Bagian 03; Tentang Damai.

20 3 2
                                    

[]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


[]

Jakarta, April 2013.

"MENAAAANG YEAAAH!"

Sorakan dengan suara bangga tadi terdengar ketika set dua di pertandingan final turnamen yang diadakan oleh PBSI selesai. Si pebulutangkis yang baru saja mendapat gelar terbarunya, langsung melempar tubuh ke lapangan. Menelentangkan badan tidak acuh dengan sekitar dan matanya terus mengeluarkan air mata. Tidak, dia tidak sedih. Terkadang air mata tidak melulu untuk mengekspresikan kepedihan. Karena dia sedang senang. Bahkan, jika KBBI menambahkan satu kata yang mengartikan suatu perasaan di atas senang, maka kata-kata itu yang pantas mewakili apa yang sedang dirasanya.

"Bagaimana Damai dengan perolehan gelar terbaru kamu ini? Dan apa saja yang kamu kerahkan ketika bermain sampai menjadi juara di lapangan tadi?"

Lima belas menit kemudian, setelah dia----Damai kembali berhasil menenangkan diri, salah satu jurnalis PBSI mewawancarainya.

Damai menjawab meski peluh masih bercucuran di dahinya, "Tentu saja saya senang! Saya hanya mencoba apa yang saya bisa. Semua berkat didikan dan contoh yang diberikan Koh Surya kepada saya. Juga, doa yang saya panjatkan pada Tuhan. Dukungan Mama, Papa, Dumai----adik saya. Dan terakhir...." Damai menghentikan ucapannya. Matanya mengedar ke arah atas tribun. Tersenyum senang ketika matanya bertemu dengan tatapan mata dari orang yang tadi dicarinya, kemudian kembali melanjutkan, "Alara. Al, aku bisa!"

Jurnalis PBSI itu tersenyum menggoda. "Alara? Siapanya Damai nih kalau nanti fans kamu ada yang nanya?"

Damai terkekeh pelan. Dia mengelap dahinya terlebih dahulu, lalu mengulum senyum dalam, dan berkata mantap, "Pacar saya."

[]

Sabtu, 15 Desember 2018.
1:22 PM

-----rani yang mau ngucapin, selamat liburan teman-teman!

Badmeandone!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang