"Heejin gak nanya sama mommy,"

"Kamu maafin mama kan yoor?" tanya irene. Yoora menghela nafas berat, " iya, tapi yoora masih kesel sama mama,"

"Gapapa, yang penting kamu maafin mama," Irene tersenyum kecil, anaknya ini wataknya mirip sekali dengannya.

"Heejin ini anak kamu?"

"Iya, lebih tepatnya anak hyunjin,"

"Berarti mommy nggak nganggap Heejin anak mommy dong?" rajuk Heejin dengan wajah memerah menahan tangis.

"Nggak kok, heejin kan anak mommy," Yoora jadi gelagapan sendiri, ketika heejin menahan tangis.

"HEEJIN!!—kamu—ke-mana aja sih? Om cariin kemana-mana juga," jisung datang dari arah jam sembilan, ucapannya terputus-putus akibat berlari mencari gadis kecil itu.

Jisung mengusap keringat didahi nya menggunakan punggung tangan nya, "Sini sama om,"

"Gak mau, om Jisung gak seru diajak mainnya. Heejin mau sama grandma aja!" Gadis kecil itu mengeratkan kedua tangannya dileher Irene.

"Grandma?" jisung menatap irene intens, lalu menoleh ke yoora dengan alis tertaut.

"Saya mamanya yoora," Irene memperkenalkan diri seraya tersenyum tipis, bahkan terlihat tidak tersenyum.

"Set dah, kirain gua kakaknya yooraucap jisung dalam hati.

"Pantes Yoora cantik." gumam Jisung yang masih bisa didengar oleh Irene dan Yoora.

"Jadi kalo aku bukan anaknya mama Irene, berarti aku gak cantik gitu?" Yoora menggerutu tak suka.

"E-ehh nggak kok, yuk Jin main sama om ji. Kasian grandma nanti capek" bujuk Jisung, tapi Heejin tetep kekeuh mau main sama Irene.

Irene yang melihat Heejin yang manja hanya bisa tersenyum, cucunya ini lucu.

Seraya mengelus surai hitam Heejin, Irene bilang. "Heejin sama om Jisung dulu ya? Nanti main lagi sama grandma, sekarang grandma mau istirahat dulu ,capek."  Heejin melepas pelukannya, kemudian mengangguk lucu dengan bibir maju beberapa centi.

Heejin turun dari gendongan Irene, kemudian jalan ke Jisung seraya merentangkan kedua tangannya.

"Saya permisi dulu tante, yoor"

Dilihatnya Jisung sudah menjauh, Irene menarik tangan Yoora menuju meja tamu yang kosong.

Setelah duduk, ia menggenggam kedua tangan Yoora sambil mengelus punggung tangan Yoora dengan lembut.

"Maafin mama ra,"

Ah, panggilan itu. Yoora bahkan baru mendengarnya lagi setelah sekian lama. Mendengar sang mama memanggilnya seperti itu mau tak mau Yoora tersenyum pahit. Mengingat bahwa dulu sang papa memanggilnya dengan sebutan itu.

Huhh, jadi inget papa kan. Eumm papa seneng gak ya liat Yoora udah nikah?

Perempuan yang sekarang menyandang status sebagai Nyonya Hwang itu memandang mamanya sengit.

Irene yang dipandang sengit oleh Yoora, langsung tersenyum. "Iya mama tau kamu gak mau mama manggil nama kamu kayak gitu kan?" tanyanya tenang, serta senyumnya yang membuat siapa saja yang melihatnya tidak menyangka kalau sudah memiliki anak.

"Iya, soalnya yang boleh manggil Yoora kayak gitu cuma papa aja!" jawab Yoora ketus, Irene cuma geleng-geleng kepala.

"Yaudah, mama ke om Kim dulu ya." Irene berdiri diikuti Yoora.

"Mama cuma mau ngasih tau kalo itu mama lakuin buat kebaikan kamu Ra."

"Ish, kan Yoora udah bilang. Yang boleh manggil Yoora kayak gitu cuma papa!" Yoora merenggut kesal, lalu membuang pandangan kesegala arah.

"Iya iya, samawa ya sama Hyunjin. Pokoknya bikinin mama cucu yang banyak, kalo boleh sih kembar. Hehe."

"MAMAAA!!!"

Irene auto kabur.

Irene seneng liat muka anaknya memerah karna malu. Melihat Yoora seperti itu, punya kesenangan sendiri baginya.



Sesekali godain anak sendiri gapapa kan? - Irene

******
Fyi : Yoora ngomong nya aku-kamu sama yang tuaan. Kecuali seumuran, misalnya sama Somi, Jihoon, Felix. Dan yang terpenting kalo Yoora ngomongnya udah saya-kamu berarti dia udah bener-bener marah.


24/12/2019.

DADDY ; Hwang Hyunjin [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang