DELAPAN

1.4K 70 8
                                    

"Jangan kepedean, dia menolong bukan karena ada rasa. Tapi karena memang dia baik ke semua orang"

Kicauan burung-burung terdengar cukup nyaring, bersamaan dengan kokokkan suara ayam. Membuat sang pemilik kamar mengerjap-ngerjapkan kedua matanya. Devano bangun dari duduknya melirik jam dinding yang menunjukkan pukul lima pagi. Ia merasakan tubuhnya terasa sakit, ya mungkin karena tadi malam ia tidur di sofa kamarnya, sendangkan kedua sahabatnya tertidur pulas di kasur miliknya. Kemudian Devano melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk bersiap-siap.

Setelah selesai bersiap-siap serta beribadah, Devano melangkah kakinya keluar kamar. Menuruni anak tangga, hingga tiba di lantai dasar. Saat ini Devano mengenakan pakaian untuk berolahraga. Celana jogger bahan, serta kaos pendek berwarna putih dengan dilapisi jaket berwarna putih juga yang sengaja resleting jaketnya ditutup setengah.

Ia melangkahkan kakinya keluar rumah dan mendapati mamanya yang tengah menyapu perkarangan rumah. Devano terduduk di teras seraya memakai sepatu olahraganya, kemudian Devano menghampiri mamanya untuk berpamitan serta mencium pipi mamanya.

Devano menggoes sepedanya dengan santai, di hari minggu pagi ini ia akan gunakan waktunya untuk menyehatkan tubuhnya. Langit pagi yang masih sedikit gelap, serta angin pagi yang bertiup kencang, mengawali semangat Devano di pagi hari ini, dan mungkin Devano akan membawa dirinya serta sepedanya ke suatu tempat yang sering ia kunjungi jika berolahraga di hari minggu.

Ia terus menggoes sepedanya, keringat yang mengucur di pelipisnya sedikit terlihat, dan tubuhnya pun mulai sedikit berkeringat. Hingga beberapa menit berlalu ia habiskan untuk sampai di tempat tujuan dan akhirnya sampai di tempat yang ia sering kunjungi jika berolahraga.

Di taman ini, sudah mulai ramai orang-orang yang berolahraga juga. Mulai dari anak-anak sampai yang orang dewasa berkumpul di sini. Devano turun dari sepedanya, lalu menuntun sepedanya ke arah bangku taman yang berda dekat dengan kolam ikan. Ia mendudukkan tubuhnya di bangku itu, mengatur nafasnya, lalu menenggak sebotol air yang dibawanya. Setelah dahaganya hilang, ia sedikit membasuh wajahnya dengan air. Segar.

Hingga aktivitasnya terhenti saat melihat seorang gadis yang tengah menaburi sesuatu pada kolam ikan. Ia cukup mengenal gadis itu. Kayla. Ia terdiam, jantungnya berdetak tidak karuan. Gadis yang ditatapnya itu tengah asik melemparkan sesuatu ke arah kolam ikan. Gadis itu sama seperti Devano, yang mengenakan pakaian olahraga.

Tak sengaja manik mata ke duanya bertemu dan membuat keduanya saling terdiam satu sama lain. Dengan cepat Devano mengalihkan pandangannya ke arah lain. Lalu Kayla bangun dari duduknya menuntun sepeda berwarna merah mudanya dan berjalan ke arah seberangnya, menuju Devano berada.

Kayla memarkirkan sepedanya, serta mengambil sesuatu yang dibawanya di keranjang sepeda. Sekotak susu di tangannya ia sodorkan pada Devano. Devano mengernyitkan dahinya bingung dan tidak mengambil sekotak susu itu.

"Ini, buat kak.Devan, kebetulan Kayla bawa dua".

Devano pun menerima sekotak susu rasa vanila yang Kayla berikan, tentunya Kayla tersenyum senang. Memberikan sekotak susu saja Kayla sudah senang, kemudian Kayla membalikkan tubuhnya dan kembali menuntun sepedanya, beranjak meninggalkan Devano. Lalu Devano tersenyum tipis bahkan sangat tipis.

DEVANO [ REVISI ]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora