[1] FENOMENA

30 13 27
                                    

Hai namaku September Moon....
Aku tidak habis pikir dengan orang tua ku, kenapa mereka memberiku nama yang tidak ada kreatif kreatif nya.

Dengan namaku ini, aku sudah cukup puas dengan ejekan dari orang lain dan yang paling utama dari teman temanku, yang sialan itu!
Tapi aku sayang mereka.
alhasil aku hanya bisa geleng geleng kepala dan pasrah dengan apapun yang mereka katakan.

/Singkat cerita.

Minggu lalu aku bersama teman teman ku tentunya, merencanakan liburan ke pantai!
Pantai, guys!

"Hey Ember! Kau jadi ikut kan besok?"
kenal kan dia si botak kurang ajar, namanya Dani.

"Yah Ember muasa ndak ikut siii?"
Goda Inggin, ikut nimbrung.

"Berhenti memanggilku 'Ember'!"
Kataku frustasi.

Kalian tau ember?
Ya, alat multifungsi itu yang identik dengan warna hitam. Aku yakin kalian pasti tau itu.

"Tapi itu namamu kan?"
Ujar Azand, juga ikut nimbrung.

"Apa apa ?kalian lagi bahas apa nih?"
Sekarang Deta juga ikut nimbrung.

"Kepo lo Det" ujar Inggin.

"Gapapa kali ah, kepo itu tanda kita peduli kan"
Ujar nya tidak mau disalah kan.

"Peduli pantat lu!" ujar Dani.

"Shuttttt! Kalian paan si gak penting tau gak."
Kataku mencoba mengehentikan perdebatan Un-faedah itu.

"Yeyy, Ember malah tu.. Malah, hahhaha" Azand tertawa, yang membuatku semakin ingin mematahkan leher nya, biar dia mampus sekalian.

"Hahh terserah deh, pokok nya besok aku ikut ke pantai bareng kalian, titik!" sambil menggebrak meja yang ada di depan ku.

"Woahhh Ember ikut nih, emang dia gak bisa nolak klo tempat nya pantai ya."
Ujar Inggin, sambil meletakan tangan, dan bertumpuk dengan tangan ku tanda dia sejutu, dan di ikuti dengan yang lain nya.

//ke esokan hari nya......

Pergi ke pantai adalah tujuan utamaku ikut perjalanan ini, namun di perjalanan ada tikungan tajam dan menanjak, tapi mobil kami berhasil melewatinya, alhasil setelah beberapa saat sampai lah di sebuah villa, yang entah siapa pemilik nya, namun disana perasaanku tahu bahwa pemilik nya adalah dia, seorang laki laki yang berdiri di ambang pintu dengan senyuman ramah menyambut kami, dia terlihat sekitar umur 25 tahunan menurut ku.

kami total nya ada 2 mobil, dan ada satu mobil yang di dorong oleh para penumpang nya karena tidak berhasil naik di jalan tikungan tajam di pejalanan menuju villa, Dani dan Azand yang mendorong terlihat sangat kelelahan dan Inggin ada di kursi kemudi, menampil wajah lelah nya ,aku sedikit besyukur ikut dengan Detta dan tidak ikut rombongan mobil itu.

...

Kami memasuki villa, dan wah!! Di dalam nya cukup mewah dengan langit langit yang tinggi, melewati ruang makan yang bergaya Inggris dengan meja panjang dan banyak kursi.

Semua berdecak kagum melihat itu, namun tidak sampai di situ, kami menuju tangga yang tidak terlalu tinggi, untuk melihat ruang tidur.

"Aku mau tidur di ranjang Queen size, pokonya!" celetuk Inggin.

"Yey, emang lo doang yang pengen." ujar Dani.

"Enggak dong! Yang lebih berhak dengan ranjang super nyaman itu aku.
kalian tau, aku yang mendorong mobil kesini, ingat itu! wahai para followers ku"
Celetuk Azand dengan nada yang di buat buat.

"Kolong ranjang aja lu Zand"
Sekarang Detta juga ikut ikutan.

"Gue juga kali, yang dorong tadi" ujar Dani,
Sambil menoyor kepala Azand.

PHAINOMENONWhere stories live. Discover now