"Haloo."

"Dimana, Ayla??"

Nanda mengernyitkan dahi "panik banget." gumamnya.

"Ini gue, Li. Nanda, sahabatnya Ayla. Kenapa?" tanya Nanda.

Ali menghela nafas "syukurlah. Kalian ada dimana sekarang?"

"Lho, memangnya lo gak tahu kita kemana? Ayla gak bilang sama lo kalau kita pergi?"

"Cepat katakan dan jangan banyak tanya." ucap Ali tak sabaran.

Nanda memutarkan bola matanya "iya-iya. Ini gue sama Ayla lagi di New York."

Setelah itu sambungan telfon pun terputus. Nanda menatap ponsel itu kembali.

"Dasar aneh." gumamnya.

--oOo--

"Ayolah Ayla, masa lo ngajak gue kesini tapi lo gak mau nemenin gue jalan-jalan."

Ayla berdecak pelan "aku malas, Nan."

"Jangan galau mulu. Gak usah mikirin Ali, yang terpenting sekarang kita have fun." ucap Nanda sambil terus menarik lengan Ayla.

"Aaaaa malas, Nanda. Gue gak mauuuu." rengek Ayla.

Akhirnya Nanda pasrah dan melepaskan tangannya "kalau kayak gini mah di Indonesia juga banyak hotel!" cibirnya.

Ayla terkekeh pelan "eh, 'kan pingin ngerasain juga hotel di New York."

Nanda menghela nafas "ya udah deh gue pergi sendiri aja, siapa tahu 'kan gue dapat cogan." ucapnya sambil terkikik geli.

"Serahhhhh."

Nanda menyambar tas kecilnya "lo mau titip makanan gak?"

Ayla menggeleng "nggak. Hati-hati ya, Nan."

"Okey."

Nanda kini bergegas keluar dari hotel. Tinggal Ayla sendiri yang tengah menonton televisi. Rasanya bosan. Ia menatap ponselnya dengan malas lalu tatapannya kembali kearah televisi. Tak lama dari itu ada yang mengetuk pintu membuat ia mau tak mau harus bangkit dari posisi nyamanya.

Ayla memutar knop pintu "apa sih, Na-"

Ayla membulatkan matanya. Yang ada dihadapannya kini bukan Nanda, melainkan Ali. Bagaimana bisa lelaki ini tahu?? Pikir Ayla.

"A-ali."

"Boleh aku masuk?" tanya Ali dengan lembut.

Ayla hanya mengangguk kaku, lalu gadis itu mempersilahkan Ali masuk.

"K-kamu tahu Ayla d-disini dari mana..?" tanya Ayla sambil menatap Ali ragu.

Ali meraih pergelangan tangan Ayla lalu menggenggamnya membuat Ayla kaget setengah mati.

"Kau mau menjauhi ku?"

Ayla langsung menggeleng kuat.

Ali menghela nafas "maafkan aku."

Ayla mengernyitkan dahi tak mengerti.

"Maaf soal malam itu. Aku benar-benar minta maaf." ucap Ali sungguh-sungguh.

Ayla tersenyum "gak apa-apa, Li. Ayla terima soal itu, Ayla juga tahu diri." ucapnya dengan lembut.

Entah mengapa Ali merasakan kenyamanan saat menggenggam lengan Ayla. Apalagi dengan tatapan Ayla yang begitu hangat membuatnya tak ingin mengalihkannya.

"Bukan seperti itu."

"Aku hanya tidak terbiasa." lanjut Ali.

Ayla mengangguk paham.

"Ajari aku untuk mencintaimu."

Ayla merasa ribuan kupu-kupu berterbangan diperutnya. Belum juga Ayla melakukan aksi untuk membuat Ali mencintainya ternyata Ali sudah memintanya terlebih dahulu.

Ayla mengangguk kaku. Ia masih belum percaya.

Mereka pun saling tatap hingga akhirnya perlahan Ali mulai mendekatkan wajahnya. Nafasnya langsung terasa menerpa wajah Ayla yang membuatnya memejamkan mata merasa merinding. Gadis itu menggigit bibirnya gugup. Tepat 1 cm lagi bibir lembut Ali menyentuh bibir merah milik Ayla.

"Upsss.."

Ali langsung berdiri tegak. Ayla membuka matanya. Ada Nanda yang tengah menutup matanya.

"Aduhh, maaf ganggu. Gue keluar lagi deh ya." ucap Nanda sambil kembali keluar dan menutup pintunya.

Ayla mengerucutkan bibirnya "ganggu!"

Ali menatap Ayla dengan senyumnya.

"Ayo, Liiii." rengek Ayla.

"Kemana??"

"Lanjutin yang tadi." ucapnya polos.

Ali menggeleng "gak mood." ucapnya sambil berlalu ke dapur.

"Yahh.. Ayla kecewa. Tapi, pasti yang baca lebih kecewa."

Gadis itu menghentakan kakinya kesal. Kalau saja Nanda tidak datang mungkin saja mereka sudah..

Ah udah Ayla malu sama yang baca, batinnya.


--oOo--

A/N : Nanda nih ganggu😣

Hello guys!!
Dah lama gak update hihiii
Dan semoga part ini bisa menghibur kalian yaa
Semoga feelnya dapet dan jangan lupa buat vote and comment yaa🌷
Thankyou💘

My Cold Husband [COMPLETE]Where stories live. Discover now