[02] Dokter Min

1.7K 207 7
                                    

Enjoy~





Jimin keluar dari rumahnya pukul setengah tujuh. Berjalan tergesa gesa ingin berangkat sekolah. Sial! dia kesiangan gara gara sibuk memperban pergelangan tangannya. Waktu terbuang, tapi perbannya tidak terlihat rapi dan baik sama sekali.

Baru keluar dari halam rumah, mengunci pagar. Jimin dikejutkan dengan sosok pria tampan ralat dia juga cantik, berdiri tegap dibelakangannya dengan senyum manis.

"Hai" pria tampan itu melambai ceria "ingin berangkat sekolah ya?"

Jimin mengangguk kecil, memperhatikan pria didepannya dari atas kebawah. Seingatnya Jimin tidak pernah melihat pria ini.

"Siapa?"

"Oh perkenalkan" pria tampan dan cantik tadi mengulurkan tangannya ingin bersalaman, pada saat Jimin ingin menyambut salam pria itu, tangannya mendadak jadi sakit. "Akh!"

"Eoh, ada apa?" raut wajah pria itu terlihat sangat khawatir. "Kau terluka? Lihat tanganmu berdarah" tunjuk pria itu pada pergelangan tangan Jimin yang entah kenapa jadi berdarah banyak.

"Iya, aku terluka tapi tidak apa apa" Jimin membuat tautan dengan tangan pria itu "namaku Park Jimin" kenalnya.

"Aku kim seokjin, aku adalah penghuni rumah baru yang ada disamping rumahmu"

Jimin melihat kearah dagu Seokjin yang menunjukan rumah barunya. Jadi pria tampan cantik ini adalah tetangga barunya. Kepala Jimin mengangguk tanda dia mengerti.

"Baiklah, mm...kau kelihatanya lebih tua dariku, jadi aku akan memanggilmu Hyung"

"Tidak buruk" komentar Seokjin.

"Kalau begitu, Seokjin Hyung, aku harus pergi ke sekolah dulu"

"Tapi tanganmu?, tidak mau diperban ulang dulu?"

"Tidak usah Seokjin Hyung, aku sudah terlambat" Jimin membungkukan tubuhnya "Aku pergi dulu" pamitnya dan berlari kencang meninggalkan Seokjin.

                                      ==

Berangkat dengan rasa punggung nyerih dan tangan perih tidak membuat Jimin untuk tidak menghela nafas syukur. Pasalnya, berdirinya satpam didekat gerbang yang masih terbuka lebar membuat Jimin seolah tubuhnya menjadi ringan; karena hilang sedikit bebannya.

Larinya memelan, memaksakan tersenyum pada satpam sekolah yang sudah sedari jauh memperhatikannya.

"Tumben, datang pukul segini nak Jimin?"

Nafasnya masih tersenggal karena lelah. Jangan kalian pikir jarak rumah ke sekolah ditempuh Jimin dengan jarak dekat. Kalau diayalkan, seharusnya Jimin berangkat menggunakan bis.

Tapi mengingat kartu bisnya hilang dan tidak mempunyai uang sepeserpun untuk memberhentikan taksi. Jimin mau tidak mau berlari.

"Iya pak, hari ini aku pergi jalan kaki"

Satpam tadi mengangguk mengerti kemudian mempersilahkan Jimin masuk sebelum bel berbunyi.







Ini yang Jimin tidak suka jika datang siang.

Lorong ramai akan manusia yang memperhatikannya seolah olah Jimin adalah benda antik.

Jika sorot pandang itu memuja; mungkin Jimin akan tersanjung. Tapi ini sebaliknya, mereka mereka memperhatikan Jimin layaknya seperti seseorang yang datang ke pesta tema tapi salah kostum.

Seperti itulah gambaran mudahnya.

Jimin risih. Apalagi tatapan mereka kali ini dua kali lipat lebih menyebalkan dari pada hari biasanya.

You Should Love Yourself [YoonMin]Where stories live. Discover now