[2]

2.7K 123 6
                                    



Di kala langit mulai senja. Saat semua orang telah pulang ke rumahnya yang hangat, pemuda manis yang satu ini masih setia berdiri sendirian di halte bus. Menunggu bus yang akan membawanya kembali pulang ke rumah.

Sepuluh menit telah berlalu, tidak terasa langit mulai gelap. Hawa dingin mulai menusuk hingga ke tulang. Pemuda manis yang diketahui bernama Kim Taehyung itu mulai menggigil kedinginan. Gigi-giginya bergetar bergemelutuk. Lalu tubuhnya dibuat kian gemetar ketakutan saja kala tampak mobil mewah bergerak kearahnya.

Mobil mewah itu berhenti tepat dihadapannya. Kemudian, jendela mobil terbuka. Hal yang pertama ditangkap oleh retina Taehyung adalah sesosok laki-laki rupawan. Bentuk wajah yang indah, alis tebal dan tulang pipi yang tinggi.

"Hei, butuh tumpangan?" Tawar ramah dari laki laki itu. Awalnya Taehyung tidak ingin tapi setelah melihat dan mengingat siapa pria itu. Dia akhirnya menerima tawaran pemuda itu. Seingatnya ia adalah salah satu rekan bisnis sang ayah.

Alasan terselubung lainnya adalah Taehyung terlalu takut untuk kembali menunggu di kala langit mulai gelap dan tidak mau jatuh sakit akibat kedinginan.

"Apa tidak merepotkanmu?" Tanyanya dan Pemuda itu menggeleng. "Tidak. Ayo cepat masuk" Taehyung berjalan perlahan menuju mobil mewah itu dan membuka pintu mobilnya.

Saat Taehyung sudah mengambil tempat duduk tepat disebelahnya, mobil mulai berjalan. Keduanya masih diam tidak berbicara. Canggung senantiasa menemani perjalanan mereka. Hingga akhirnya yang lebih tua memulai pembicaraan.

"Namaku Seokjin, Kim seokjin. Kau pasti Taehyung kan? Putra dari tuan Kim Haewon?"

"Ah iya Hyung. Aku Kim Taehyung. Hyung bisa memanggilku Taetae jika mau. Ngomong-ngomong kita pernah bertemu di lift waktu aku pergi ke kantor ayah. Aku Betul kan?" Jin mengangguk dan kembali fokus pada acara menyetirnya.

Setelahnya, kembali tercipta keheningan di antara mereka.

...

Lama kelamaan mereka larut dalam pembicaraan. Tanpa disadari oleh Taehyung, laki-laki di sampingnya terus memandangi wajahnya yang cantik serta bibir plum yang begitu menggoda sewarna dengan bunga mawar.

Taehyung terus saja berceloteh tentang apa yang terjadi di kampusnya. Jin tetap mendengarkan Taehyung secara seksama namun ekor matanya tetap memandangi betapa cantiknya wajah Taehyung.

Didorong rasa penasaran yang membuncah terhadap belahan bibir yang terlihat amat manis untuk dilumat. Seokjin perlahan menghentikan mobilnya di tepi jalan dan mendekatkan wajahnya ke arah wajah Taehyung. Hal itu sontak membuat Taehyung bergerak mundur sedikit menjauh dari hadapan Seokjin. Terlalu terkejut dengan pergerakannnya yang tiba-tiba.

Kedua mata mereka saling menatap. Sampai akhirnya kedua belah bibir itu saling mendekat dan saling melumat. Mereka saling mendominasi bahkan tanpa disadari, kini Taehyung sudah berpindah posisi menjadi di atas pangkuan sang dominan. Mereka menyebutnya insting.

Jin melepas tautan mereka saat dirasa Taehyung membutuhkan oksigen. Peluh membasahi wajah dan tubuh keduanya. Ditatapnya lekat wajah mungil itu. Begitu menggairahkan. Sesuatu bergejolak dalam dirinya, dan Seokjin adalah pria dewasa yang tahu benar apa artinya itu.

Didorong nafsu yang menggebu-gebu. Jin menawarkan Taehyung dua pilihan.

"Taehyung, ikut aku ke hotel


atau

tetap pulang ke rumah?"



Pergi ke chapter (9) untuk memilih hotel.

Pergi ke chapter (14) untuk memilih pulang ke rumah.

Birthday Journey - (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang