[2] Pertemuan Rahasia 01

22 9 6
                                    

Langkah ku terasa berat, namun rasa penasaranku mengalahkan rasa takut ku.

Ketika aku sudah di depan pintu kamar yang sedikit terbuka itu, aku mendengar laki laki pemilik villa, berguman dalam isakan nya.

"Kenapa kau mengorbankan dirimu?"
Tanya nya, entah pada siapa.

Sedikit terkejut mendengar itu.

Dengan perlahan aku membuka pintu kamar,
Sedikit, demi sedikit
Namun aku tidak kunjung melihat pemilik villa yang ada di depan pintu masuk di dalam kamar.

Dengan satu tarikan napas aku membuka lebar pintu kamar, dan.

Kosong...

Tidak ada siapapun di dalam kamar.

"Kemana dia pergi?" tanya ku heran.

Lalu aku masuk ke dalam, dan mengambil ponselku yang terjatuh akibat insiden tubuhku yang kaku beberapa menit yang lalu,
Dan berniat menyusul teman teman ku yang ada di balkon depan.

///

Balkon depan.

"Emberrr! Kemana aja si loh?" tanya Inggin khawatir.

"Entah lah" jawab ku lelah.

Aku tidak mau menjelaskan apa yang aku alami sebelumnya, karena mustahil mereka akan percaya begitu saja.
Dan memilih untuk diam, saat ini. Mungkin jika situasi nya berubah akan ku ceritakan semuanya. Pikir ku.

Lalu aku duduk di samping pak kusir, yang sedang berkeja~

Eh salah! Di samping Inggin maksud ku.

"Eh ngomong ngomong, aku pengen tanya, siapa yang memesan villa ini?" tanya ku.

"Gak pesan ko" celetuk Detta dengan polos.

Sontak semua orang memalingkan wajah mereka serentak ke arah sumber suara.

"Hah? Maksud loh?" kata Azand.

" Iya gue, lihat di navigator mobil gue tadi waktu perjalan kemari"

"What? Jadi maksud loh, kita dateng ke Villa ini tanpa reservasi gitu? Dadakan?!" kata Dani sewot.

"Hemm... Iya" Detta meng-iya kan pertanyaan Dani.

Dani menepuk jidat nya sendiri, Sebagai respon atas jawaban Detta.

"Ya.. Ampun Detta, lo kenapa gak tanya sama kita dulu?" kini Inggin yang berada di samping ku mulai gelisah.

"Selain di navigator, gue lihat iklan nya di sepanjang jalan ko"

"Iklan? Dimana? Sebelah mana? Ko gue gak lihat ya" tanya ku heran, karena aku satu mobil dengannya, dan tidak melihatnya.

"Iya iklan paan sih loh Det? Jangan bikin gue parno yah" ulang Azand.

"Eh kalian gak ada yang lihat, iklan nya?"

"Dani, lo liat?"

"Enggak"

"Azand kalo loh, liat?"

"Kagak" sambil menggelengkan kepala.

"Klo loh?"

"Sama enggak lihat" jawabku.

Inggin bertanya pada semua orang, dan tidak ada yang melihat adanya iklan di perjalanan tadi.

"Ehhh... Ko bisa si?"
Sekarang Detta mulai panik dan parno sendiri.

"Sumpah gue tadi siang lihat iklan nya di sepanjang jalan, makanya gue ngikutin petunjuk jalan nya." sekarang Detta mulai panik.

Menghela napas.

Itu yang aku lakukan sekarang.

Sekarang semuanya yang terjadi hari ini tidak ada yang normal.

Kulirik ponselku, dan waktu sudah menunjukan pukul 23.00.

"Hahh.... Sekarang lebih baik kita kembali ke kamar, dan tidur. Kita lanjutkan lagi ini besok." ajak ku, yang di setujui semua orang.

"Tapi gue tadi lihat iklan nya di jalan!" ulang Detta, yang sekarang sudah pucat pasi, karena dia adalah yang paling penakut di antara kita semua.

"Udah lah Det, lo jangan dulu ambil pusing masalah ini. Besok kita bicarakan lagi, atau perlu kita cek ke jalan dan lihat, apa ada iklan di sepanjang jalan menuju ke sini?. Oke?"
Ujar Dani sambil merangkul pundak Detta dan menepuk nepuknya, untuk menenangkannya.

Detta menganggukan kepala, sebagai jawaban.

Di sisi lain, yang tidak kusadari ada Azand yang belum meninggalkan tempat duduk ya di balkon tadi, dan masih diam sambil menatap kosong kedepan.

//

Di ruang makan.

Sekarang aku hanya berduan saja dengan pemilik villa,

Entah apa dosa ku, sampai sampai aku bisa terjebak dengan situasi ini.

*flasback on

Tadi waktu terbangun dari tidurku, aku berniat mengambil air untuk minum, kerena tergorokanku terasa sangat kering, dan berpikir untuk minum.

Di ambilnya hp ku dan jam menunjukan pukul 2 dini hari.

Ku lihat semua orang sedang hanyut dengan mimpi mereka masing masing.

Aku mengurungkan niatku untuk membangunkan Inggin atau Detta untuk mengantarkan ku membawa air keluar dari kamar.

Dan ku putuskan aku akan mengambilnya sendiri.

Aku berjalan menuruni sedikit tangga untuk ke ruang makan, mengambil segelas air.

Aku berjalan sambil memegang tenggorokanku yang kering, sampai sampai suaraku tidak keluar.

"Ah itu dia!" ucap ku dalam hati.

Ketika melihat lemari es di sampil meja.

Aku sesikit berlari kecil, le arah lemari es untuk mempercat dan mempersingkat waktu, sehingga aku bisa kembali tidur. Pikir ku senang.

Sampai ada suara seseorang di belakangku...

*Flasback off

Segelas..
Dua gelas..
Sampai tiga gelas, aku minum.

"Hahhh" akhirnya suara ku kembali.

"Sedang apa disini?"

Deg

Siapa?

Aku refleks membalikan badan, dan melihat dia sedang duduk di kursi meja makan.

"Kapan dia ada di sana?" Pikir ku.

------------------->
Tbc

Semoga suka <3
Tinggalkan jejak kalian, dan aku sangat hargai itu ^∆^

Next chapt???









PHAINOMENONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang