamerkan sepasang dimple miliknya itu. "Tidak apa-apa"

Hap

Namjoon menggendong Taehyung dengan kedua lengannya. "Hyung, turunkan aku." protesnya.

"Tidak, aku takut makhluk ceroboh sepertimu terluka juga"

"Aku tidak seburuk itu"

"Katakan itu pada jari jempol kakiku yang kau buat berdarah"

"Itu- maafkan aku, aku tidak sengaja. Dan salahkan piguranya yang digantung di belakangku. Aku kan tidak tahu."

"Iya-iya. Sekarang kita makan ya, katanya lapar"

"Hm!" Taehyung menganggukan kepalanya kuat-kuat.





Karena buah dari kejujuran itu manis bukan?







END.

Lanjut ke chapter (28)

Birthday Journey - (END)Where stories live. Discover now