03 : Kekuatan Hati

7.6K 405 17
                                    

-Awali dengan Bismillah, akhiri dengan Alhamdulillah-

🍃🍃

"Allah datangkan cobaan padamu, karena kamu mampu untuk melewatinya. Dan, tidaklah Allah jadikan sesuatu dengan sia-sia. Semua selalu ada hikmahnya."
©Indahnursf

🌹🌹

Satu minggu telah berlalu, kondisi Diana sudah membaik, Nayla selalu menemani dan merawat ibunya.

Selama satu minggu juga Nayla tidak pulang ke rumah. Dia setia menemani ibunya di rumah sakit, hingga besok dokter memutuskan pasien boleh pulang.

"Bu, besok yakin mau pulang ke rumah?" tanya Nayla, dia menggenggam tangan perempuan lemah itu.

Diana mengembuskan napas berat, tangan rentahnya memegang wajah mulus Nayla. Di tatapnya kedua bola mata berwarna sedikit hijau itu.

"Iya Sayang, kita akan kembali ke rumah." jawab Diana.

Nayla berdecak kesal, "Bu, Ibu mau celaka untuk yang kedua kalinya?" tanya Nayla tegas.

"Nak, Daddymu itu baik. Ibu yang telah memancing emosinya." Diana berusaha membela Albert.

"Lelaki kasar itu di bilang baik? Bu, dia sudah mencelakakan Ibu. Lihat, Ibu begini karena ulahnya." Nayla mengusap wajahnya. Dia benar-benar bingung dengan pola pikir dari ibu kandungnya ini.

Apakah ini yang di namakan cinta buta? Karena sudah cinta pada orang tersebut, sehingga apapun yang di lakukannya nampak baik-baik saja. Dan tidak di permasalahkan.

Bodoh sekali, jika berpikir begitu. Jika dia memang mencintai perempuannya, mana mungkin dia berani menyakiti perempuannya tersebut. Melihat perempuannya terluka, dia pun terluka. Itu baru dinamakan cinta. Lelaki mampu melindungi perempuannya dari bahaya, atas izin Rabb-Nya. Bukan malah sebaliknya, menyakiti perempuan yang dicintainya hingga menyebabkan luka.

Jika cinta, kendalikan emosimu. Bukan melampiaskan emosi pada orang yang di cinta. Jika manusia punya iman, pasti hatinya aman. Ya, aman dari godaan syaitan, aman dari bisikan syaitan.

Karena, syaitan tidak dapat menguasai orang yang punya iman dalam dirinya. Jika kamu masih di kuasai oleh amarahmu, berarti imanmu belum mampu mengendalikan emosimu itu.

🌹🌹

Dengan berat hati Nayla mengarahkan mobil yang ia bawa menuju rumah besar itu, Nayla berusaha berdamai dengan hatinya, agar segera memaafkan Albert.

Nayla berusha untuk husnudzon. Mungkin saat itu Albert sedang khilaf, semoga saja tidak terjadi hal buruk lainnya, itulah harapan Nayla.

"Oh, Darling. Daddy rindu padamu." Albert berjalan mendekati Nayla. Senyum lebar tanpa dosanya terlihat jelas, membuat Nayla kesal. Seperti tidak ada kata maaf darinya pada orang yang telah dia lukai hingga mengakibatkan cidera.

"Maaf ya, Bu. Daddy melakukan kekerasan pada Ibu kemarin itu tidak sengaja." Nayla mengucapkan itu dengan lantang. Seolah dia mengungkapkan kekesalannya. Mungkin dengan cara begitu Albert bisa sadar atas kesalahannya dan segera meminta maaf.

"Hahaha. Kamu memang anak yang manis, Darling." Albert mengelus pucuk kepala Nayla. Tapi dengan sigap Nayla segera menepisnya, dan mendorong kursi roda ibunya ke dalam.

"Ibu, Nay antar ke kamar ya. Biar bisa istirahat." ucap Nayla, dia berusaha tersenyum.

Setelah selesai mengantarkan sang ibu ke kamarnya, Nayla menuju dapur. Dia akan memasakkan makanan untuk ibunya. Walau rumah mewah itu sudah di penuhi dengan berbagai makanan di atas meja makan, namun Nayla enggan memakannya.

Mahar Cinta Nayla (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang