FS 2 - Invitation Letter

Mulai dari awal
                                    

"Sir," seseorang mengangkat tangannya, Rayden menatap pria yang terlihat lebih tua darinya beberapa tahun itu.

"Yes, Andrew?"

"How about protector in the digital enterprise?"

Rayden mengangguk mendengarnya, "Search about something that you can use to detect, protect and react to risks to ensure business continuity." jawab pemuda itu cepat, "I don't need to explain to all of you, right? Aku bisa mempercayakan ini pada operation staffs and your CTO, can you?" lanjutnya dengan nada tegas yang tak luntur sedikit pun.

"Yes, sir." jawaban itu membuat Rayden mengangguk dan menatap Jayden yang juga menyetujui pendapatnya.

"Kalian bisa mendiskusikannya lagi bersama Mr. Jayden dan tim kalian setelah ini," ucap pemuda itu lagi.

"Sir, about continuity, how can we do that?" suara pelan seorang perempuan di ruangan itu membuat suasana mencekam tiba-tiba.

Pemuda yang berdiri di dekat proyektor itu langsung menemukan seorang perempuan bermata hijau safir mengigit bibir bawahnya sadar akan kecerobohannya saat bertanya. Rayden baru saja menjelaskan bahwa itu bisa didiskusikan per masing-masing tim setelah keluar dari ruangan ini tapi gadis itu malah bertanya.

"Ms. Carol, are you sleeping?" dan tentu saja suara dingin dan tajam yang mengandung kesadisan itu terdengar cepat. Beberapa staffs bahkan memilih menunduk daripada melihat wajah CMO mereka yang saat ini menusuk tajam pada Caroline –gadis yang tak sengaja bertanya tadi.

"Eum ... Sir, I ... I'm sorry," cicit Caroline di akhir kalimatnya. Gadis itu bahkan tidak berani mengangkat wajahnya untuk menemukan raut tak suka seorang Rayden di depan sana.

"Pintu keluar ada di tempat biasa. Kau bisa tinggalkan ruangan ini dan kembali ketika saya sudah tidak ada di dalam ruangan." tegas Rayden yang mau tidak mau disetujui oleh Caroline karena jika dia membangkang maka hukuman lebih akan dia dapatkan.

Setelah Caroline keluar, pintu ruangan tertutup kembali. Rayden menatap satu per satu orang-orang di dalam ruangan tersebut, "I told you all, to focus in this room. Kalau kalian tidak bisa bekerja dengan baik, lebih baik keluar dari perusahaan ini. Kami tidak butuh orang-orang tidak kompeten di sini. Meeting is closed. Selamat siang," ucapnya lalu berlalu dengan langkah panjang tanpa menoleh lagi. Membuat orang-orang di dalam ruangan menarik nafasnya lega termasuk Stefie dan Jayden. Karena pengusiran seperti ini sudah sering terjadi jika Rayden Alrescha Ravindra yang memimpin rapat.

"Sudah kukatakan, cobalah untuk fokus. Rayden adalah tangan kanan chairman perusahaan ini. Kalian bisa selesai jika membuat kesalahan di depan matanya." suara Jayden terdengar yang segera diangguki oleh staf lainnya.

"Seperti pesan Sir Ray sebelumnya, kalian bisa diskusikan bersama CTO dan staf lainnya. Silahkan kembali ke ruangan kalian dan tolong katakan pada Caroline untuk tidak mengulangi kesalahan di meeting selanjutnya nanti." sambung Stefie kemudian gadis brunette itu berlalu bersama Jayden.

• • •

Rayden menyenderkan punggungnya di kursi yang sudah ditempati pemuda lain di depannya. Pemuda yang terlihat lebih dewasa dibanding terakhir kali mereka bertemu. Membuat Rayden terkekeh pelan ketika mendengar suara desisan dari pemuda yang telah menjadi sahabatnya dalam kurun waktu hampir satu dasawarsa itu.

Berada di salah satu restoran Sushi yang ada di Palo Alto adalah request tersendiri dari Zayn. Sahabatnya itu mengatakan ingin mencoba rasa Sushi di USA sama atau tidak dengan Sushi di Jepang. Abaikan saja, Rayden mendadak sakit kepala kalau harus bertemu dengan sahabat gilanya satu ini.

For Rayden ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang