Error : Chapter 10

Start from the beginning
                                        

"Aku bilang tidak! terserah kau ingin percaya atau tidak"

"Tapi aku punya bukti kalau kau sedang berbohong dari sepupumu sendiri, Sinb"

"Jadi...jika kau sudah mengetahuinya untuk apa kau bertanyakan padaku!" Hadiah itu dihempas ke dalam loker dengan kasar oleh Eunha akibat tidak bisa mengendalikan emosinya. Dan hal itu membuatkan Hoshi terkejut sekaligus mengerti jika ia sudah keterlaluan.

Tangannya bergerak mengenggam kedua telapak tangan Eunha, mencoba menyalurkan kehangatan kepada gadis itu.

"Jangan memarahiku. Aku bertanya seperti itu karena aku khawatir padamu. Karena kau itu temanku Eunha, jadi aku tidak mahu kau terluka akibat dekat psikopat sepertinya." ungkap Hoshi lembut membuatkan netra Eunha yang awalnya dingin berubah lirih.

"Yasudah. Lupakan saja apa yang ku tanyakan barusan karena aku tidak mahu kau tertekan mengingati demammu baru saja kembuh." Hoshi memegang kedua pundak Eunha serta memberi tatapan hangatnya pada gadis itu.

"Nanti malam kau senggang. Ayo kita ngerjain PR bersama di rumah Sana"

"Aku punya urusan" jawab Eunha singkat.

"Memang urusan apa?"

"Aku tidak akan memberitahumu karena ini hanya melibatkan aku dan Sinb" sambung Eunha membuatkan Hoshi penasaran.

Namun belum sempat Hoshi melanjutkan pertanyaannya, Eunha sudah duluan pergi dan kini yang dapat ia lihat adalah punggung gadis itu yang semakin menjauh.

"Asalkan kau punya aktivitas. Aku sudah senang "




~002~

Tepat jam 8 Eunha dan Sinb sudah sempurna dengan gaun yang menyarung pada tubuh mereka. Keduanya terlihat menawan tanpa ada keganjalan sedikit pun dan untuk Sinb, baru pertama kali gadis itu mengenakan gaun semewah ini mengingati sewaktu di desa ia hanya mengenakan hotpant dan kaos .

"Mmm..Eunha" panggil Sinb pelan dan langsung membuatkan Eunha menoleh.

"Apa penampilan terlihat aneh..maksudku terlalu berlebihan"

Eunha mengerutkan dahinya diatas pertanyaan tersebut karena yang dilihatnya detik ini hanyalah penampilan yang cukup sempurna yang terpampang jelas di balik sosok sepupunya itu.

"Tidak ada yang aneh Sinb. Bahkan kau terlihat cocok dengan gaun itu. Yasudah! ayo berangkat...Sungmin pasti sudah menunggu lama di mobil." Eunha menarik lengan Sinb keluar dari rumah disertakan ucapan pamitan dari sang ayah yang sedang menonton televisi.




~003~

Selang beberapa minit perjalanan mereka akhirnya tiba di sebuah shopping complex. Lokasi yang menjadi keutamaan bagi rencana mereka malam ini. Ya, malam ini Eunha mengajak Sinb berbelanja bersamanya karena ia tahu Sinb masih dalam keadaan serba kekurangan menetap dirumahnya.

Setelah mobil diparkirkan Eunha dan Sinb menyusur keluar dari mobil. Cuman mereka berdua yang melangkah masuk sementara Sungmin tetap di dalam mobil.

Eunha membuka langkahnya ingin memasuki seisi pusat membeli belah tersebut namun seketika dicegah oleh Sinb.

"Sebentar Eunha, jangan masuk duluan karena ada sesuatu yang belum beres" jelas Sinb sontak membuatkan sebelah alis Eunha terangkat.

Eunha ingin bertanya lebih tapi Sinb terlebih dulu mengisyaratkannya agar tidak mengutarakan apa-apa pertanyaan.

Sehinggalah tanpa Eunha sadar datang sosok seseorang dari arah belakangnya. Sinb yang menyedari ketibaan sosok itu bergegas menyambut mesra kedatangan sosok tersebut.

"Taehyung-shi, aku disini" teriak Sinb seraya melambaikan tangannya, sementara Eunha membulatkan matanya melihat kedatangan mulus seorang Kim Taehyung menjelma di depannya.

"Kau telat!" timpal Sinb ketus dan hanya direspon dengan senyuman tipis Taehyung. Perasaan canggung Taehyung membuatkan ia tak kuat untuk berbicara terlebih lagi disaat menangkap ekspresi Eunha yang seolah tak terima akan kedatangannya.

"Tapi aku senang kau mahu ikut serta. Benarkan, Eunha?" sahutan Sinb tak dibalas oleh Eunha. Gadis berponi itu masih menatapnya lansung seolah meminta penjelasan dibalik hal ini.

Eunha menarik lengan Sinb ke tempat yang aman meninggalkan Taehyung sendiri. "Kenapa kau mengajaknya?"

"Memang kenapa? bukankah lebih ramai lebih seru "

Eunha menggeleng frustasi. Sungguh ia tak habis pikir soal sikap sepupunya itu yang dengan mudah bisa berhubungan sangat dekat dengan sosok yang baru ia kenali.

Namun bukan itu yang Eunha mempermasalahkan, melainkan... kenapa harus sosok pria bermarga Kim itu yang menarik minat Sinb untuk berteman lebih akrab.

"Tapi bukankah sudah ku peringatkan kalau hal ini hanya melibatkan kita berdua, tidak ada orang ketiga."

"Aku tahu itu, tapi..." Kalimat Sinb terhenti disitu tanda tidak ada alasan yang kukuh untuk ia mengajak pria itu. Karena pada dasarnya Sinb hanya ingin terus menerus beradadekat dengan pria itu tak kira di sekolah atau dimana-manapun.



~004~

Sudah hampir 40 minit mereka berbelanja. Tangan keduanya sudah padat dengan tas-tas belanjaan sehingga Taehyung harus menyumbang tenaga membawa barang belajaan kedua gadis itu.

Selesai membayar, mereka bertiga bergerak menyusur keluar dari seisi pusat beli-belah.
Setibanya di luar mereka harus menunggu paman Lee menjemput mereka.

"Aigoo, Eunha-ah" keluh Sinb tiba-tiba membuatkan Eunha dan Taehyung secara bersamaan menoleh ke arahnya.

"Ada apa Sinb?" tanya Eunha bingung.

"Aku...mahu ke toilet sebentar." ujar Sinb.

"Ku kira apaan. Pergi saja sana tapi kau harus lekas kembali karena aku tak jamin kapan Sungmin bakal tiba" balas Eunha dan Sinb hanya mengangguk setelah itu dengan segera berpamitan lalu menuju ke lokasi yang ingin ditujuinya, meninggalkan Eunha dan Taehyung berduaan.




~005~

Di sepanjang kepergian Sinb, kedua manusia itu tak saling menyapa mahupun bicara. Meski pada awalnya Taehyung berniat membuka suaranya tapi justeru ia urungkan, takut gadis itu malah menyalah tafsirkan maksud kalimatnya.


Namun Taehyung berusaha menetapkan pendiriannya untuk berhubung mesra dengan gadis itu.

"Bagaimana kabarmu Eunha-ah, apa demammu sudah sembuh total sehingga kau sudah bisa kembali ke sekolah." tanya Taehyung lembut tapi Eunha tak merespon ucapannya membuatkan ia menunduk sedih.

"Tidak ada barang yang kau beli sewaktu di dalam sana?" tanya Eunha sekilas, membuatkan Taehyung yang awalnya menunduk sedih lansung terpanggil.

"Aku tidak tertarik untuk berbelanja dalam waktu terdekat ini, lagian tidak ada barangan yang ku rasa sebuah keperluan bagi..."

"Terus untuk apa kau menyusul?" potong Eunha sedikit lantang membuatkan Taehyung terdiam.

"atau kau tidak punya uang saat ini"

deg...

Kalimat Eunha barusan menyiratlan jawaban asal Taehyung. Bahkan karena itu juga Taehyung tidak pernah ke kantin untuk waktu terdekat ini.

"Aku..."belum sempat Taehyung menjawab Eunha sudah mencelah.

"Tapi bukankah kau bekerja. Aku malah jadi penasaran kemana melayangnya uang gajimu." ucap Eunha.

"Atau uangmu sudah menjadi taruhan di sebuah klub untuk kau menikmati minuman-minuman beralkohol sesuka hatimu"

"Kim Taehyung"

Tbc...

masih ada yg menunggu nih ff?

Error ( Taehyung & Eunha ) ENDWhere stories live. Discover now