[7] mengenalnya 2

4 0 0
                                    

"Jadi apa yang terjadi selanjutnya? "

"Aku akan menghancurkan nya"

Terdengar meyakinkan, namun ada sedikit yang mengganggu pikiranku.

Hahh...aku menghela napas
Dan langsung menggelengkan kepala kuat kuat.

"Hancurkan apa?" tanyaku sambil mendongak ke arah nya.

Dengan posisi yang sedang memegang Azand yang tidak sadarkan diri, aku melihat Nowell berjalan membelakangiku sampai dia berhenti di tepi balkon,

lalu dia memejamkan mata dan mengangkat kedua tangannya ke atas dengan perlahan seolah dia membawa barang yang amat sangat berat, lalu berguman yang entah apa itu, aku tidak mengerti dan tidak mau mengerti juga.

Detik berikutnya gelombang besar beku yang menjulang tinggi perlahan mencair dan menyusut kembali ke asalnya, pusaran air hilang, kembali ke sedia kala, membaur dengan air asin yang tenang, butiran air hujan yang beterbangan di udara seolah pecah secara bersamaanan menimbulkan suara khas es yang pecah dan hujan kembali turun dengan deras, membuat ku memincingkan mata agar dapat melihat dengan jelas apa yang di lakukan pria itu.

Aku mengusap wajahku dari basah nya air hujan.

Perlahan hujan mulai reda, sampai akhirnya hanya menyisakan rintikan hujan.

Mataku kembali melihat Nowell yang masih setia berdiri di tepi balkon, sambil mendongak ke atas memejamkan mata nya.

Rambutnya yang basah kuyup, membuatku terpaku melihatnya, sampai akhirnya aku tanpa sadar sudah tertangkap basah sedang memperhatikan nya.

Dia menoleh padaku lalu tersenyum simpul, lalu dengan santainya dia memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana panjangnya dan berjalan menghampiriku dan Azand yang berada di pangkuanku.

Aku salah tingkah, tidak tahu harus apa dan bagaimana.

Aku menunggu setiap langkah nya, yang terasa sangat lama, pandanganku tepaku padanya, seolah tidak sanggup untuk mengabaikannya.

Sampai aku sadar, Nowell sudah ada tepat di depanku, lalu berjongkok mensejajarkan pandangannya denganku,

"Ayo!" ajak nya

Aku mengerjapkan mata kaget, sadar dari lamunanku
"Hah.. Kemana?"

"Ketempat yang seharusnya kita berada"

"Apa mak... Sud... Mu?" ucapanku terbata bata, karena sebelum aku meneyelesaikan kalimat itu, aku sudah berpindah tempat.

Di ujung tebing, yang curam.

Kini aku, Azand, dan Nowell berada di sana.
Suasana balkon sudah lenyap di gantikan dengan rasa gersang dari sengatan sinar matahari di atas tebing.

Nanjauh di sana aku melihat sebuah bangunan megah berwarna coklat.

Apa itu rumah?

Kalau iya, besar sekali!

"Di.. Dimana kita?"

"Di rumah" jawab Nowell, tanpa minat.

Di pangkuanku terasa ada yang bergerak.

"Ember?" tanya nya lemah.

Terkejut aku mendengar suara nya.

"A.. Azand? Apakah ini kau?"
Tanyaku sedikit panik, sambil membolak balikan wajah Azand ke kanan dan ke kiri.

"Apa kau sudah gila?" sambil menepis tanganku dari wajah nya.

"Ohh syukurlah, kau sudah kembali!!!" seru sambil memeluknya.

"Apa maksud mu? Mana yang lainnya?"

Aku mengabaikan pertanyaannya, karena terlalu senang, Azand sudah kembali.

"Dan dimana kita?"

TBC
----------------->

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 26, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

PHAINOMENONWhere stories live. Discover now