#2: No answer

3K 304 13
                                    

Kendaraan yang berlalu lalang di kota New York lebih menarik perhatian ku dibandingkan mengobrol dengan pria yang sedang duduk disamping ku saat ini. Sepanjang perjalanan menuju airport tak ada yang membuka percakapan. Awkward

"Dean bisakah kau lebih cepat?"tanyaku sopan, kepada supir pribadi Harry yang akan mengantarkan kami menuju airport, ya aku dan Harry akan pergi ke London untuk keperluan kerja Harry. Sebenarnya aku tidak ingin ikut tetapi.. Harry Styles paling tidak suka jika ditolak permintaannya

"Hey"seseorang meraih tangan kanan ku, sudah bisa dipastikan jika Harry yang melakukannya

Aku menoleh dan memberikan tatapan bertanya ada apa? Tanpa perlu berucap sepatah katapun. Seolah mengerti, Harry mengalihkan pandangannya dari ku, ia melihat lurus kedepan sementara aku masih terus memperhatikan wajahnya yang sebenarnya sangat tampan menurutku

"Jika kau tidak ingin ikut, kita tidak perlu berangkat"
Kali ini Harry kembali menoleh

Aku memincingkan mataku, apa aku tak salah dengar???
"Kalau begitu aku tidak ingin ikut" sahutku tanpa disaring terlebih dahulu

Harry menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya
"Kita kembali kerumah sekarang, Dean"perintah Harry kepada supirnya

Dean mendongak kearah spion untuk melihat pantulan bayangan ku dan Harry yang duduk dikursi penumpang
"Baik tuan"

***

Aku hanya diam menontoni Harry yang tengah berdiri mondar mandir sambil menelfon seseorang

Ini sudah satu jam setelah kami membatalkan penerbangan menuju London. Oh jujur saja aku merasa senang karna akhirnya Harry mau mendengarkan permintaan ku, baru kali ini ia mementingkan keinginan ku dibanding urusan kerjanya

"Ya aku tidak bisa, ada urusan penting yang tak bisa ku tinggalkan disini" ucapnya kepada lawan bicaranya yang berada diujung telfon sana, entah siapa

Harry terhenti dan menoleh kepadaku, ia diam sejenak sebelum kembali bicara pada rekannya

"Akan kucoba, baiklah malam ini aku kesana. Sampai jumpa"

Dan ia mengakhiri sambungan telfon tersebut sebelum memasukan ponselnya kedalam saku celananya. Harry mengambil tempat untuk duduk disofa kosong yang ada dihadapan ku

"What's going on?"

"Aku tetap harus pergi ke London"

aku menautkan alisku
"Malam ini? Tanpa ku?"

Harry memandangku dan mengangguk

"Yeah. Kau tidak perlu ikut. Aku tau kau tak ingin, kau bisa istirahat"jelas Harry seraya beranjak meninggalkan ku sendirian dikamar kami

***

Hari ketiga setelah Harry berangkat ke London untuk urusan pekerjaan pentingnya, dan ia tidak sama sekali menghubungiku menelfon atau bahkan sekedar mengirimkan pesan singkat. Tidak ada, mustahil

Sebenarnya itu tak masalah untukku, karena hal ini memang sering terjadi sejak awal pernikahan ku dengan Harry. Kami memang menikah dan terikat satu sama lain, status kami memang suami-istri. Harry melakukan kewajibannya sebagai suami, ia memberiku segala keperluan dan aku melayaninnya selayaknya yang dilakukan para istri diluar sana terhadap suami mereka

Meskipun tak ada cinta diantara kami namun aku dan Harry bersikap seolah kami sering membutuhkan, karena memang begitu faktanya

Kami tidur satu kasur bahkan sering bercinta, memuaskan satu sama lain. Dan aku tak masalah karena aku dan Harry menginginkannya meskipun tanpa ada landasan perasaan apapun

Truth Hurts // Harry StylesWhere stories live. Discover now