BAB XVI Kepercayaan 2 (Revisi)

148 29 11
                                    


Irene telah sampai di depan kediaman keluarga Suho. Kemudian Irene membunyikan Bell. Tak lama pintu terbuka.
Chenle yang membuka pintu.

Chenle :"Oh, kak Irene, a-ayo masuk."
Sebenarnya Chenle agak gugup karena ia tau keadaan di rumahnya seperti apa.

Irene :"Terima kasih."
Irene tersenyum lebar saat memasuki rumah mertuanya itu.

Saat masuk Irene melihat Ayah mertuanya sedang duduk di ruang tengah sambil memainkan ponselnya.

Irene:"Halo ayah, apakabar?"

Ayah Suho :" Oh Irene, kabar ku baik, bagaimana kabarmu?" Jawab Ayah mertua Irene dengan senyum yang lebar.

Irene :"Kabar Irene juga baik, dimana Ibu?"

Ayah Suho :"Dia ada di taman belakang."

Belum sempat Irene beranjak. Irene mendengar Suara seseorang yang Ia rindukan belakangan ini.

Suho bertanya kepada Ibunya "Mahh.. apakah kau melihat mantelku, aku lupa menyimpannya."

Ibu Suho :"Aku tidak melihatnya semenjak kau pulang 2 hari yang lalu."

Mereka tidak menyadari keberadaan Irene disana.
Irene terkejut dengan kenyataan bahwa 2 hari yang lalu Suho sudah pulang dari Jepang, namun Suho tidak menghubunginya.

Irene :"Suho, kau sudah pulang?"

Suho dan Ibunya sama sama terkejut saat menyadari keberadaan Irene.

Suho :"Emm aku sudah pulang, ada apa kau kemari?" Tanya Suho dengan nada dingin.

Irene :"Aku ingin memberikan ini, buah tangan dari Ibuku. Dua hari yang lalu adikku berkunjung ke rumah."

Ibu Suho :"Bukan kah kau anak tunggal?" Dengan nada ketus

Irene terkejut, kenapa suasananya menjadi seperti ini. Bukankah seharusnya Suho memiliki hutang penjelasan kepadanya.

Suho :"aku melihat semuanya, kau tidak perlu berbohong, aku berikan kesempatan kepadamu untuk menjelaskan semuanya." Nada suara Suho masih terkontrol tapi penuh dengan penekanan.

Irene :"Apa yang perlu aku jelaskan? Apa yang kau lihat? Aku tidak mengerti."
Jujur saja Irene merasa kebingungan dengan keadaan ini. Ia tidak tau apa apa.

Ibu Suho :"Suho melihatmu berpelukan dengan pria lain di depan rumah kalian. Suamimu sedang pergi bekerja tapi kau malah berselingkuh dengan pria lain."

Irene:"Apa? Pria lain? Berselingkuh? Pria itu adikku Bu, Ibuku pernah menjelaskannya saat pertemuan keluarga kita."

Air mata Irene mulai mengalir, dia merasa tidak ada yang benar benar percaya kepadanya. Bahkan suami dan Ibu mertuanya menyimpulkan hal seperti itu.

Ibu Suho :"Astaga!! iya, ibu baru ingat. Maafkan Ibu. Ibu benar benar lupa, ibu hanya terlalu terbawa suasana saat mendengar pernyataan Suho." Ibu Suho langsung menutup mulutnya.

Irene :"Meskipun jika itu bukan adikku tapi bisakah kalian percaya kepada ku bahwa aku tidak mungkin melakukan hal seperti itu." Ucap Irene dengan nada bicara yang bergetar dan sambil terisak.
Karena dia tidak percaya hal ini bisa terjadi kepadanya.

Suho hanya terdiam, dia merasa bodoh sekali. Bahkan sampai saat ini dia tidak tau adik yang di maksud itu siapa. Kemarin Suho hanya berfikir bahwa Irene balas dendam kepada Suho atas perbuatannya di awal mereka menikah.

Irene melihat Suho yang hanya terdiam tanpa sepatah kata pun merasa sakit hati, apakah Irene serendah itu hingga mereka menyimpulkan hal yang buruk tentangnya.

promise [suho x irene] marriage life  Where stories live. Discover now