#38: Alisa, broken angel. -HS

1.5K 174 52
                                    

You know I want you
It's not a secret I try to hide. But I can't have you
We're bound to break and my hands are tied..
-Rewrite the stars.

"Aku masih mencintaimu Alisa Evangelia Styles!"

"Dan aku tidak pernah mencintaimu lagi, Haz. Maafkan aku"

Aku bisa melihat tatapan tak percaya terpancar dari air wajah Harry, sorot matanya sangat tajam meksipun aku tau benar jika ia tidak mungkin berteriak atau membentakku saat ini

Harry tertawa ironi seraya menggeleng
"Katakan. Tatap aku dan katakan sekali lagi, Al" ucap Harry dengan nada rendah

Aku menunduk sesaat mengumpulkan seluruh keberanian yang kumiliki sebelum mendongak melihat Harry kembali. Mata kami saling bertemu dan inilah saat-saat yang paling sulit dalam hidupku, berbohong atas perasaanku bahkan ketika menatap sepasang manik hijau itu

"Aku.tidak.mencintaimu.lagi" ujarku penuh penekanan, terjadi perubahan pada ekspresi Harry, sorot tajamnya berubah jadi nanar
"Sampai kapanpun, apa kau paham?"

Harry berpaling dariku, ia melihat kearah jendela selama beberapa detik dan kembali menoleh memandang ku. Dia terlihat sangat menyedihkan sekarang

"Kenapa sangat sulit untuk membuat kita kembali bersama?" Tanya Harry, aku menggigit bibir bawahku

"Pergilah Harry, pulang. Mereka menunggumu, kumohon. Kembalilah kepada mereka demi aku"

Mereka yang kumaksud adalah Kenny dan Alesia. Meski gadis itu bukanlah anak biologis Harry. Dia harus kembali ke Amerika dan mulai menjalani kehidupannya sendiri, tanpaku.

Harry mengangguk pelan ia tersenyum pahit kemudian melarikan tangan kanannya guna membelai rambutku

"Seperti yang kau mau. Aku akan pulang"

Ini terasa sangat menyakitkan, aku ikut tersenyum walau kita sama-sama tau bahwa semua ini penuh kebohongan, dusta, palsu. Tapi kita tetap menikmati dan larut didalam sandiwara cantik ini, kenapa? Karena kita saling menjebak hingga akhirnya harus terjebak berdua didalamnya.

"Pergi.." lirihku menepis tangan Harry

"Boleh aku memelukmu?" Tanya Harry penuh harap, aku menatapnya sangat dalam dan tanpa aba-aba berhamburan kedalam pelukannya, aku mendekap Harry erat dikala ia membalas pelukan ku

Tangisanku pecah dibalik dada bidang Harry, detak jantungnya terdengar berdebar lebih cepat. Dan aku menyadari Harry baru saja terisak, dia menangis sepertiku

"Lupakan aku, berjanjilah untuk itu. Dan berjanjilah untuk tidak pernah menengok kebelakang. Kau harus tetap melangkah maju tanpa memperdulikan aku. Berjanjilah atas namaku. Harry" lirihku ditengah isak tangis memilukan ini

Harry melepas pelukan kami yang sebenarnya belum membuatku merasa puas. Tapi apa boleh buat? Aku tidak berhak untuk itu. Ia diam memandangiku hingga beberapa ciuman singkat mendarat dari kening, ujung hidung dan bibirku yang terakhir. Kami memperhatikan satu sama lain dan nafas hangatnya menerpa wajahku, air mata yang membasahi pipi Harry. Itu karena ku.

"Kau rumahku" bisik Harry sangat pelan namun masih jelas dipendengaranaku, setelah mengusap air mata dipipnya, ia segera menjauhkan diri dariku dan beranjak pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun lagi

Aku tertegun memikirkan apa yang baru saja terjadi

He's gone.

Aku melepaskannya disaat ia berada digenggaman ku, aku tidak tau apa yang ada dihatiku. Tapi aku merasa sangat kehilangan untuk kesekian kalinya setelah Harry keluar melewati pintu ruang rawat inap ini, dia pergi. Dia akan kembali ke New York. Itu artinya dia akan menikah dengan Kenny

Truth Hurts // Harry StylesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang