4

217 26 11
                                    

Hari ini hari minggu jadwalnya aku kemoterapi, kata dokter keadaaan aku tetap sama, gak berubah malah cenderung lemah aku lebih sering mimisan tanpa bunda tahu dan aku lebih sering ketakutan akhir-akhir ini.

Seperti minggu lalu disaat aku sedang menyisir rambut ,rambutku rontok sangat banyak dan aku takut, aku baca di internet kebanyakan orang yg mengalami leukemia itu akan botak. Dan aku gamau itu terjadi sama aku.

Dan seperti biasanya ketika aku takut aku akan menceritakan ketakutan ku pada Agam dan Agam selalu bisa menenangkan ke khawatiran aku.

"Hari ini kita makan di restoran Jepang yeayyy" ucap Agam semangat.

"Tapi aku gapernah makan makanan Jepang" ucapku.

"Selalu ada yg pertama.. "Ucap Agam terpotong ucapanku.

"Untuk segala hal" ucapku seraya tersenyum.

Agam pun tersenyum sambil mengusap kepalaku. Saat Agam menjauhkan tangannya terlihat beberapa helai rambutku menyangkut ditangannya.

"Rambut aku rontok banyak banget dari kemarin" ucapku sedih menundukkan kepala.

"Hei jangan sedih peri" ucapnya menenangkan.

"Aku takut botak" lanjutku.

"Kamu gak akan botak" ucapnya lembut.

"Tapi kebanyakan pasien leukemia akan berakhir botak!!" ucapku dengan nada agak tinggi.

"Ssttt, hei dengerin aku, mau kamu botak, buta, lumpuh sekalipun kamu tetap cantik bagi aku ,karena kamu perinya aku" ucap Agam menatap dalam mataku.

"Kamu tahu gak?" tanya ku pada Agam.

"Apa?" tanya Agam.

"Aku sayang banget sama kamu, kamu itu kekuatan aku, kamu itu bulannya aku, kamu itu matahari aku" ucapku seraya menangis dan Agam pun memelukku erat.

"Dan kamu penyakit aku" ucap Agam.

"Kok penyakit?" tanyaku bingung.

"Iya, karena kamu udah nempel dihati dan jiwa aku dan kamu yg akan membunuh aku kalo kamu ga ada" ujar Agam.

Pelukan Agam pada hari itu begitu erat dan terasa nyaman. Berbeda pada pelukan sebelumnya tetap nyaman namun lebih nyaman.

🍁🍁🍁🍁🍁

Sudah dua minggu aku gak ketemu lagi sama Agam, kata mamanya Agam lagi sakit tapi pas aku mau jenguk kerumahnya Agam selalu melarang keras. Padahal aku mau kasih tau Agam kalo aku hari ini ulang tahun. Yaudahlah intinya aku masih bisa denger suara Agam meskipun lewat telepon.

"Cie yg lagi ulang tahun" ucap Bunda dari arah dapur.

"Sampe bikin list permintaan segala" ucap Ayah menambahkan.

"Bilangnya gaminta apa-apa tapi disini ditulis ,buku diary, alat makeup, alat lukis, lampu baru, sepatu baru haduhh" ucap bunda membacakan list yg aku minta.

"Gapapa dong bun kan setahun sekali" ucapku merengek.

"Anak ayah tuh" ucap bunda.

Akupun mengadakan pesta ulang tahun dan hanya mengundang teman sekelasku tentunya Agam juga. Aku sedang menunggu kehadiran Agam yg tak kunjung datang sampai Gery menghampiriku.

"Lun ,gue tahu lo pacaran sama Agam" ujarnya

"Ya terus kenapa?" tanyaku

"Dia itu Aids Lun Aids" ujarnya dengan nada agak tinggi.

"Terus masalahnya apa sama lo" ujarku tak kalah sewot.

"Nanti lo bakal gapunya temen kalo sampe mereka tau lo pacaran sama orang Aids" ucapnya.

"Yaudah gapapa yg penting gue gaharus temenan sama orang kayak lo!" ujarku kesal.

"Fine, mungkin lo gapeduli temen lo tau, tapi kalo orang tua lo tau lo pacaran sama orang Aids? Mereka pasti ga diem aja kan dan lo masih butuh mereka kan?" ujar Gerry membuatku terdiam.

"Maksud lo apa sih?" tanyaku emosi.

Selanjutnya Gerry hanya diam dan pergi meninggalkanku sendiri bersama emosi yg sedang memuncak.

🍁🍁🍁🍁🍁
Haii aku up nichhh
Selamat menikmati ya guyss

WAKTU BERSAMA AGAMWhere stories live. Discover now