Ucapanku sungguh tak bermakna bagi mereka. Jelas saja. Aku 'kan sosok tak kasat mata. Sosok buangan yang harus dihempaskan ke baris belakang. Sosok yang kesepian, jauh dari ramainya kehidupan. Sosok yang telah berusaha 'tuk membaur, namun didorong jauh, lalu jatuh tersungkur.
Aku sempat melakukan apa saja agar dapat diterima. Berusaha keras membunuh jiwa asliku lalu menggantinya dengan yang palsu. Semua kulakukan agar aku dapat memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh mereka. Standar yang entah diciptakan oleh siapa.
Namun tetap saja segala ucapanku tak pernah didengar. Keberadaanku seakan tak pernah terlihat. Aku tetap menjadi sosok yang tak kasat mata bagi mereka. Sosok yang dijauhi, entah alasan apa yang mereka miliki.
Satu hal yang kuingat yaitu perihal ucapan yang keluar dari mulut mereka. Mereka berkata bahwa aku berbeda dan tak pantas merajut tali pertemanan dengan mereka.
Tak apa-apa. Aku pun sadar. Ini hidupku. Ini diriku. Untuk apa aku hidup dengan berusaha mati-matian memuaskan standar mereka? Untuk apa aku hidup jika tidak merasa bahagia? Dan yang terpenting adalah untuk apa aku hidup memikirkan perilaku mereka? Karena sungguh, tak ada gunanya.
Pesanku satu. Jadilah diri sendiri. Siapapun kamu, termasuk aku. Sampai kapan mau melakukan apapun agar diterima lingkunganmu namun usahamu selalu sia-sia?
- a.a.d
#12LettresAA
YOU ARE READING
POSPHENOUS
PoetryHigh ranks #1 in Phosphenous [Rab, 290519] #3 in Wattyawards2018 [Kam,201218] #38 in future #29 in stories #8 in mood [Kam, 201218] #57 in sajak [kam, 201218 beberapa karya yang saya cipta sendiri 💓 terimakasih telah berkunjung Perkenalan adalah...
