16

35 1 0
                                    

Icha berayun-ayun di ayunan sendirian di tempat biasanya ia dengan Iki bertemu yaitu rumah pohon. " hhhi hhhi hhi..." suara aneh terdengar oleh Icha suaranya seperti suara kuntilanak.

Mendengar suara itu, Icha berhenti bermain ayunan. Kemudian melihat ke sekelilingnya mencari sumber suara tersebut. Namun, di sana sunyi, tak ada siapa pun kecuali dirinya." Ki . Iki aku tau itu kamu. Awas kamu! Jangan nakut-nakutin aku" kata Icha yang menduga Iki sedang mencoba menjailinya.

Kemudian suara tersebut terdengar kembali. Icha merasa takut, lalu ia turun dari ayunan. " aaaaa.. " teriak Icha sambil berlari karena ia merasa takut . Namun naas kaki Icha tersandung sebuah ranting, sampai ia terjatuh.

Tak lama setelah itu terdengar suara tawa seseorang ." Hahha..haha" Iki tertawa karena merasa berhasil mengerjai Icha . Ternyata dari awal Icha datang, Iki sudah ada di rumah pohon itu. Dan yang menakuti Icha adalah Iki.

"Rese kamu, aku sudah duga itu kamu" kesal Icha sambil bangun membersihkan dirinya dari tanah habis terjatuh tadi. "Kamu duga itu aku tapi kok lari" jawab Iki sambil menahan tawanya, mengingat wajah Icha yang lucu saat ketakutan tadi.

Icha tidak menjawabnya. Ia memasang wajah ketusnya pada Iki kemudian Icha beranjak ingin pulang. " ehh lo mau kemana" tanya Iki sambil mengikuti Icha dari belakang." Masa gitu aja ngambek"  rayu iki.Icha diam tak menghiraukannya  " yah kacang lagi" gumam Iki.

" sayang, adek , manis , honey" panggil Iki mesra. Sontak Icha berpaling. " jangan panggil-panggil aku kaya gitu, kuping aku panas tau" teriak Icha. Kemudian kembali berjalan meninggalkan Iki, namun  Iki kembali  mengikutinaya. " panas ya! kalau gitu sini abang kipasin" rayu Iki sambil menahan tawanya .

Icha tak menggubrisnya. Kemudian Iki menahannya dan menghalangi jalan Icha " udah dong marahnya ya" kata Iki dengan nada lembut. Icha membuang mukanya tak ingin mendengar ocehan Iki." Lepasin aku, minggir aku mau pulang " pintanya pada Iki agar Iki melepaskan tangannya.

Iki  tak menghiraukannya, ia masih memegang tangan  Icha. " Gue mau curhat dengerin  gue ya" pinta Iki. " nggak ! Aku nggak mau" Icha melepaskan tangannya  dari  genggaman Iki dan pergi meninggalkan Iki . Iki menyerah  berhenti  mengejar Icha kemudian berbalik menuju rumah pohon.

Setelah berjalan cukup jauh, Icha merasa Iki  berhenti  mengejarnya. Icha  bingung biasanya Iki  akan terus mengejarnya untuk mengganggunya . Ia lihat  ke belakang  Iki  sudah tidak ada lagi. Ia bingung, kemudian ia kembali mencari Iki menuju rumah pohon . Tak biasanya Iki bersikap  begini pikir Icha .Ia ingat saat Iki mengatakan ingin curhat tadi karena ia ada masalah ,dan untuk mengalihkan pikirannya dari  masalah  tersebut Iki selalu mengganggunya.

Icha naik ke rumah pohon mencari Iki dan ternyata  benar di sana ada Iki. Dan Iki sedang menangis di sana . Sadar ada Icha  di sana  Iki menghapus airmatanya, ia memalingkan wajahnya tak ingin dilihat Icha. Icha memegang bahu Iki dan  duduk di samping Iki yang menghadap jendela.

"Aku nggak tau masalah kamu, aku akan  di samping kamu terus . Tak apa  menangis " kata Icha menguatkan Iki. Setelah itu Iki menangis. Icha merasa iba padanya mengelus punggungnya Iki ragu. Betapa  terkejutnya Icha saat Iki memeluknya secara tiba-tiba sambil nangis. " maaf Cha, gue meluk lo. Gue butuh sandaran saat ini"kata Iki di sela tangisannya, kemudian membenamkan wajahnya di bahu Icha. Icha yang masih terkejut bingung harus apa, kemudian ia berpikir akan menoleransi Iki untuk saat ini.

KeputusankuWhere stories live. Discover now