Sampe akhirnya yoora nanya sama taeyong yang lagi sibuk nyetir.

"Kamu masih sama joy?" Tanya yoora

Membuat taeyong menoleh, dengan raut wajah yang susah diartikan.

"Dia udah nikah" jawab taeyong lesu

"Dan lebih parahnya sama sepupu aku sendiri." lanjutnya dengan suara pasrah.

"Kamu yang sabar yah" tangan kanan yoora terulur untuk mengusap dan menepuk nepuk bahu taeyong prihatin.

"Nyesel dulu aku mutusin kamu yoor" katanya kemudian,

Deg

membuat tangan yoora yang mengusap-usap bahu taeyong terhenti.

"Ehh, berhenti itu kantornya ,eumm makasih ya tae udh nganterin aku, duluan ya bye" ujar yoora, kemudian buru-buru keluar dari mobil taeyong, dan mengambil semua barang belanjaannya, dengan tangan kiri masih menggendong heejin yang tertidur pulas dibahunya.

Segitu bencinya ya kamu sama aku yoor?. Batinya lalu tertawa miris,

kenapa dulu dia dengan mudahnya memutuskan yoora demi joy, yang udh jelas-jelas bakal dijodohin sama sepupunya sendiri? Kenapa dia dan genk'nya dengan bodohnya menjadikan yoora sebagai bahan taruhannya? Kenapa dia malah milih batu diantara banyaknya berlian? Kenapa? Taeyong tuh gak bisa diginiin.

Ternyata bener kata pepatah, penyesalan selalu datang diakhir, katanya dalam hati, sambil menatap punggung yoora, hingga hilang dihadapannya.

Kemudian melajukan mobilnya pergi meninggalkan kantor Hwang's.

****

"Permisi, apakah saya bisa bertemu dengan Tuan Hyunjin" kata yoora didepan resepsionis.

Sang resepsionis melihat Yoora dengan tatapan intents, kemudian melirik heejin yang sedang mengucek-ngucek mata.

"Maaf, bagaimana noona heejin bisa bersama anda?" Tanya resepsionis yang bernametag Kim Yerim, dengan nada sinis.

"Mom, kok tante yerim kepo bgt sih kyk om taeyong" kata heejin menunjuk siresepsionis dengan jari telunjuknya.

Whatt? Mom? Mommy gitu? - kyr

"Tante, cepet deh jawab mommy heejin. Kasian mommy heejin pegel nih nungguinnya" ujar heejin membuyarkan bengongan yerim.

"Tentu bisa, Tuan Hwang sekarang sedang beristirahat diruangannya, dilantai 4 nyonya."

"Yuk mom"

"Makasih ya"

kemudian  yoora dan heejin menunggu lift terbuka.

Ting!

Lift terbuka yoora langsung masuk tapi dahi nya terbentur sebuah dada bidang seseorang.

Dukk

Kemudian yoora mendongak,

monyetlah, ganteng bgt masa. Ujarnya dalam hati.

Seseorang tolong tampar yoora sekarang!

Tinggi, putih bersih, tampan, cool, alis tebal, bibir penuh, hidung cem prosotan tknya yoora dulu.

"Kamu gapapa?" Tanya laki-laki tersebut

"Eh-h iy-yaa gapapa  ko-kk" ujar yoora gugup.

"Saya bantuin bawain belanjaan kamu ya?" Tawar laki-laki tersebut.

"Eumm gimana ya? Gk ngerepotin kan?" -yoora

"Gak kok, itung-itung ucapan rasa bersalah saya ke kamu"

kemudian tersenyum ke yoora.

Ett, disenyumin lur- yoora

"Oke"

"Lantai berapa?"

"4,"

"Itu anak kamu?" Tanya si laki laki itu.

"Sekarang banyak orang yang mau tau ajh urusan orang lain ya mom"

"Heejin kamu gk sopan, minta maaf sama om nya" bisik yoora ke heejin, tapi masih bisa didengar si laki-laki tersebut.

"Maafin heejin ya om"

Ucapnya sembari menunjukan mata polos dan mengerjapkan matanya berkali-kali.

Laki-laki tersebut hanya terkekeh kecil, kemudian mengangguk.

Mam?pus. Duhh si heejin kebiasaan bgt dah orang pertanyaannya buat gue, malah dia yang jawab -yoora


******

Tbc.

Double up yeayy 🙌

Next lagi kapan?

Btw, jngn lupa vomment ❤✨

DADDY ; Hwang Hyunjin [REVISI]Where stories live. Discover now