Taeri tertegun seketika. Semua yang Jungkook lakukan berada di luar ekspektasinya termasuk bagaimana pria itu seakan meletakan dirinya di puncak teratas kehidupan. Namun Taeri lebih memilih diam saat ini.

"Noona... Kau bisa memakai senjata ini?" Tanya Jungkook khawatir karena memakai senjata api tak semudah itu. Menarik pelatuknya mungkin terlihat mudah tetapi memberi tembakan tepat untuk menyelamatkan diri teramat sulit. "Ah sial! Dengar, noona hanya perlu—"

"Aku tahu," potong Taeri. Kemudian raut wajahnya berubah seketika. "Aku tahu jelas bagaimana cara memakai senjata. Sangat tahu."

===

Mereka hanya berharap tidak mati. Bertanya-tanya dari mana asal manusia menyeramkan dengan jubah hitam dan topeng itu. Peniruan sempurna untuk film thriller. Menarik jika tidak benar-benar melakukan pembunuhan. Tapi sialnya sekarang mereka sedang berlari menghindar sampai harus masuk ke dalam hutan agar sampai ke resort. Badai membuat kesulitan dan juga kehilangan fokus. Kalau saja Hoseok tidak memukul makhluk tersebut dengan tabung pemadam, mungkin Eunbyul sudah habis ditikam sampai berdarah.

Orang jahat itu memang rasanya sulit mati. Deretan pembunuh berantai yang kerap dikalahkan juga sebuah kenyataan karena entah bagaimana makhluk itu sudah dapat bangkit lagi mengejar mereka. Hoseok tak peduli apapun selain menggenggam erat tangan Eunbyul berlari sejauh mungkin. Bahkan ketika gadis itu terseok, Hoseok tak sekalipun berniat meninggalkan. Menarik Eunbyul mengumpat di salah satu dahan sambil menutup mulut gadis yang siap berteriak itu. Begitu ngeri ketika hanya beberapa jarak. Berdoa agar lolos. Untungnya mereka benar-benar lepas tepat ketika terdengar suara Taeri dan Jungkook berteriak diujung sana memanggil nama Taehyung. Entah harus berterima kasih atau menyayangkan hal itu.

Air mata Eunbyul mengalir dengan tubuh lemas ketakutan. Kakinya berdarah karena tertusuk ranting. Hoseok memanggku Eunbyul sambil memeluk gadis itu. Membiarkan tubuh mereka dibasahi air hujan begitu juga darah yang mulai mengalir. "Tenang, aku akan mencabut sisa rantingnya dan mengobatinya. Kau akan baik-baik saja bersamaku. Aku berjanji akan selalu melindungimu."

Sementara keadaan Taehyung dan Jimin kebalikannya. Ketika mendengar suara Taeri memanggil, senyuman Taehyung terukir begitu bahagia. Kehilangan kontrol sampai berteriak juga. Namun tepat ketika mereka berdua berbalik, pembunuh itu ada di depan mereka lengkap dengan parang yang siap menggorok leher.

"Damned!" ujar Taehyung.

Mereka berdua berjalan mundur dengan perlahan begitu berhati-hati seraya dengan pembunuh berantai itu maju dan pada hitungan ketiga mereka berlari bersamaan berpencar kedua arah sambil berteriak menggelegar.

Persetan dengan teriakan itu. Jungkook melirik ke arah Taeri yang jadi mengetahui di mana keberadaan Taehyung dan Jimin. "Ayo kita ke sana!" ujar Taeri sambil menyiapkan senapannya. Siap untuk membunuh peneror itu. Berhadapan langsung."

Jungkook berdecih. "Tidak!"

Taeri memandang Jungkook tak pecaya. "Kau bercanda? Kita sudah mencari sejauh ini di tengah hujan. Kau sudah membiarkanku dan sekarang kau malah mengatakan itu?" Taeri tak terima ketika Jungkook menganggapnya seperti barang rapuh. Mungkin akan menyebalkan kalau dia memiliki karakter keras kepala tapi berakhir menyusahkan tak bisa melakukan apa-apa. Namun Taeri jelas bisa melakukannya. Dia yakin terhadap dirinya sendiri. Dia tahu dan mampu. Kalau tidak, dia pasti sudah mundur sejak awal.

"Suara mereka berada dari dua arah berbeda. Mereka kemungkinan dikejar dan tak membawa senjata. Maka kau tak perlu ke arah sana. Aku yang akan ke sana sementara noona kembali ke resort. Salah satu suaranya mengarah ke sana dan Yoongi hyung tidak dalam keadaan baik, bukan?"

SECRETS ✓Where stories live. Discover now