[3] Pertemuan Rahasia 02

14 8 12
                                    


Aku refleks membalikan badan, dan melihat dia sedang duduk di kursi meja makan.

"Kapan dia ada di sana?" Pikir ku.

"Err... Kau lihat, aku sedang minum"
"Em atau lebih tepat sudah minum"

Kuletakan gelas di meja, dan berniat untuk pergi, karena aku tidak mau lama lama dengan si pemilik villa.

"Kalau begitu aku kembali ke kamar dulu"

Aku berjalan meninggalkan dia sendiri di ruang makan, dan saat hendak menaiki tangga.

"Tunggu" tuturnya.

Aku berhenti dan berbalik.
"Kenapa?" tanya ku sesikit gugup

"Tunggu" ulangnya.

Aku perhatikan ekspresi wajah nya, namun aku gagal memahami apa isi kepalanya.

"Ya.. Aku tunggu, apa yang akan kau tanyakan?" aku memberanikan diri untuk bertanya, dan bersikap tenang. Semoga dia tidak mengetahui kegugupanku.

Dia bangkit dari kursi yang sedang dia duduki, dan berjalan menghampiriku,
Dia berjalan santai, dengan mata yang terus melihat ku, tanpa berpaling.

Mudur
Itu yang aku lakukan,

Sampai punggung ku menyentuh dinding di belakangku.

Dengan panik, aku memalingkan wajahku.
Mencoba untuk mencari jalan lain, tentunya untuk kabur dari situasi ini, Menurutku.

"Aku menyuruhmu, untuk menunggu" ucapnya dingin.
Membuatku menuruti perkataannya tanpa bertanya lagi.

Tuhan...
Kau ada bersamaku kan?
Kumohon buat aku menghilang!
Kumohon...

Entah kenapa aku berdoa, tapi yang pasti aku ingin menghilang sekarang.

Bayangkan kalau kalian ada di posisi ku sekarang.

"Moon" lirihnya

Kini dia berdiri tepat di depanku.

"Hehh... Ka..Kau aneh!"

"Moon" ulang nya

Ini membuatku teringat kejadian sebelumnya, dia pernah memanggilku 'Moon', dan sekarang dia akan begitu lagi!, jangan harap aku akan sama dengan sebelumnya.
Sedikit jengkel dengan pria di hadapanku ini.

"Apa yang kau mau? Dan dari mana kau tau namaku? Apa kau penguntit? Oh atau fans ku, mungkin?!" suara ku meninggi.

"Moon"

"Iya.. Iya.. Tapi mau apa kau? Aku tidak mengerti. Sudahlah, ini sungguh tidak jelas!"

Aku berniat untuk pergi, namun lenganku di tahannya, dan itu membuatku melihat tangannya.

"Eh.. Tangan mu?"

Dia buru buru melepaskan genggaman nya, dari lenganku.

"Ayo kita pergi dari sini" ajak nya.

Belum sempat aku menolaknya, tiba tiba ada angin besar yang menghantam ku dan tebak apa yang terjadi?!

Aku kelilipan!

Oh bercanda, tentu saja tidak.

Pantai.

Aku sekarang ada di pantai, dan itu bukan ide yang bagus untuk jalan jalan di pantai pada jam 3 pagi.

"Hehh bagaimana aku bisa ada disini?!"

Aku memeluk diriku sendiri, menggosok gosok lengan ku.

Dingin.

PHAINOMENONWhere stories live. Discover now