Friend Help Me

691 12 1
                                    

Selamat membaca !

Pada pagi yang cerah berkumpul 5 orang sahabat.

"Pesen yang banyak deh! Nanti gw yang bayar!. Pokoknya kalian harus makan sampe kenyang kalo perlu bungkus bawa pulang sana." Kata Brandon dengan sombong.

"Wow! Baru gajian ya? Kok royal banget sih?." Tanya tommy heran.

"Bawel ah! Mau ditaktir ga nih?." Kata Brandon kesal.

"Ya jelas maulah! Hari ini kan giliran lo yang keluar duit." Kata anna yang menaik turunkan alis nya.

Tidak lama kemudian Elsa datang menghampiri meja dimana mereka duduk. Ia baru pamit dari toilet untuk menerima telepon.

"Elsa kenapa lo? Kok sedih. Pamali loh sabtu- sabtu murung begitu apalagi kita lagi kumpul!!." Kata anna bertanya.

"Iya kenapa sih? Dompet lo ilang? Atau hati lu yang ilang di gondol kucing?!." Tanya Ivan.

Brandon dan Tommy tertawa menimpali lelucon Ivan tersebut.

"Mama gw barusan telepon. Dia bilang papa gw bangkrut sekarang dan semua rumah, mobil, dan tabungan di bank ludes tanpa sisa... hiks.. hiks..." kata Elsa menangis terisak-isak.

"D-dan kami juga harus pindah ke tempat tinggal yang lebih kumuh, kotor, dan menjijikan. Parah nya lagi semua kebangkrutan ini karena papa terlibat kasus korupsi dan sekarang dia menjadi buronan polisi hiks.... hiks..." kata Elsa yang menangis tambah kencang.

" HAH!! YANG BENER LO?!." Kata Brandon yang terkejut.

"Berarti lo anak buronan donk?!!." Kata Ivan yang melihat Elsa sinis.

"J-jadi lo jatuh miskin sekarang, Sa?." Kata anna yang tergagap.

Brandon, Ivan, Anna dan Tommy memasang raut muka tegang dan memandang hina kepada Elsa yang sedang menangis.

"Gw udh nggak punya apa-apa sekarang, tapi kalian masih mau kan temenan sama gw? Kita kan sahabatan sejak enam tahun lalu." Kata Elsa yang menceritakan semua dan bertanya pada sahabatnya.

Anna menjauhkan kursinya yang tadi nya berada di dekat kursi Elsa. Ia merapat kearah kursi Brandon yang berada disebelahnya.

"Ya, lo tau sendirilah, sa. Kita ini sekumpulan remaja-remaja kaya. Jadi, mana mungkin lo bisa ngikutin gaya hidup kita." Kata Anna.

"Apalagi kalo kita suka belanja ngabisin berapa puluh juta buat sehari doank, dan lo ga mungkin bisa sebanding sama kita semua." Lanjut Anna.

"Mending lo pulang aja deh dan tengok keadaan orang tua lo, sa. Dan salam dari gw jangan pergi ke orang tua gw buat minta bantuan apapun." Kata Tommy yang sudah malas berurusan dengan Elsa.

Ivan dan Brandon hanya memandang dingin kearah Elsa. Elsa pun menatap mereka dengan tatapan yang sangat sedih dan tak percaya bahwa sahabat-sahabatnya akan bersikap begitu.

"Gw pikir persahabatan kita selama enam ini berarti. Tapi ketika gw jatuh miskin, kalian semua mencampakkan gw begitu aja!!." Kata Elsa yang sangat kecewa.

"Sudahlah, sa. Pulanglah betul juga apa yang dikatakan Tommy. Sudah bagus makanan lo gw yang bayar!." Kata Brandon.

Elsa bangkit berdiri dari kursinya kemudian menatap sedih keempat temannya. Kemudian ia meninggalkan mereka dan keluar dari cafe.

"Gila banget si Elsa, masa kita disuruh anggep dia yang udh jatuh miskin itu sebagai temen sih! Sementara dia udh melarat. Gw jadi ga nafsu makan." Kata Ivan ngedumel.

"Sama nih, ya udh gw minta bill abis itu kita pergi dari sini gw udh muak banget disini." Kata Brandon bangkit untuk ke kasir.

Tiba-tiba Anna yang sudah hampir di mobilnya, berlari menghampiri Brandon dan Ivan.

"Guys! Barusan gw dapet kabar nih! Katanya ada seorang gadis yang ciri-cirinya mirip banget sama Elsa mau lompat dari fly over!!!." Kata Anna panik.

"Serius lo!." Kata Ivan terkejut.

"Masa kayak gini gw bohong, yang bener aja lo! Coba cek handphone kalian kalian!." Kata Anna setengah berteriak.

Brandon dan Ivan mengecek handphone handphone masing-masing dan menerima kabar yang sama dari pesan broadcast.

"Gila!! Ayo kita langsung ke fly over itu! Lo bareng kita aja Anna! Telepon Tommy, suruh dia langsung kesana." Kata Brandon

Anna, Ivan dna Brandon masuk kedalam mobil. Brandon mengemudikan mobil kearah fly over tempat dimana Elsa hendak bunuh diri. Tiba-tiba di separuh perjalanan, handphone Ivan berbunyi dan raut muka Ivan berubah menjadi sangat tegang.

"Guys... kita bener-bener terlambat!. Elsa udh lompat dari fly over tersebut dan ia tewas." Kata Ivan

Brandon langsung menghentikan mobilnya secara mendadak. Anna menangis tersedu-sedu di jok belakang mobil.

"Kita langsung ke rumah sakit permata biru aja. Jenazah Elsa dibawa kesana sekarang." Kata Ivan yang gemetar memegang handphonenya.

"Hubungi Tommy juga suruh kesana sekarang ga pake lama!." Kata anna yang mengatakan sambil menangis.

Brandon menarik nafas panjang, dan kemudian mengemudikan mobilnya kearah rumah sakit itu.

Sesampainya disana, mereka bertiga berlari dan didepan ruang jenazah sudah ada ibu dan cherli kakak Elsa yang duduk membisu. Dan Anna langsung berlari untuk memeluk Cherli.

"Kakak, maafkan kami semua. Ini semua salah kami. Kalau aja kami kasih support ke Elsa, pasti jadinya tidak akan begini. Tetapi kami malah meninggalkan Elsa begitu saja saat ia membutuhkan kami." Kata Anna yang begitu sedih dan menyesal dengan semua yang dia perbuat pada Elsa.

Cherli mengambil napas dan membalas pelukan Anna dan juga mengelus punggung Anna dengan lembut. Cherli tidak dapat menahan air mata yang dia bendung dari tadi.

"Sudahlah, kami sudah memaafkan kalian. Ini semua sudah digariskan oleh Yang Maha Kuasa. Aku cuma memohon agar kalian terus mendoakan Elsa agar ia tenang disana." Kata Cherli dengan tabah.

Brandon dan Ivan terkesiap menatap Cherli yang tidak marah kepada mereka dan malah memaafkannya.

"Kami mohon maaf sebesar-besarnya kak. Kami pasti akan terus mendoakan Elsa." Kata Ivan dengan nada menyesal

"Tidak perlu minta maaf terus menerus, van. Elsa hanya tidak kuat menerima kenyataan bahwa kami semua jatuh miskin, aku sangat mengerti karena sejak kecil ia hidup dengan bergelimangan harta harta. Aku sangat berterima kasih kalian mau berteman dengan Elsa." Kata Cherli

Brandon, Ivan, dan Anna takjub dengan kebesaran hati Cherli dan semenjak itu mereka bertekad untuk selalu dan lebih menghargai orang lain dan tidak menggunakkan uang sebagai tolak ukur.

~TAMAT~

Jangan lupa Vote, Comment and follow me
Baca cerita ku yang lain juga...

Cerita Menyedihkan (END)Where stories live. Discover now