[5] Tertangkap

11 5 11
                                    

Maksudnya selamat dari apa?

Dani, sekarang giliran dia yang akan turun namun, di belakang ada seseorang yang tengah memperhatikan kami, yang hendak kabur.

Nowel!! Jeritku dalam hati.

"Dani, cepet lo turun!" ucapku kepada Dani, dan langsung di turutinya.

Kulihat Dani, berhasil turun dengan selamat, dan langsung  berlari bersama Inggin dan Detta, munuju mobil, lalu langsung tancap gas, meninggalkanku, Azand, dan Nowell di balkon.

Nowell melirik ke bawah,melihat mobil melaju dengan cepat meninggalkan villanya.

"Apa kalian mencoba kabur?"

"Ya!" jawab Azand dengan nada menantang.

"Siapa kau?" dengan nada datar, tidak ada minat dalam suaranya.

Namun matanya, menatap tajam kepada Azand.

"Dia temanku! Jangan berani macam macam padanya. Nowell!"

Aku berdiri tepat di depan Azand, dan menghalangi Nowell, berbuat sesuatu yang buruk terhadapnya.

Kulihat Nowell menarik sudut bibirnya, dia terseyum sinis. Bukan padaku, tapi pada seseorang yang ada di belakangku.

"Moon, coba kau berbalik, dan lihat" perintah Nowell pada ku.

Hah, apa yang dia rencanakan.

Aku menolehkan kepalaku sedikit kebelakang, dan mataku menangkap sesuatu yang berbeda dari temanku. Azand.

Seketika aku membalikan badan,

"Gido!"

Orang yang berada dibelakangku, adalah Gido, pria yang tadi malam bertemu dengan ku.

Azand! Kemana dia!?

Refleks aku menjauhi Gido, "kemana temanku Azand!?" teriakku entah pada siapa.

Aku menyadari di sini aku sendiri, teman temanku sudah pergi tadi,

Apa yang harus ku lakukan?

Mundur.

Aku terus mundur kebelakang, tanpa menyadari di belakangku adalah ujung dari balkon.

Namun, sial! Aku terlambat menyadarinya, dan aku terjatuh dari balkon.

Seakan-akan nyawa ku tertinggal di atas namun ragaku sudah terjun kebawah, secepat angin.
Tanganku terulur ke atas, mencoba menggapai pilar, namun sia sia.

"Akh!!!!!" aku berteriak,

dalam benakku berpikir.

Mungkin lebih baik aku mati saja...

Saat ku pejamkan mata. Pasrah, angin berhembus dari punggungku dan membuatku naik kembali ke atas balkon, namun ada yang berbeda sekarang, aku berada dalam rangkulan seseorang.

Ku dongak kan kepalaku, dan melihat Nowell yang sedang menatap tajam Gido.

"Te.. Terimakasih" ucapku sangat pelan.

"Nanti saja terimakasihnya" katanya padaku.

"Maksudmu?" tanyaku bingung, "tapi bisa kau lepaskan dulu rangkulanmu ini?"

"Tidak" tolak Nowell.

Tangannya melingkar di pinggangku, dan itu membuatku risih.

Aku mencoba meronta ronta, agar dia melepasku, namun tangan nya terlalu kuat untuk ku.

PHAINOMENONWhere stories live. Discover now